Advanced Search
Hits
12724
Tanggal Dimuat: 2013/11/27
Ringkasan Pertanyaan
Apa pendapat Ibnu Bajjah tentang Ruh Mutlak?
Pertanyaan
Apa pendapat Ibnu Bajjah tentang Ruh Mutlak?
Jawaban Global
Ibnu Bajjah, Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin Al-Dhai’ Al-Tujibi yang dikenal dengan Ibnu Bajah (Avempace) sang filsuf, adalah seorang alim, penyair  dan pengamat politik di Andalusia. Baje dalam bahasa orang-orang Andalus berarti perak. Diperkirakan ayahnya adalah seorang ahli emas. Ia dilahirkan di Saragosa, namun tidak diketahui kapan ia dilahirkan. Adapun tahun wafatnya, sebagaimana yang dicatat oleh para ahli sejarah, adalah tahun 533 H (1138 M). Ia wafat di Fes, sebuah daerah di Maroko.
 
Pemikiran-pemikiran Filsafat Ibnu Bajjah
Kriteria-kriteria pemikiran filsafat Ibnu Bajjah dapat disimpulkan dengan dua hal: mengenal manusia secara filosofis dan pemikirannya yang bisa dikatakan merupakan sebuah upaya dalam bidang fenomenologi ruh.
Ibnu Bajjah memulai kajiannya tentang manusia dari pemikiran ini: segala sesuatu yang dalam berbagai hal sama dengan benda mati; setiap hewan hanya memiliki kesamaan dalam beberapa sesuatu yang lain dengan makhluk hidup; dan manusia juga memiliki keserupaan dengan segala hewan yang tidak nathiq (tidak berakal) dalam beberapa hal. Sisi persamaan makhluk hidup dengan benda mati di antaranya adalah: sama-sama jatuh ke bawah karena daya gravitasi, dengan susah payah diangkat ke atas, dan lain sebagainya. Hewan dengan makhluk hidup juga memiliki kesamaan; karena keduanya dari satu unsur, yang sama-sama memiliki daya untuk tumbuh, memakan, berkembang biak dan seterusnya. Dengan demikian manusia juga memiliki kesamaan dengan hewan dari segi memiliki panca indera, ingatan, segala perbuatan yang merupakan hasil dari kriteria tersebut, dan juga bergantung pada ruh yang hidup. Namun letak perbedaan manusia dari hewan adalah kekuatan untuk berfikir. Jadi manusia memiliki kekuatan untuk berfikir yang mana tak satupun makhluk hidup lainnya memilikinya. Ibnu Bajjah berkata tentang perilaku manusia: “Tindakan dan perilaku manusia muncul karena kehendak dan keinginan bebasnya, dan tindakan yang dilakukan manusia sesuai keinginannya itu tidak ditemukan pada hewan-hewan. Oleh itu setiap tindakan yang dilakukan manusia adalah khusus milik manusia, karena manusia melakukannya dengan ikhtiar dan keinginannya.” Lalu ia menambahkan: “Yang kumaksud dengan ikhtiar dan keinginan adalah keputusannya berdasarkan daya berfikirnya.”
 
Bentuk-bentuk Ruhani
Dalam tulisan-tulisan Ibnu Bajjah ditemukan dua pembahasan yang belum tuntas, yang mana keduanya bisa dikata buah pemikiran filosofisnya yang sangat penting. Yang pertama adalah pembahasan “Bentuk-bentuk ruhani” atau “al-Shuwar al-Ruhaniah” dan “Menyatunya Manusia dengan Akal Aktif.” Pembahasan pertama ia tulis dalam Tadbir Al-Mutawahhid dan juga tulisan-tulisan lainnya. Sedangkan pembahasan kedua ia sampaikan secara tersendiri dan juga ia singgung dalam tulisan-tulisan lainnya secara terpisah. Ibnu Bajjah memulai menyampaikan pembahasan pertamanya dengan menjelaskan definisi ruh dan jiwa. Ia berkata: Dalam bahasa Arab, ruh adalah apa yang dipahami oleh para filsuf tentang jiwa; baik yang dimaksud adalah “panas naluriah” yang merupakan perangkat pertama jiwa, sebagaimana para doktor berkata bahwa ruh ada tiga: ruh alami (ruh thabi’i), ruh perasa dengan panca indera (ruh hassâs), dan ruh penggerak (ruh muharrik). Ruh juga dimaknai dengan jiwa, namun bukan jiwa karena jiwa itu sendiri, tapi jiwa yang memiliki kekuatan penggerak. Dengan demikian ruh dan jiwa adalah dua kata yang wujud sebenarnya satu. Begitu pula ruh menurut para filsuf menunjukkan pada substansi-substansi yang diam (sakin) yang menumpangkan sesuatu-sesuatu yang lainnya. Namun substansi-substansi itu tidak harus materi, namun merupakan wajah-wajah atau gambaran-gambaran bagi materi; karena setiap materi itu bergerak. Substansi semakin jauh dari sifat materi semakin layak disebut dengan ruhani. Di sinilah Ibnu Bajah membagi wajah-wajah ruhani menjadi empat macam:
1. Bentuk-bentuk materi mustadir atau nufus falaki;
2. Akal aktif (‘aql fa’’al) dan akal mustafad;
3. Ma’qulat hayulani (kategori-kategori materi);
4. Pemahaman-pemahaman maknawi yang ada dalam daya atau kekuatan jiwa. (pemahaman-pemahaman itu ada dalam kekuatan inderawi, kekuatan berkhayal dan ingatan). Yang pertama sama sekali bukan materi, namun yang ketiga memiliki hubungan dengan materi, yang oleh karena itu disebut hayulani (hyle), yang merupakan ma’qulat hayulani dan dengan sendirinya tidak ruhani. Yang kedua juga sama sekali bukan hayulani, karena secara urgen memang tidak hayulani, hanya memiliki hubungan dengan hayula saja, karena penyempurna ma’qulat hayulani; yakni entah dia adalah mustafad atau ‘aqil ma’qulat hayulani, dan dengan demikian disebut dengan ‘aql fa’’al atau akal aktif. Adapun yang keempat berada di antara ma’qulat hayulani dan bentuk-bentuk ruhani.
Ibnu Bajjah tidak membahas yang pertama, yakni benda-benda langit dengan sendirinya, lalu mengkaji ruh mutlaq yang merupakan ‘aql fa’’al dan segala yang terkait dengannya; yakni apa yang difahami manusia dengan akalnya. Kata ma’qulât (kategori-kategori) dalam istilah filsafat Islam merupakan terjemahan dari kata Aristoteles, yakni Noita (pemikiran-pemikiran) yang berlawanan dengan Aisita (hal-hal yang diindera).[1] [iQuest]
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259839 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245605 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167406 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140317 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...