Advanced Search
Hits
15334
Tanggal Dimuat: 2009/09/22
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana manusia bisa sampai pada kesempurnaan?
Pertanyaan
Bagaimana manusia bisa sampai pada kesempurnaan?
Jawaban Global

1.     Jawaban untuk pertanyaan di atas bisa diklasifikasikan dalam empat bahasan, yaitu: a. Definisi dari kata "sempurna" dan perbedaannya dengan kata "lengkap"; b. Kesempurnaan manusia; c. Kesempurnaan manusia dari perspektif Islam; dan d. Jalan menuju kesempurnaan.

2.     Kata "sempurna" terkadang digunakan dengan makna yang sejajar dengan kata "lengkap", dan kadangkala pula diartikan dengan pengertian selain lengkap, sedangkan lawan kata keduanya adalah "kurang" atau "cacat".

3.     Yang dimaksud dengan "sempurna" adalah murni aktual (segalanya ada secara aktual),  ketiadaan potensi atau keberadaan sifat-sifat yang mesti dimiliki oleh sesuatu.

4.     "Sempurna" merupakan derajat dan tingkatan sesuatu, sedangkan "lengkap" merupakan keterwujudan bagian-bagian dari sesuatu. Dengan demikian, sebuah sesuatu bisa saja "lengkap" akan tetapi tidak "sempurna". "Berkembang" pun pada sebagian penggunaannya memiliki pengertian selain pengertian "sempurna".

5.     Pelbagai entitas di alam (alam akal, mitsal, materi) terkelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu maujud materi dan nonmateri. Segala yang memiliki gerak dan menyempurna merupakan entitas-entitas yang materi, dan kesempurnaan setiap entitas di alam materi ini disesuaikan dengan hakikatnya sendiri. Sementara entitas nonmateri yang murni telah memperoleh seluruh kesempurnaannya sejak awal ia diciptakan.

6.     Kesempurnaan hakiki manusia lebih sulit ditentukan jika dibandingkan dengan kesempurnaan entitas lainnya, dan yang dimaksud dengan 'pengenalan kesempurnaan manusia' di sini adalah pengenalan secara intelektual, teoritis, dan konseptual. Akan tetapi, pemahaman intuitif dan pengetahuan hakiki tentang kesempurnaan, baru akan tersingkap ketika seseorang telah sampai kepada hakikat kesempurnaan.

7.     Tentang apakah kesempurnaan manusia itu, terdapat berbagai teori di kalangan para filosof dan cendekiawan, berikut adalah sebagian dari teori tersebut:

a.     Teori reaksi terhadap alam, b. Teori kodrat dan kekuatan, c. Teori para hukama dan filosof Islam, dan d. Teori para arif.

Penjelasan rinci dan kritik untuk setiap teori di atas membutuhkan ruang dan kesempatan yang berbeda.

8.     Seluruh entitas di alam berada dalam keadaan bergerak menyempurna untuk kemudian bertemu dengan Yang Maha Kuasa. Dan seluruh entitas tidak terlepas dari hukum universal "proses" dan "menjadi", dan manusia tidak terkecualikan dari hukum ini.

Perbedaan antara "menjadi" dengan makna perubahan dan menyempurna, dengan "berjalan" yang bermakna gerak (dalam atmosfer bumi dan langit) merupakan sebuah persoalan yang juga disinggung dalam al-Quran.

9.     Tujuan dan akhir dari seluruh perubahan dan pergantian, terutama dalam diri manusia, tidak lain adalah "bertemu" dan "mendekat" kepada Tuhan.

10.  Untuk sampai pada kesempurnaan manusia (yaitu bertemu dan berdekatan dengan-Nya), membutuhkan sarana. Dan sarana tersebut tidak lain adalah ibadah dan penghambaan. Penghambaan merupakan maqam tertinggi dan tingkatan perjalanan menuju Tuhan yang paling mulia bagi manusia sempurna. Penghambaan merupakan sebuah esensi dimana batinnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan. Nama "hamba" merupakan nama yang terbaik dan Rasulullah Saw bukan hanya seorang abdullah (hamba Allah yang merupakan nama Tuhan yang paling sempurna, yakni pada maqam wahidiyah), melainkan abduhu (hamba Dia yang berkaitan dengan dzat mutlak Tuhan yang tanpa nama, yakni pada maqam ahadiyah) dimana kehambaan disini dilakukan untuk identitas mutlak Ilahi, oleh karena itulah di dalam shalat kita mengatakan, "Asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu"(Aku bersaksi bahwa Muhammad itu sesungguhnya hamba Dia dan rasul Dia).

Yang dikatakan sebagai hamba adalah seseorang yang memiliki ilmu dan keyakinan kepada Tuhan, menjauhkan diri dari selain-Nya, dan berdekatan dengan Tuhan tanpa adanya sedikitpun tabir dan perantara.

11.  Satu-satunya jalan untuk menghamba adalah ketaatan dan ibadah dimana hal ini telah menjadi kewajiban setiap hamba setelah mengenal dan menyaksikan nama agung Ilahi dan menyingkirkan hijab keegoan dan keakuan.

12.  "Ibadah" dengan makna luas yang dimilikinya meliputi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh hamba untuk mendekati Tuhan dan memperoleh keridhaan-Nya. Dan tujuan dari penciptaan pun tidak lain adalah ibadah itu sendiri.

13.  Ibadah yang paling penting sebagaimana yang dijelaskan dalam kalimat-kalimat suci para Imam Maksum Ahlulbait dan para pembesar ahli makrifat serta orang-orang yang dekat dengan-Nya, adalah mereka yang melaksanakan kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang haram dan dosa.

14.  Sementara itu perbuatan paling penting yang bisa disimpulkan dari riwayat-riwayat dan perkataan para ulama adalah bahwa untuk sampai kepada kesempurnaan terdapat lima perkara yang harus dilakukan, yaitu diam (tidak banyak bicara), lapar (tidak banyak makan), khalwat (menyendiri berduaan dengan Tuhan), menghidupkan malam (melakukan shalat malam), dan senantiasa berzikir.

Jawaban Detil

Jawaban untuk pertanyaan yang dimaksudkan di atas bisa dipaparkan dalam empat bagian, yaitu: a. Definisi dari kata "sempurna" dan perbedaannya dengan kata "lengkap" dan "berkembang"; b. Kesempurnaan manusia; c. Kesempurnaan manusia dari perspektif Islam; dan d. Jalan menuju kesempurnaan.

a.     Definisi kata "sempurna" dan perbedaannya dengan kata "lengkap" dan "berkembang".

Kata "sempurna" kadangkala diartikan dengan makna yang sinonim dengan kata "lengkap", dan kadangkala dengan pengertian selain itu, namun bagaimanapun, lawan kata keduanya adalah "kurang", sebagaimana halnya lawan kata "lengkap" adalah "kurang".

Yang dimaksud dengan kesempurnaan adalah murni aktual (segalanya ada secara aktual), ketiadaan potensi atau keberadaan sifat-sifat yang mesti dimiliki oleh sesuatu. Kesempurnaan adalah kepemilikan segala hal yang mungkin dan layak untuk dimiliki oleh sesuatu. Dengan ungkapan lain, kesempurnaan adalah titik akhir dan tingkatan akhir setiap sesuatu, atau keberadaan sifat-sifat yang niscaya dimiliki oleh sesuatu, dan persoalan-persoalan lain dalam batasan yang penting dan bermanfaat untuk sampai pada kesempurnaan hakikinya akan menjadi "kesempurnaan awal" dan "pengantar kesempurnaan" baginya.[1]

Mungkin dapat dikatakan bahwa dalam filsafat dan beberapa kasus tentang "sempurna" memiliki makna "lengkap", dan tidak ada perbedaan yang begitu berarti di antara keduanya. Akan tetapi, dalam teks-teks agama dan pandangan umum masyarakat, terdapat perbedaan antara kata sempurna dengan lengkap. Untuk dua kata "sempurna" dan "lengkap" (kesempurnaan dan kelengkapan) ini Al-Quran al-Karim memberikan dua pengertian. Sebagaimana hal ini terlihat dalam salah satu firman-Nya, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu menjadi agama bagimu."[2] Agama berjalan dari kurang ke arah sempurna, dan nikmatpun demikian bergerak dari kurang ke arah lengkap.

Dari sini perbedaan antara kata "sempurna" dan "lengkap" bisa dijelaskan dengan dua cara: "sempurna", berada dalam derajat dan tingkatan sesuatu, sedangkan "lengkap" merupakan terwujudnya dan keberadaannya bagian-bagian sesuatu, sedemikian hingga jika seluruh bagian yang dibutuhkan untuk diperolehnya prinsip keberadaan sesuatu telah terwujud, maka sesuatu tersebut berarti telah cukup, total dan lengkap. Dan jika tidak demikian maka dia akan cacat atau kurang dalam prinsip kewujudan dan esensinya. Sekarang, karena "sempurna" berada dalam sebuah posisi yang masih bisa memiliki tingkatan lebih tinggi dari sesuatu yang telah sampai pada batasan "lengkap", maka sebuah sesuatu bisa saja lengkap akan tetapi ia tidak sempurna.

Sementara itu, perbedaan antara sempurna dan berkembang adalah bahwa dalam pengertian "sempurna" -ketika beriringan dengan gerak dan menuju pada kesempurnaan- dan menyempurna, terdapat ketinggian yang tersembunyi. Menyempurna merupakan gerak, sebuah gerak vertikal yang mengarah ke atas, gerak dari satu permukaan ke permukaan yang lebih tinggi, dari sebuah tingkatan dan tahapan ke tingkatan dan tahapan yang lebih tinggi, akan tetapi "berkembang" berlaku juga dalam gerak horisontal dan mendatar. Misalnya apabila sebuah pasukan atau laskar tengah berperang di belahan bumi dan menguasai sebagian daerah musu

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229508 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214295 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167402 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157468 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...