Advanced Search
Hits
20293
Tanggal Dimuat: 2009/09/08
Ringkasan Pertanyaan
Dari sudut pandang al-Qur'an, apakah manusia itu merupakan makhluk yang amat zalim (zhalûm) dan amat bodoh (jahûl) ataukah ia merupakan seorang khalifatullah?
Pertanyaan
Dari sudut pandang al-Qur'an, apakah manusia itu merupakan makhluk yang amat zalim (zhalûm) dan amat bodoh (jahûl) ataukah ia merupakan seorang khalifatullah?
Jawaban Global

1.     Al-Qur'an dari satu sisi menyebutkan kedudukan tinggi manusia dengan ragam redaksi dan dari sisi lain, terdapat juga ayat-ayat yang mencela dan mengecam manusia.

2.     Gerakan manusia dalam dua kurva menanjak (qaus shu'udi) dan menukik (qaus nuzuli) tidak terbatas dan tidak mengenal tapal batas. Hal ini dikarenakan pelbagai potensi yang dimilikinya.

3.     Manusia merupakan sebuah makhluk dwi-dimensi; dimensi ruhani-malakuti dan dimensi hewani-nafsani.

4.     Manusia berbeda dengan entitas-entitas lainnya memiliki kehendak dan kebebasan dan lintasan kehidupannya berpijak di atas pilihan-pilihannya sendiri.

5.     Orang-orang yang mampu meraih makam khalifatullah dengan bekal petunjuk Ilahi dan mengendalikan pelbagai kecendrungan dan keinginan hewani.

Jawaban Detil

Dengan mengulas secara selintasan ayat-ayat al-Qur'an kita akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa dalam kaitannya dengan manusia, secara umum kita berhadapan dua perkara:

Bagian pertama, ayat-ayat yang mengagungkan manusia dan menyebut manusia dengan ungkapan yang sangat agung dan tinggi. Ayat-ayat yang terkait misalnya:

1.     "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami utamakan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (Qs. Al-Isra [17]:70)

2.     "Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs. Al-Baqarah [2]:30)

3.     "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, lalu semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan khawatir akan mengkhianatinya. Tetapi manusia (berani) memikul amanat itu. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (lantaran ia tidak mengenal amanat itu dan menzalimi dirinya sendiri).Qs. Al-Ahzab [33]:72) dan sebagianya..

 

Akan tetapi terdapat juga sebagian ayat-ayat yang mencela manusia, dengan bahasa yang keras mengkritisi manusia misalnya dengan redaksi, "Manusia tidak pernah jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan. Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata, “Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhan-ku, maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan di sisi-Nya.” Maka Kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras. . Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia (yang lalai), ia berpaling dan menjauhkan diri. Tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa." (Qs. Fusshilat [41]:49-51); atau "Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi." (Qs. Syura [42]:27); "Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Qs. Ibrahim [22]:34); "Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (lantaran ia tidak mengenal amanat itu dan menzalimi dirinya sendiri)." (Qs. Al-Ahzab [33]:72); "penantang yang nyata" (Qs. Yasin [36]:77); "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian." (Qs. Al-Ashr [103]:2) dan lain sebagainya.

 

Dengan menyebutkan ayat-ayat di atas pertanyaan ini mengemuka bahwa bagaimana memecahkan masalah enigmatik seperti ini? Arti dan makna dua bagian ayat yang secara sepintas bertentangan satu dengan yang lain?

Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita mengambil pertolongan dari al-Qur'an sendiri lantaran sebagian ayat al-Qur'an menafsirkan sebagian lainnya.

Dalam surah Bayyinah kita membaca: (Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh adalah sebaik-baik makhluk." (Qs. Al-Bayyinah [98]:6-7)

Dalam dua ayat yang bersambungan dari satu surah ini, disebutkan titel dan gelar manusia sebagai sebaik-baik makhluk sekaligus seburuk-buruk makhluk. Dan hal ini merupakan penjelas kurva menaiknya manusia dan kurva menurunnya manusia secara tidak terbatas. Artinya bahwa apabila manusia memiliki iman dan amal saleh maka ia merupakan sebaik-baik ciptaan Tuhan. Dan sekiranya ia memilih jalan kufur, kesesatan, keras kepala, maka sedemikian ia terpuruk sehingga ia akan menjadi seburuk-buruk ciptaan Tuhan di muka bumi.

Imam 'Ali As dalam sebuah riwayat bersabda: "Allah Swt menciptakan alam semesta atas tiga jenis: Para malaikat, hewan dan manusia. Para malaikat memiliki akal tapi tidak mempunyai syahwat dan amarah. Hewan memiliki sekumpulan syahwat dan amarah tanpa akal. Akan tetapi manusia adalah sekumpulan yang memiliki keduanya sehingga lebih unggul dari keduanya. Apabila akalnya yang lebih dominan maka ia lebih baik dari para malaikat. Dan sekiranya syahwatnya yang menguasainya maka ia lebih rendah dari pada hewan."[1]

Dari riwayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagaimana manusia merupakan entitas dwi-dimensi (dimensi ruhani dan jasmani), kecendrungannya juga dua jenis (kecendrungan dan ketertarikan maknawi dan kecendrungan hewani dan jasmani) sehingga ia dapat dengan menggunakan kehendak dan pilihannya yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, ia memilih salah satu dari dua kecendrungan tersebut dan mencapai kedudukan tinggi kemanusiaannya, atau hingga ia terpuruk dan terjatuh atau dengan bahasa al-Qur'an seburuk-buruk makhluk atau lebih rendah lagi.[2]

Karena itu, ayat-ayat nurani al-Qur'an menyingkap realitas ini bahwa seluruh manusia pada tingkatan potensi ia memiliki kapabilitas seperti ini bahwa ia dapat menjadi sebaik-baik dan semulia-mulia bahkan lebih mulia dari para malaikat. Sedemikian sehingga ketika ia mengaktualkan seluruh potensi ini maka ia mencapai tingkatan khalifatullah, akan tetapi apabila ia tidak memanfaatkan dan memberdayakan pelbagai potensi Ilahiah ini sebaik mungkin atau bahkan merusaknya, maka ia menjadi sasaran kecaman Ilahi dimana contoh-contohnya telah kami utarakan pada tulisan ringan ini.[]

 

Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat:

Al-Mizan, jil. 16, hal. 524-527; Tafsir Nemune, jil. 8, jil. 17, hal. 451-457.



[1]. Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. 3, hal. 188.

[2]. "Ulaika kal an'am balhum adhal."  (Qs. Al-A'raf [7]:179)

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259741 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245550 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229460 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214228 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175554 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170935 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167332 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157403 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140254 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133494 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...