Advanced Search
Hits
8057
Tanggal Dimuat: 2011/04/07
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang menjadi kriteria dan dalil kredibilitas dan keyakinan terhadap para keturunan imam itu?
Pertanyaan
Saya ingin bertanya tentang para keturunan imam dan keyakinan terhadapnya. Tolong sebutkan jika terdapat site atau tulisan yang lengkap membahas masalah ini.
Jawaban Global

Yang dimaksud keturunan imam (imâm zadeh) adalah anak atau anak-anak para Imam Maksum As. Namun secara urf (kebiasaan masyarakat secara umum), imâm zâdeh dinyatakan untuk makam dan pusara para keturunan Imam Maksum. Dalam banyak riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As ditandaskan supaya kita memuliakan dan menghormati anak-anak dan keturunan Rasulullah Saw karena terdapat banyak pahala dan ganjaran atas pemuliaan dan penghormatan ini.

Memuliakan dan menghormati keturunan Rasulullah Saw adalah termasuk memuliakan mereka pasca wafatnya seperti memuliakan dan menghormati makam mereka serta berziarah, memperbaiki, menjaga kebersihan dan mengharumkan makam-makam ini dengan wewangian.

Namun kita harus senantiasa memperhatikan dua poin penting berikut ini:

Pertama, anjuran-anjuran yang terkait dengan pemuliaan dan penghormatan keturunan Rasulullah Saw hanya mencakup anak-anak Rasulullah Saw yang sesungguhnya dan itu pun dengan syarat mereka menjalankan sirah dan sunnah Rasulullah Saw sepanjang hidupnya.

Kedua, dewasa ini terdapat sebagian orang yang ingin mengambil keuntungan memperkenalkan beberapa tempat sebagai imâm zâdeh yang apabila tindakan-tindakan seperti ini tidak dicegah maka hal itu akan menyebabkan pukulan telak kelak bagi agama.

Muhaddits Qummi Ra berujar, “Supaya seorang imâm zâdeh dihormati dan dimuliakan maka ia harus memiliki dua poin penting yang jelas:

1.     Memiliki sandaran nasab (garis keturunan) dengan salah seorang Imam Maksum As.

2.     Di samping adanya sandaran nasab, keagungan, kebaikan dan kedekatannya kepada Allah Swt juga harus dapat dibuktikan. Apabila tidak demikian maka keberadaannya hanyalah sebagai kuburan seorang Muslim yang sekedar dibacakan surah al-Fatiha baginya. Bagaimanapun tidak menaruh hormat terhadap para keturunan imam (imâm zâdeh) yang telah masyhur dipandang sebagai imâm zâdeh bukan merupakan tindakan yang benar.

Jawaban Detil

Yang dimaksud dengan imâm zâdeh (keturunan imam) adalah anak atau keturunan para Imam Maksum As yang merupakan anak-anak Rasulullah Saw dengan perantara satu atau dua generasi. Namun secara urf (kebiasaan masyarakat pada umumnya),  makam atau kuburan mereka juga disebut sebagai imâm zâdeh (dengan menyebut kondisi dan yang dimaksud adalah tempatnya).

Dalam banyak riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As supaya memuliakan anak-anak dan keturunan Rasulullah Saw[1] karena terdapat banyak pahala dan ganjaran atas pemuliaan ini. Rasulullah Saw bersabda, barang siapa yang memuliakan dan menghormati keturunanku maka sesungguhnya ia telah memuliakan dan menghormatiku.”[2]

Imam Ridha As bersabda, “Memandang anak-anak kami adalah ibadah.” Seseorang bertanya kepada Imam Ridha, “Apakah memandang anak-anak Anda yang merupakan imam adalah ibadah?” Imam Ridha menjawab, “Bahkan memandang seluruh anak-anak Rasulullah Saw adalah ibadah, sepanjang jalan hidup (sirah) dan metode (sunnah) mereka tidak terlepas dari sirah dan sunnah Rasulullah Saw serta tidak ternoda dengan dosa-dosa.”[3]

Penghormatan terhadap anak-anak dan keturunan Rasulullah Saw juga termasuk penghormatan terhadap mereka pada masa hidupnya demikian juga setelah wafatnya. Hal ini merupakan instruksi Islam yang menyatakan, “Berziaralah ke kuburan orang-orang yang telah meninggal dari kalian dan sampaikanlah salam kepada mereka.”[4]

Salah satu jalan untuk menghormati dan memuliakan keturunan Rasulullah Saw yang telah wafat adalah memberikan penghormatan kepada makam dan kuburan mereka.

Karena itu, memperbaiki, membersihkan, mengharumkan dan lain sebagainya tempat-tempat seperti ini merupakan bentuk penghormatan kepada para penghuni makam ini. Karena akan mencitrakan keagungan orang-orang yang dikebumikan di tempat itu dan memotivasi orang-orang untuk berziarah ke tempat-tempat seperti ini.[5]

Ada baiknya di sini kita memberi perhatian lebih dan stressing terhadap beberapa riwayat yang telah disinggung sebelumnya bahwa seluruh anjuran ini sehubungan dengan anak-anak Rasulullah Saw yang sebenarnya yaitu orang-orang yang merupakan dari sulbi Rasulullah Saw baik secara langsung atau dengan perantara satu atau dua generasi. Di samping itu, dalam kehidupan mereka senantiasa menghidupkan sunnah dan sirah (jalan hidupnya) Rasulullah Saw.

Poin lainnya yang harus diperhatikan bahwa dewasa ini banyak orang-orang tertentu yang memanfaatkan kesempatan menyebarkan dusta dengan memperkenalkan beberapa tempat sebagai imâm zâdeh dan tempat yang mengandung berkah yang terkadang sejatinya tidak terdapat satu pun kuburan di tempat itu, atau apabila terdapat kuburan namun sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan keturunan Rasulullah Saw. Dalam hal ini, kita harus waspada untuk tidak terjebak dalam perangkap orang-orang yang memanfaatkan situasi seperti ini.

Dengan memperhatikan dua poin di atas tugas kita dalam kaitannya dengan para imâm zâdeh menjadi jelas bahwa apakah seluruh imâm zâdeh itu harus dihormati atau tidak? Sekaitan dengan masalah ini, Muhaddits Qummi Ra berujar, “Supaya seorang imâm zâdeh dihormati dan dimuliakan maka ia harus memiliki dua poin penting yang jelas:

Pertama, memiliki sandaran nasab (garis keturunan) dengan salah seorang Imam Maksum As. Artinya dalam kitab-kitab yang terkait dengan disiplin ilmu nasab (Geneologi) hubungannya dengan salah satu imam harus jelas.

Kedua, di samping adanya sandaran nasab, keagungan, kebaikan dan kedekatannya kepada Allah Swt juga harus dapat dibuktikan dari sudut pandang Sejarah dan ilmu Rijal. Bilamana dua poin ini telah dapat dihimpunkan misalnya Hadhrat Abdul ‘Azhim (Rei), Hadhrat Ma’shumah (Qum), Hadhrat Sayid Muhammad (Samarrah), Hadhrat Syahceragh (Syiraz) dan lain sebagainya, maka kita harus memberikan penghormatan kepadanya dan barang siapa yang berziarah ke tempat-tempat ini maka ia akan memperoleh pahala di sisi Allah Swt.

Namun apabila hal-hal ini belum jelas, maka keberadaannya hanya diperlakukan sebagai kuburan seorang Muslim yang sekedar dibacakan surah al-Fatiha dan al-Qur’an serta memohonkan rahmat bagi mereka yang dikebumikan di tempat itu. Bagaimana pun tidak menaruh hormat terhadap para keturunan imam (imâm zâdeh) yang telah masyhur dikenal sebagai imâm zâdeh bukan merupakan tindakan yang benar.

Lain halnya terkait dengan sebuah tempat yang telah terbukti yang tidak memiliki dasar dan asas sebagai imâm zâdeh namun dalam hal ini tetap tidak dibenarkan untuk berlaku kurang ajar terhadapnya. Dalam hal ini, cukup bagi kita berkata kepada orang-orang bahwa tempat ini bukan makam imâm zâdeh.[6] [IQuest]



[1]. Mustadrak al-Wasâil, Muhaddits Nuri, jil. 12, hal. 376.

[2]. Ibid.

[3]. Wasâil al-Syiah, jil. 12, hal. 311.  

[4]. Bihâr al-Anwâr, jil. 79, hal. 64.

[5]. Membahas masalah keutamaan ziarah akan dialokasikan pada kesempatan lain. Namun untuk mengetahui keutamaan dan faidah menangis dan ziarah, kami persilahkan Anda untuk merujuk pada Indeks: Tangisan Para Peziarah Baqi, Pertanyaan 171.

[6]. Silahkan lihat, CD Pârsejû, Pasukh Muasssah Ittila’ Rasani-ye Tebyan wa Dar Rah-e Haq.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Mengapa Allah Swt harus memiliki segala kesempurnaan?
    10619 Filsafat Islam 2011/11/08
    Kesatuan yang berlaku di alam semesta menjadi penghalang bagi kita untuk menggambarkan adanya entitas yang memiliki sebagian kesempurnaan tertentu dan pada saat yang sama tidak membutuhkan pada jenis kesempurnaan dari yang lain. Hal ini hanya dapat diilustrasikan pada berbagai kesempurnaan non-hakiki (i’tibâri) dan keseharian, namun pada tataran eksistensial hal ...
  • Apabila dalam masalah wilâyah fakih kita meyakini adanya pengangkatan lantas bagaimana peran masyarakat dalam hal ini?
    7224 System 2011/06/02
    Meski kita penerimaan teori pengangkatan (intishâb), namun apabila kita ingin menetapkan sebuah aturan bagi masyarakat yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, maka kita tidak memiliki alternatif lain kecuali menerima pilihan (intikhâb) masyarakat.
  • Apakah, sesuai dengan pandangan Syaikh Shaduq, pelaksanaan haji di samping kuburan para pemimpin agama, lebih penting daripada pelaksanaan haji di samping Ka'bah?
    8161 Teologi Lama 2010/05/12
    Syaikh Shaduq dalam kitab Tsawâb al-A’mâl wa Iqâb al-A'mâl, mengemukakan sebuah sub-pembahasan dengan judul "tsawâb hajj wa umrah" (pahala haji dan umrah) dan menukil banyak riwayat dalam masalah ini. Dalam sub-pembahasan lainnya "hukuman bagi seseorang yang meninggalkan haji" juga disebutkan dalam kitab yang sama dimana pada salah satu riwayatnya ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apakah makna dari kata rafidhi itu? Dan mengapa orang-orang Syiah disebut rafidhah?
    11670 Garis Besar 2015/01/04
    Rafidhah secara leksikal akar katanya dari ra-fa-dh yang bermakna meninggalkan dan melepaskan seseorang atau sesuatu. Secara teknis, penggunaan kata rafidhi dilekatkan pada orang-orang yang meyakini imamah Ahlulbait As dan para pengingkar khilafah para khalifah sebelum Imam Ali As. Bani Umayah dan Bani Abbas serta para pemikir paranoid, ...
  • Apa hakikat siang dan malam? Kenapa sebagian malam harus dipakai ibadah?
    12572 Tafsir 2017/08/09
    Siang secara normal lebih tepat untuk aktivitas-aktivitas yang berurusan dengan kehidupan duniawi manusia. Terangnya siang itu sendiri merupakan sebuah karunia yang tiada bandingnya yang menciptakan gerakan dan kegiatan yang menyiapkan manusia untuk bekerja dan berusaha, tumbuh-tumbuhan yang berkembang dengan pancaran sinar matahari demikian juga hewan-hewan berkembang biak ...
  • Apakah Ahlusunnah meyakini konsep tawassul sebelum kedatangan Ibnu Taimiyyah?
    10932 Teologi Lama 2011/05/09
    Konsep tawassul (berperantara) merupakan salah satu perkara yang senantiasa mendapat perhatian kaum Muslimin semenjak awal kedatangan Islam. Demikian juga para pembesar Ahlusunnah menaruh perhatian terhadap konsep tawassul ini. Imam Bukhari penyusun salah satu kitab standar riwayat Ahlusunnah, menukil amalan praktis khalifah kedua, Umar bin Khattab ...
  • Apa saja yang harus dilakukan untuk menghilangkan sifat tergesa-gesa?
    30294 Akhlak Teoritis 2012/04/14
    “’Ajalah” dan terburu-buru merupakan hal yang dilarang dalam ajaran agama. Dan maksudnya adalah melakukan sebuah perbuatan dengan terburu-buru. Terdapat perbedaan antara ‘ajalah (terburu-buru) dan sur’at (mengerjakan tepat pada waktunya). Sur’at adalah ketika manusia telah menyiapkan pelbagai pendahuluan dan syarat-syarat yang diperlukan, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan dan mengerjakan ...
  • Apakah bahasa Arab lebih baik dari bahasa-bahasa yang lain?
    11278 Ulumul Quran 2013/08/13
    Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memperhatikan poin berikut, bahwa tidak ada urgensitas bahwa wahyu Ilahi itu harus diturunkan dengan bahasa yang paling sempurna, sebagaimana kita juga bisa menyaksikan sebagian dari kitab-kitab langit telah diturunkan dengan bahasa selain Arab. Dari sisi lain, menganalisa secara jeluk struktur ...
  • Apakah manusia dapat mencapai kesempurnaan melalui agama-agama lain selain Islam? Bagaimanakah manusia dapat sampai kepada jenjang tauhid (hakiki)?
    19545 Teologi Lama 2009/12/08
    Kendati terdapat sebagian hakikat yang dapat disaksikan pada agama-agama yang ada di dunia dewasa ini akan tetapi bentuk sempurna hakikat yaitu tauhid hakiki hanya dapat ditemukan dalam Islam. Dalil utama yang dapat digunakan untuk menetapkan klaim ini adalah tiadanya dasar standar dan adanya distorsi serta pelbagai kontradiksi rasional pada teks-teks ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245604 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229508 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214295 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167402 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...