Advanced Search
Hits
14727
Tanggal Dimuat: 2012/02/14
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan burûj dalam al-Qur’an?
Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan burûj dalam al-Qur’an?
Jawaban Global

Secara lahir makna ayat-ayat yang menggunakan kata “burûj” adalah sesuai dengan firman Allah Swt, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan Kami telah menghiasi langit (matahari dan bulan) itu bagi orang-orang yang memandang(nya).”

Kata ini dalam makna lawasnya juga digunakan untuk burj dan benteng-benteng yang kokoh dan kuat yang juga dinyatakan dan digunakan dalam al-Qur’an, di samping itu digunakan dengan makna moderennya yang berarti menara-menara (burj) pencakar langit yang menjulang tinggi di seluruh dunia dengan keindahan khusus yang dimilikinya.

Jawaban Detil

Kata bu-rû-j adalah bentuk jamak dari kata bu-r-j yang bermakna bangunan tinggi dan nampak secara lahir yang dibangun di keempat sudut benteng. Fungsinya untuk mengokohkan bangunan sehingga mampu menghadapi musuh pada benteng-benteng (burj) tersebut dan membuat mereka kabur. Asli makna kata ini adalah nampak dan kelihatan. Hal ini dapat disaksikan kalimat al-tabarruj bizzinat yang berarti menampakkan keindahan.[1]

Demikian juga bermakna segala sesuatu yang nampak dan terlihat. Apabila kata ini digunakan pada kebanyakan istana-istana indah, hal itu dimaksudkan supaya istana-istana ini nampak indah bagi yang menyaksikan dan melihatnya.[2] Dan demikianlah makna ayat Allah Swt yang menyatakan, “Wa laqad ja’alnâ fi al-samâ burûjan wa zayyanaha linnazhirin..”[3] dan ayat “Wa al-sama dzat al-burûj.” (Demi langit yang terpelihara[4] dengan gugusan bintang (matahari dan bulan)[5].” (Qs. Al-Buruj [[85]:1)

Karena itu, makna lahir ayat-ayat yang menggunakan kata burûj adalah “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan Kami telah menghiasi langit (matahari dan bulan) itu bagi orang-orang yang memandang(nya).[6] Namun sebagian ahli tafsir memaknai burûj dengan burûj (bintang-bintang) terminologis dalam Astronomi.[7]

Ayat al-Qur’an yang menyatakan “ainamâ takunu yudrikum al-maut walau kuntum fi burûj al-musyaddah[8] sejatinya merupakan tamsil dan al-Qur’an ingin menunjukkan sebuah contoh yang dengannya manusia terperlihara dan terjaga dari segala ancaman dan marabahaya. Hal ini bermakna bahwa kematian merupakan suratan takdir yang tidak dapat dielakkan dan tidak satu pun manusia yang terselamatkan darinya. Meski manusia berlindung dan berlari menuju tempat berlindung yang paling kuat sekalipun.[9] Namun tiada satu pun yang dapat menghalau datangnya kematian walau benteng-benteng kuat sekali pun. Dalilnya juga sangat jelas. Karena kematian, berkebalikan dari apa yang disangka kebanyakan manusia yang mengira berasal dari luar dirinya, melainkan galibnya bersumber dari dalam diri manusia. Karena pelbagai potensi anggota badan, suka atau tidak suka, terbatas dan segera akan binasa. Kematian-kematian yang tidak wajar (non-natural) mendatangi manusia dari luar (manusia), namun kematian wajar (natural) bersumber dari dalam.

Dengan demikian, benteng-benteng kukuh dan kuat sekalipun tidak akan dapat melindungi orang dari kematian. Benar bahwa benteng-benteng kuat dapat menghalau kematian non-natural, namun pada akhirnya selang beberapa hari kematian natural tetap akan mendatanginya.[10]  

Pendeknya, kata ini dalam makna lawasnya digunakan untuk burj dan benteng-benteng yang kokoh dan kuat yang juga dinyatakan dan digunakan dalam al-Qur’an, di samping itu juga digunakan dengan makna moderennya yang berarti menara-menara (burj) pencakar langit yang menjulang tinggi di seluruh dunia dengan keindahan khusus yang dimilikinya.  [iQuest]

 



[1]. Sayid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, Penerjemah Persia Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamadani, jil. 5, hal. 6, Daftar Intisyarat-e Islami, Qum, 1374 S.  

[2]. Ibid, jil. 20, hal. 413.

[3]. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit dan Kami telah menghiasi langit (matahari dan bulan) itu bagi orang-orang yang memandang(nya).” (Qs. Al-Hijr [15]:16)  

[4]. Terjemahan Persia al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 20, hal. 413. 

[5]. Fakhruddin Tharihi, Majma’ al-Bahrain, Riset dan Koreksi oleh Sayid Ahmad Husaini, jil. 2, hal. 276, Nasyr Kitabpurusyi Murtadhawi, Teheran, Cetakan Ketiga, 1416 H.   

[6]. Terjemahan Persia al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 12, hal. 202; Majma’ al-Bahrain, jil. 2, hal. 276.  

[7]. Sayid Mahmud Alusi, Ruh al-Ma’âni fi Tafsir al-Qur’ân al-‘Azhim, Riset oleh Ali Abdulbari ‘Athiyyah, jil. 15, hal. 294, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, Cetakan Pertama, 1415 H.

[8]. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mengejarkamu, kendati pun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (Qs. Al-Nisa [4]:78)  

[9]. Terjemahan Persia al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 5, hal. 6.  

[10]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 4, hal. 19, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Pertama, 1374 S.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259869 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245632 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229536 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214327 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175632 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171011 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167433 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157494 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140344 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133562 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...