Advanced Search
Hits
18484
Tanggal Dimuat: 2010/08/22
Ringkasan Pertanyaan
Pertentangan antara Islam dan Kristen dalam masalah apakah Tuhan memiliki anak atau tidak, bagaimana masalah ini dapat dipecahkan?
Pertanyaan
Mengapa kita meyakini bahwa Tuhan tidak beranak juga tidak diperanakkan. Namun orang-orang Kristen memandang bahwa Nabi Isa As itu sebagai anak Tuhan? Bagaimana Anda menjelaskan pertentangan di antara dua agama ini?
Jawaban Global

Berdasarkan apa yang termaktub dalam surah Tauhid (al-Ikhlas) ihwal keyakinan kaum Muslimin bahwa Tuhan tidak melahirkan anak juga tidak dilahirkan dari seseorang. Seluruh agama juga memiliki keyakinan seperti ini dan ajaran Nabi Isa juga tidak terkecualikan dari masalah ini; karena seluruh agama Ilahi berpijak di atas akal dan fitrah (inborn nature) manusia. Akal dan fitrah adalah bukti dari persoalan ini bahwa Allah Swt adalah Pencipta Keberadaan, Mahakaya dan Tidak Membutuhkan pada apa dan siapa pun. Jelas bahwa Pencipta semacam ini tidak boleh membutuhkan ayah dan anak. Karena dengan memiliki ayah dan anak, maka hal itu meniscayakan kejasmanian dan kebutuhan Tuhan, sementara Tuhan suci dan terjauhkan dari sifat-sifat bendawi dan manusiawi seperti ini.

Akan tetapi, apa yang diklaim oleh orang-orang Kristen hari ini menunjukkan adanya distorsi dan penyimpangan dalam agama ini dan jauh dari ajaran Kristen yang murni dan orisinal.

Jawaban Detil

Dalam surah Tauhid (al-Ikhlas) disebutkan bahwa “Allah al-Shamad” (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Al-Ikhlas [112]:2) “Lam yalid walam yulad” (Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Al-Ikhlas [112]:3) Sebagian penafsir (mufassir) memandang “lam yalid walam yulad” itu adalah tafsiran dari redaksi al-shamad,[1] Artinya, Allah itu adalah al-Shamad yakni Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Dari sudut pandang akal mustahil Allah yang tempat segala sesuatu bergatung kepada-Nya (Allah al-Shamad) itu memiliki sifat memperanak atau diperanakkan. Karena kelahiran sebuah entitas dari entitas lainnya merupakan dalil bahwa ia dapat dibagi-bagi dan sesuatu yang dapat dibagi-bagi adalah memiliki rangkapan (murakkab). Dengan kata lain, seseorang yang melahirkan (anak) maka ia harus memiliki bagian-bagian dan apa pun yang memiliki bagian-bagian maka ia membutuhkan pada bagian-bagiannya sendiri; karena sepanjang bagian-bagian itu tidak terhimpun dan terkumpul maka ia tidak akan pernah terwujudkan. Karena itu, anak yang terlahir dari Tuhan adalah sesuatu yang mustahil dari sudut pandang akal. Apabila kita meyakini hal ini, maka sesungguhnya kita membuat Tuhan menjadi butuh kepada sesuatu yang tentu saja tidak sesuai dengan Zat Tersucikan Tuhan. Dan sejatinya keyakinan semacam ini menandaskan bahwa Tuhan belum lagi dikenal dengan semestinya.

Adapun terkait bahwa Tuhan tidak diperanakkan hal itu disebabkan bahwa lahirnya sebuah entitas dari entitas lainnya tidak mungkin dapat terealisasi kecuali ia membutuhkan entitas tersebut; artinya apabila –kita berlindung kepada Allah- Tuhan diperanakkan maka tentu saja orang yang terlahirkan darinya pasti butuh kepadanya. Sebelumnya telah kami jelaskan bahwa mustahil Tuhan yang merupakan Wujud Wajib yang Mahakaya dan Tidak Membutuhkan kepada apa dan siapa pun. Karena itu, tidak ada maknanya bahwa Tuhan diperanakkan atau sesuatu terlahir darinya (memperanakkan).

Nah, apabila dalam ajaran-ajaran agama terdapat sebuah persoalan yang bertentangan dan berseberangan dengan hukum seratus per seratus dan definitif akal seperti hukum akal tentang tiadanya kebutuhan Tuhan terhadap segala sesuatu dan kebutuhan seluruh makhluk kepada-Nya, maka harus dikatakan bahwa agama sedemikian telah mengalami distorsi dan penyimpangan dari rel aslinya yaitu tauhid.

Kami meyakini bahwa seluruh nabi termasuk Nabi Isa As mempropagandakan keyakinan dan kaidah ini “lam yalid walam yulad” (tidak beranak dan juga tidak diperanakkan). Sesuai dengan diktum al-Quran, Nabi Isa As pada saat-saat pertama kelahirannya dan dalam sabdanya yang sarat dengan mukjizat pada ayunan dalam menjawab orang-orang yang berburuk sangka: Inni Abdullah. Ataniyal Kitab wa ja’alani Nabiyyan” (Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,” Qs. Maryam [19]:30) Karena itu apabila sekelompok orang memandangnya, bertentangan dengan hukum akal, sebagai putra Tuhan hal itu disebabkan adanya distorsi dan penyimpangan yang terjadi pada agama ini. Para peneliti meyakini bahwa distorsi ini dilakukan oleh seseorang yang bernama Paulus.

Paulus adalah seorang Yahudi. Ia adalah orang Farisiyan dan tergolong orang yang menentang dengan sengit kaum Kristian pada masanya. Ia tidak segan-segan menyiksa dan membunuh kaum Kristian. Pada masa-masa itu, ia memeluk agama Kristen dan namanya ia ganti menjadi Paulus. Paulus adalah pendakwah dan penginjil yang giat. Dalam menjelaskan kebenaran ajaran Kristen ia sedemikian menjelaskan sehingga ajaran Kristen diterima oleh semua orang. Dengan menyebut beberapa bukti dari Taurat, ia membeberkan alasannya keluar (murtad) dari agama Yahudi. Paulus melakukan aktivitas dakwah selama dua puluh tahun. Selama beberapa tahun, Paulus menghabiskan waktu untuk mengodifikasi hadis-hadis dan riwayat-riwayat agama Kristen.

Pokok ajaran Paulus adalah sebagai berikut:

1.     Globalnya ajaran Kristen

2.     Trinitas dan konsekuensinya ketuhanan Isa dan Ruhul Kudus.

3.     Putra Tuhan “Isa” turun ke bumi untuk menghapus dosa-dosa manusia.

4.     Kebangkitan Isa dari kalangan orang-orang mati dan naiknya (ascension) ke langit dan duduk di samping ayah dan jurinya.

 

Paulus adalah orang yang pertama kali membangun dasar ketuhanan Isa di kalangan masyarakat. Ia berkata, “Isa al-Masih adalah penyelamat. Ia menempatkan malakut Ilahi di muka bumi. Ia akan kembali lagi setelah kebangkitannya. Karena itu Isa adalah penyelamat di dunia ini dan dunia masa datang. Ia adalah Tuhan, entitas yang ada sebelum segala sesuatu dan segala sesuatu tercipta darinya.[2]  

Akidah-akidah penyimpangan Paulus tidak dapat ditolerir oleh hampir kebanyakan kaum Kristian sedemikian sehingga, bahkan, sebagian dari Hawariyun (penolong) Nabi Isa bangkit melawan keyakinan ini dan mengingkari Paulus. Klaim Paulus terkait dengan ketuhanan Isa dan bahwa Isa itu adalah putra Tuhan sedemikian melempem sehingga kitab suci[3]  tidak dapat menetapkan klaim kontra akal Paulus ini, bahkan menolak keyakinan kontra akal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan kitab suci yang ada.[4]

Kitab Suci kaum Kristian terdiri dari Perjanjian Lama (Old Testament) dan Perjanjian Baru (New Testament). Perjanjian Lama sejatinya adalah Kitab Taurat agama Yahudi. Kitab ini terdiri dari  39 kitab. Perjanjian Baru sebenarnya adalah Injil yang dikenal banyak orang. Kedua kitab ini, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru keduanya dikenal sebagai Kitab Suci yang mendapatkan penghormatan dan pemuliaan kaum Kristian. Dalam Perjanjian Lama, pembahasan bahwa Isa itu adalah putra Tuhan tidak memiliki tempat yang diklaim dan dijadikan sandaran oleh kaum Kristian. Terkadang isyarat bahwa Isa itu adalah manusia (biasa) yang dengan serta-merta menafikan ketuhanan dan bahwa Isa itu adalah putra Tuhan. Dan terkadang menyinggung ketuhanan dan bahwa Isa itu adalah putra Tuhan.

Di sini kami akan menukil dan mengkritisi beberapa masalah krusial:

A.    Kemanusiaan Isa

1.     “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan.” (Matius 12:18)

2.     “Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus.” (Kisah Para Rasul 3:13)

Dengan demikian, redaksi dan penegasan Kitab Suci (ALKITAB) yang ada sekarang ini (yang telah mengalami distorsi) memandang bahwa Isa adalah hamba dan pilihan Tuhan.

B.    Ketuhanan Isa

1.     Dalam Injil Markus 16:37-39 disebutkan, “Sesungguhnya orang ini (Isa) adalah putra Tuhan.”

Dalam menjawab redaksi ini harus dikatakan bahwa pertama, apabila di sini disinggung bahwa Isa adalah putra Tuhan maka yang dimaksud bukan makna hakikinya, melainkan dalam hal ini, menjadi ayah atau anak memiliki makna kiasan. Misalnya disebutkan pada satu kitab kaum Kristian, Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. (Yohanes 1: 12). Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:13) Atau pada tempat lain disebutkan, “Wahai para pecinta! Kasihilah sesama kalian. Karena kasih berasal dari Allah dan barang siapa yang mengasihi maka ia adalah putra Allah dan telah mengenal Allah.” (Yohanes 4: 7) Karena itu seseorang yang mengenal kesusteraan Kitab Suci (ALKITAB) kaum Kristian, Anda saksikan seluruh orang beriman dan orang-orang saleh diperkenalkan sebagai putra Allah, namun hingga kini tidak seorang pun yang mengklaim bahwa orang-orang beriman itu adalah putra Allah! Apa bedanya antara redaksi ini dan redaksi yang menyatakan bahwa Isa itu putra Allah? Tidak hanya untuk orang-orang beriman, bahkan untuk orang-orang khusus juga redaksi ayah atau anak ini disebutkan.

Demikian juga, Allah berfirman kepada Nabi Sulaiman: Apabila umurmu sudah genap untuk pergi mengikuti nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, salah seorang anakmu sendiri, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi-Ku dan Aku akan mengokohkan takhtanya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kuhilangkan dari padanya seperti yang Kuhilangkan dari pada orang yang mendahului engkau. Dan Aku akan menegakkan dia dalam rumah-Ku dan dalam kerajaan-Ku untuk selama-lamanya dan takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya." (Tawarikh 1 17:11-14) Sementara tidak ada klaim seperti ini terkait dengan Nabi Sulaiman. Karena itu, bahkan apabila Injil yang ada sekarang ini adalah Injil Nabi Isa, hal itu tidak menunjukkan bahwa Isa adalah putra Allah dan Tuhan adalah bapak. Hal ini merupakan penyimpangan yang terjadi kemudian.

Kedua, terdapat banyak kontradiksi dalam ALKITAB yang menujukkan bahwa kitab tersebut bukanlah kitab samawi. Di antaranya adalah kontradiksi yang dalam beberapa tempat disebutkan bahwa Isa adalah hamba Allah dan pada sebagian lainnya disebutkan bahwa Isa adalah putra Allah (jika kita memandang bahwa menjadi putra Allah bermakna terlahir dari Tuhan).

Pelbagai kontradiksi ini menjadi penyebab sehingga sebagian pembesar Kristen melancarkan protes dan kritikan atas keyakinan rancu seperti ini. Salah satu dari mereka adalah Arius Uskup Agung Libya pada tahun 325 dalam menolak keyakinan ini berkata, “Tuhan sama sekali berbeda dengan penciptaan. Tidak mungkin kita memandang satu antara Isa turun ke muka bumi dan seperti manusia yang terlahir dengan Tuhan yang tidak ia kenal.” Kritikan dan protes ini menjadi sebab terbentuknya sebuah dewan di kota “Nicea” dan menata sebuah keyakinan yang membuat semua orang harus mengikutinya dan dijadikan sebagai sebuah aturan umum yang berlaku bagi setiap kaum Kristian.

Kendati yang menciptakan konsep bahwa Isa adalah putra Allah itu adalah Paulus namun dewan yang menetapkan pandangan Paulus ini sebagai sebuah keyakinan umum dan penyimpangan ini berlanjut hingga sekarang di kalangan kaum Kristian. Karena itu tidak terdapat pertentangan dan kontradiksi di antara agama Ilahi dan kaum Kristian dewasa ini yang amat disayangkan menjauh dari ajaran yang diajarkan oleh Nabi Isa. Kalau tidak, bukan ajaran-ajaran orisinal Nabi Isa yang bertentangan dengan Islam dan Islam sebagai agama sempurna, penyempurna seluruh agama sebelumnya. [IQuest]



[1]. Terjemahan al-Mizan, jil. 20, hal. 672. Tafsir Nemune, jil. 27, hal. 493.  

[2].  Abdullah Muballighi Abadani, Târikh Adyân wa Mazhâhib, jil. 2, Syarh Hal-e Paulus. Silahkan lihat Situs Iththila Rasani Imam Jawad As.

[3]. Meski keyakinan kami adalah bahwa kitab yang ada sekarang ini mustahil kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa As.  

[4]. Asyanâi wa Barrasi Masihiyyat, Muawinat-e Tabligh, hal. 25.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259836 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214294 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157465 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...