Advanced Search
Hits
6947
Tanggal Dimuat: 2010/12/01
Ringkasan Pertanyaan
Apakah ikut serta pada shalat-shalat berjamaah dan hari Jum’at pada hari-hari khusus seperti “lailat al-raghâib” atau hari-hari Jum’at bulan Rajab al-Murajjab adalah lebih utama atau menunaikan shalat secara furada (sendiri) dan memanfaatkan waktu fadhilah (utama) shalat-shalat mustahab. Apabila shalat berjamaah lebih utama lantas bagiamana kita dapat memperoleh keberkahan shalat-shalat mustahab? Khususnya pada “hari-hari Ramadhan” yang biasanya shalat-shalat ghufaila dikerjakan di masjid-masjid. Bagaimana pendapat Anda terkait dengan masalah ini?
Pertanyaan
Mengingat bahwa banyak shalat-shalat mustahab yang waktunya terletak di antara dua shalat wajib (faridhtain) Maghrib dan Isya dan tentu saja dilaksanakan di masjid-masjid dengan alasan ingin menjaga waktu orang-orang yang ikut serta dalam shalat berjamaah maka tidak tersedia kesempatan untuk mengerjakan shalat-shalat mustahab secara berjamaah. Karena itu kami berharap Anda dapat menjelaskan bahwa apakah pada hari-hari khusus misalnya “lailat al-raghâib” atau hari-hari Jum’at bulan Rajab al-Murajjab adalah lebih utama atau menunaikan shalat secara furada (sendiri) dan memanfaatkan waktu fadhilah (utama) shalat-shalat mustahab. Apabila shalat berjamaah lebih utama lantas bagaimana kita dapat mendapatkan keberkahan shalat-shalat mustahab? Khususnya pada “hari-hari Ramadhan” yang biasanya shalat-shalat ghufaila dikerjakan di masjid-masjid. Bagaimana pendapat Anda terkait dengan masalah ini?
Jawaban Global

Berikut ini adalah beberapa jawaban yang diterima dari kantor beberapa marja:

Kantor Ayatullah Agung Khamenei (Mudda Zhilluhu al-‘Âli):

Anda dapat menggabungkan keduanya untuk memperoleh keutamaan (fadhilah) dengan mengerjakan shalat secara berjamaah dan melaksanakan shalat-shalat nawâfil (shalat mustahab) setelahnya.

 

Kantor Ayatullah Agung Siistani (Mudda Zhilluhu al-‘Âli):

Turut serta dalam shalat Jum’at dan shalat berjamaah adalah lebih utama (afdhal).

 

Kantor Ayatullah Agung Makarim Syirazi (Mudda Zhilluhu al-‘Âli):

Turut serta dalam shalat Jum’at dan shalat berjamaah adalah lebih utama (afdhal). Dan Anda dapat mengerjakan shalat-shalat (nawâfil) setelahnya dengan niat raja (berharap beroleh keutamaan).

 

Kantor Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani (Mudda Zhilluhu al-‘Âli):

Sesuai dengan asumsi pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan ganjaran shalat berjamaah maka tidak ada masalah mengakhirkan shalat-shalat nawâfil dan doa-doa. Kemudian, shalat nawâfil itu dikerjakan tanpa menyatakan niat adâ’a (pada waktunya) atau qadhâ (di luar waktunya). Wallâhu al-‘Âlim. [IQuest]

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259741 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245549 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229460 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214227 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175553 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170933 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167330 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157403 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140252 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133494 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...