Advanced Search
Hits
18748
Tanggal Dimuat: 2009/08/17
Ringkasan Pertanyaan
Dengan melihat bahwa beribu-ribu tahun lamanya setan beribadah kepada Tuhan, apakah ia tidak berhak mendapat pertolongan-Nya?
Pertanyaan
Dengan melihat bahwa beribu-ribu tahun lamanya setan beribadah kepada Tuhan, apakah ia tidak berhak mendapat pertolongan-Nya?
Jawaban Global

Berdasarkan firman Allah Swt dalam Al-Quran bahwa setan itu dari golongan jin dan mereka juga seperti manusia memiliki taklif (tugas syar’i).

Sesuai dengan sabda Imam Ali As: “Setan selama enam ribu tahun telah beribadah (kepada Allah Swt) dan tidak diketahui apakah dengan hitungan tahun dunia ataukah tahun akhirat (sehari akhirat sama dengan seribu tahun dunia)”. Kasih sayang Allah terbesar kepada Iblis adalah bahwa yang pertama dia telah mendapatkan taufik untuk menyembah Allah Swt. Yang kedua karena ibadahnya yang banyak, dia dimasukkan ke dalam kumpulan para malaikat.  Dan sebaik-baik pertolongan Ilahi kepadanya adalah ia menjadi teman pendamping para malaikat sehingga dapat memahami keindahan, kesucian dan kebersihan mereka. Salah satu undang-undang Ilahi adalah semakin dalam ilmu pengetahuan dan semakin tinggi derajat seorang mukallaf, maka ketika ia berbuat salah, azab yang akan ia dapati pun semakin berat!

Oleh karena itu, setelah hujjah Ilahi atas Iblis telah sempurna dan ia menampakkan kecongkakannya terhadap   Adam, maka banyak penyampaian (khitâb) Allah Swt yang keras terhadapnya menunjukkan atas kerasnya siksaan-Nya dan terdegradasinya derajat setan.

Jawaban Detil

Dengan memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an seperti ayat 50 surah Al-Kahfi (18) atau ayat 31 surah Al-Hijr (15), maka akan kita sampai pada sebuah kesimpulan bahwa setan (Iblis) termasuk dari golongan Jin dan karena banyaknya ibadah, dia tergolong kelompok malaikat. Kisah tentang kecongkakan setan (sebagai ujian baginya) kira-kira tujuh kali disebut dalam Al-Quran dan hal itu sangat menarik. Kisah ini memiliki beberapa bagian:

- Perintah Ilahi untuk sujud kepada Adam As.

- Keistimewaan-keistimewaan khusus Nabi Adam sehingga berdasarkan hal itu, Allah Swt mengeluarkan perintah untuk sujud kepadanya.

- Pembangkangan Iblis dan penolakannya untuk sujud.

- Jawaban dia dalam menjelaskan sebab kecongkakan ini:

Tidak layak bagiku untuk sujud kepada seorang manusia yang telah Engkau ciptakan dari tanah yang bau yang dikeringkan”.[1]

Dalam ungkapan lainnya dia berkata: “Aku lebih baik darinya. Aku diciptakan dari api sedangkan dia dari tanah”.[2]

Ini adalah ujian yang besar baginya, dan dengan seluruh ibadah yang ia lakukan sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Ali As: “Selama enam ribu tahun Iblis telah beribadah (kepada Allah Swt) dan tidak diketahui apakah hitungan tahun dunia atau tahun akhirat (sehari akhirat sama dengan seribu tahun dunia).[3]

Dan setelah ujian ini jatuhlah martabatnya dan bahkan terusir. Allah Swt berfirman: Keluarlah, sesungguhnya engkau telah terkutuk”.[4] “Engkau terlaknat hingga hari Kiamat”.[5]

Dengan demikian, kita harus menjaga diri kita. Kita yakin, jika Allah Swt memberikan taufik-Nya dan kita telah melangkahkan kaki di jalan yang benar selama beberapa hari, maka sampai akhir hayat hal ini harus kita pertrahankan. Dunia adalah area pergolakan. Manusia selama hidupnya senantiasa berjalan di atas jalan yang curam yang kemungkinan bisa jatuh. Sebab itu kita harus senantiasa mohon kepada Allah swt akan akhir kehidupan yang baik.

Bagian lain adalah interaksi Iblis setelah ia diusir. Ketika ia mendapat problem yang serius dan telah jatuh dari kedudukan martabat yang tinggi yang pernah ia miliki,  karena enggan untuk sujud kepada Adam as, lalu dia menjadikan Adam sebagai musuh utamanya dan dia berkata: “(Tuhanku) seandainya engkau tangguhkan aku sampai hari Kiamat, maka anak keturunan Adam akan aku pandu di bawah perintahku, kecuali sekelomkpok kecil dari mereka (yang aku tidak sanggup menyesatkannya)”.[6]

Di dalam surah Shad, ayat 82 disebutkan bahwa:

“Dan aku bersumpah dengan kekuatan-Mu, aku akan sesatkan mereka semua”.[7]

Dengan berakhirnya muqaddimah ini, jelaslah bahwa pertama: Setan termasuk dari golongan Jin. Dan posisi mereka juga sama seperti manusia; memiliki taklif.  “Mereka semua sujud kecuali Iblis dan dia dari bangsa Jin”.[8] “Kami tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah (Tuhan)”.[9]

Jin dan juga setan adalah makhluk yang memiliki ikhtiar dan kehendak . Mereka berada diantara dua jalan yang harus mereka pilih salah satunya. Jika kebenaran yang mereka pilih, maka mereka akan memperoleh pahala kebaikan. Tetapi jika kebatilan yang mereka pilih, maka mereka akan disiksa. Ayat 56 surah Al-Dzariyat yang telah disebutkan di atas, menunjukkan bahwa jin dan manusia sama-sama memiliki taklif dalam beribadah. Al-Qur’an al-Karim juga menukil perkataan jin itu sendiri bahwa mereka terbagi menjadi dua kelompok; ada yang baik dan ada yang jahat. “Dan di antara kami terdapat kelompok yang saleh dan sekelompok selain itu, kami memiliki bagian yang berbeda-beda”.[10]

Kedua: Rahmat Ilahi terbesar kepada Iblis adalah bahwa ia telah memperoleh taufiq beribadah kepada Allah Swt sehingga  ia dikumpulkan dengan para malaikat dikarenakan banyaknya ibadah yang ia lakukan. Begitu tinggi kedekatannya kepada Allah sehingga Al-Qur’an mengecualikan Iblis dalam peristiwa sujudnya sekelompok para malaikat kepada Adam: “Seluruh malaikat serempak bersujud kecuali Iblis”.[11] Dan pemberian hak terbesar Allah adalah pertolongan-Nya kepada Iblis bisa hidup berdampingan dengan para malaikat sehingga ia dapat memahami keindahan, kesucian dan kebersihan mereka. Dan salah satu undang-undang ciptaan Ilahi adalah bahwa semakin dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki dan semakin tinggi derajat seorang mukallaf, maka ketika tampak kesalahan dan kekeliruan yang keluar darinya, maka balasan azabnya pun akan lebih berat juga.

Oleh karena itu setelah Allah menyempurnakan hujjah-Nya kepada Iblis (dapat beribadah dan berdampingan dengan para malaikat) dan kecongkakannya terhadap Adam, maka firman-firman Allah yang keras merupakan tanda atas siksaan yang berat  dan turunnya derajat Iblis.[]



[1]. Qs. Al-Hijr (15):33.

[2]. Qs. Al-A’raf (7):12.

[3]. Nahj al-Balâgah, editor oleh Subhi Sholeh, Khutbah Qasiah, hal. 287.

[4]. Qs. Al-Hijr (15):34.

[5]. Qs. Al-Hijr (15):35.

[6]. Qs. Al-Isra (17):62.

[7]. Muhammad Taqi Misbah Yazdi, Ma’ârif Qurân, bag. kedua, hal. 299, Muassasah Dar Rah-e Haq.

[8]. Qs. Al-Kahfi [18]:50.

[9]. Qs. A;-Dzariat (51):56.

[10]. Qs. Jin (72):11.

[11]. Qs. Al-Hijr (15): 31.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259863 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245625 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229527 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214320 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175624 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171005 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167422 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157488 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140340 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133557 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...