Advanced Search
Hits
33438
Tanggal Dimuat: 2012/05/10
Ringkasan Pertanyaan
Tolong jelaskan tentang biografi dan kepribadian Uwais al-Qarni? Apakah benar peristiwa yang mengisahkan bahwa ketika gigi mulia Rasullah Saw patah ia juga mematahkan giginya?
Pertanyaan
Oranng-orang berkata terkait dengan Uwais al-Qarni seperti ini bahwa ketika ia mendengar orang-orang musyrikin Quraisy mematahkan gigi Rasulullah Saw, ia pun ikut mematahkan giginya sendiri. Apakah kejadian ini bisa dibenarkan? Apakah Rasulullah Saw menyanjungnya karena perbuatan ini?
Jawaban Global

Uwais bin ‘Amir Muradi al-Qarni, memiliki julukan Abu ‘Amru. Ia salah seorang pembesar tabi’in[i] dan tergolong zahid (orang yang zuhud). Uwais al-Qarni menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat Syiah dan Sunni, karena kezuhudan, takwa dan akhlaknya yang terpuji.

Ia menerima Islam pada masa Rasulullah Saw, namun tidak pernah berhasil berjumpa dan menemui Rasulullah Saw. Demi menaati perintah ibunya, ia meninggalkan Madinah. Ia itu berasal dari Yaman, namun pada masa khalifah Umar memilih tinggal di Kufah. Uwais al-Qarna termasuk salah satu sahabat setia Amirul Mukminin Ali As dan berbaiat dan membela wilayah Imam Ali As sampai titik darah penghabisan dan bahkan ia sama sekali tidak pernah mundur dari peperangan demi membela Imam Ali As.

Tentunya peritiwa mengenai gigi patah yang dinisbatkan dan disandarkan kepadanya merupakan hal yang masih diragukan kebenarannya dan tidak seorang pun yang menyebutkan akan hal itu kecuali beberapa orang dari para sejarawan abad pertengahan.

 


[i] . Ibnu ‘Atsam al-Kufi, Abu Muhammad Ahmad bin ‘Atsam, al-Futuh, diriset oleh: Syiri, Ali, jil. 2, hal. 544 dan 545, Darul Adhwa’ Beirut, cet. 1, 1411 H; Tarikh al Islam, jil. 3, hal. 555; Siyar A’lâm al-Nubâlâ’, jil. 5, hal. 34 dinukil dari Nazhim Zadeh Qumi, Sayid Asghar, Ashhâb Imâm Ali As, jil. 1, Uwais al Qarani; Usd al-Ghabah, jil. 1, hal. 179.

 

Jawaban Detil

Sebelum kita membahas mengenai benar atau ketidaknya hal yang disebutkan di atas, terlebih dahulu kita akan menelusuri sepintas mengenai biografi dan kepribadian Uwais al-Qarni dalam beberapa bagian:

  1. Uwais bin ‘Amir Muradi al-Qarni, memiliki julukan Abu ‘Amru.[1] Ia salah seorang pembesar tabi’in[2] dan tergolong zahid (orang yang zuhud).[3] Uwais al-Qarni menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat Syiah dan Sunni, karena kezuhudan, takwa dan akhlaknya yang terpuji.

Ia menerima Islam pada masa Rasulullah Saw, namun tidak pernah berhasil berjumpa dan menemui Rasulullah Saw. Ia meninggalkan kota Madinah demi menaati perintah ibunya.[4] Ia itu berasal dari Yaman, namun pada masa khalifah Umar memilih tinggal di Kufah.[5]

Ia termasuk salah satu sahabat setia Amirul Mukminin Ali As. Ia berbaiat dan membela wilayah Imam Ali As sampai titik darah penghabisan. Ia senantiasa berperang bersama Imam Ali As dan tidak pernah meninggalkan Imam Ali As.[6]

Diceritakan bahwa ketika Imam Ali As melihatnya untuk pertama kali, beliau mengetahui dari pancaran cahaya wajahnya dan berkata: Anda pasti adalah Uwais? Ia berkata: Iya, saya adalah Uwais, Imam As berkata: Anda pasti adalah al-Qarni? Ia berkata: Iya, saya adalah Uwais al-Qarni.”[7]

  1. Mengenai makam dan kedudukan spiritual Uwais al-Qarni di sisi Rasulullah Saw, akan disebutkan beberapa riwayat berikut ini:
  1. Rasulullah Saw sungguh rindu untuk berjumpa dengannya dan bersabda:”Telah berhembus angin-angin surga dari diri al-Qaran, betapa rindunya diri ini berjumpa denganmu duhai Uwais al-Qarni, ketahuilah, barangsiapa yang berjumpa dengannya, maka hendaknya menyampaikan salamku padanya.”[8]
  2. Seseorang bertanya: “Siapa gerangan Uwais al-Qarni itu?” Rasulullah Saw bersabda: ”Ia adalah pribadi yang tidak dikenal tatkala ia jauh dari kalian, maka kalian tidak pada posisi mencarinya dan jika ia ada bersama kalian maka kalian tidak akan menganggapnya, namun ketahuilah bahwa dengan syafaatnya sejumlah orang (sejumlah dua kabilah Rabi’ah dan Mudhar) akan masuk ke Surga, ia tidak melihat dan menyaksikanku, namun ia beriman kepadaku dan kelak ia akan meraih kesyahidan di barisan khalifahku (Imam Ali As) pada peristiwa perang Shiffin.”[9]   
  3. Pada riwayat lain, Imam Ali As bersabda:”Rasulullah Saw menceritakan kepada saya bahwa: “Ada seorang laki-laki dari umatnya yang kelak akan saya temui yang bernama Uwais al-Qarni. Ia berasal dari kelompok hizbullah (tentara Allah Swt) dan Rasul-Nya yang akan syahid di jalan Allah Swt dan dengan syafaatnya akan masuk sejumlah orang (sejumlah dua kabilah Rabi’ah dan Mudhar) ke dalam Surga.”[10]
  1. Uwais al-Qarni memiliki sifat zuhud dan takwa yang bisa dijadikan suri teladan dan merupakan salah satu sahabat pilihan Amirul Mukminin Ali As yang berada pada deretan awal, sebagaimana Fadhl bin Syazhan menganggapnya lebih tinggi dari pada ahli zuhud yang lain.[11]

Mengenai kezuhudan Uwais al-Qarni, Rasulullah Saw bersabda: ”Di tengah-tengah umatku terdapat orang-orang yang dikarenakan tidak punya pakaian, mereka tidak bisa hadir di Masjid untuk menunaikan salat dan keimanan mereka menghalanginya dari meminta bantuan lagi dari orang-orang, di antara orang itu adalah Uwais al-Qarni.”[12]

Ia itu adalah ahli dalam menghidupkan malam-malamnya dan juga seorang  ‘abid (ahli ibadah).[13]

Yang popular dan terkenal di kalangan sejarawan[14] adalah bahwaUwais al-Qarni, menggondol gelar kehormatan sebagai syahid dalam pasukan Imam Ali As pada peristiwa perang Shiffin.[15]

 

Adapun mengenai peristiwa patahnya gigi Uwais tatkala mendengar gigi Rasulullah Saw dipatahkan oleh kaum kafir Quraisy yang dinisbatkan serta disandarkan kepada Uwais al-Qarni, tidak disebutkan pada kebanyakan literatur sejarah dan apa yang disinggung pada sebagian sejarah adalah bahwa ketika ia mendengar kaum kafir Quraisy mematahkan gigi mulia Rasulullah Saw, ia memutuskan untuk mematahkan seluruh giginya sehingga dengannya (mematahkan seluruh giginya) ia dapat menyerupai salah satu gigi Rasulullah Saw yang patah.”[16] Dari sisi sanad dan kandungan riwayat ini tidak dapat diandalkan alias meragukan. [iQuest]

 


[1]. Syamsudin Muhammad bin Ahmad Dzahabi, Târikh Islâm, Riset oleh: Umar Abdussalam Tadmari,, jil. 3, hal. 555, Dar al-Kitab al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1413 H; Ibnu Atsir al-Jaziri, Izzuddin bin al Atsir Abul Hasan Ali bin Muhammad, Usd al-Ghabah, jil. 1, hal 179, Dar al-Fikr, Beirut, 1409 H; Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, al Thabari, Târikh Thabari, Riset oleh: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, jil. 11, hal. 662, Dar al-Turats, Beirut, Cetakan Kedua, 1387 S.

[2]. Abu Muhammad Ahmad bin ‘Atsam Ibnu ‘Atsam al Kufi,  al-Futuh, Riset oleh Ali Syiri, jil. 2, hal. 544 dan 545, Dar al-Adhwa’, Beirut, Cetakan Pertama, 1411 H; Târikh al-Islâm, jil. 3, hal. 555; Siyar A’lâm al- Nubâlâ’, jil. 5, hal. 34 dinukil dari Sayid Asghar Nazhim Zadeh Qumi,  Ashhab Imam Ali As, jil. 1, Uwais al Qarni; Usd al-Ghabah, jil. 1, hal. 179.

[3]. Târikh al-Islâm, jil. 3, hal. 555; Usd al-Ghabah, jil. 1, hal. 179.

[4]. Ahmad bin ‘Ali, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Ishâbah, Riset oleh: Abdul Maujud, Adil Ahmad dan Mu’awwadh, Ali Muhammad, jil. 1, hal. 359, Dar al-Kutub al-‘Amiyah, Beirut, Cetakan Pertama,  1415 H; Ashhâb Imâm Ali As, jil. 1.

[5]. Usd al-Ghabah, jil. 1, hal. 179; Târikh al-Islâm, jil. 3, hal. 556; al-Ishâbah, jil. 1, hal. 359; Zarkuli Khairullah, al-A’lam, jil. 2, hal. 32, Dar al-‘Ilmi lil Malayin, Beirut, Cetakan Kedua, 1989 M; Siyar A’lâm al- Nubalâ’, jil. 5, hal. 70 sesuai penukilan dari Ash-Hab Imam Ali as, jil. 1.

[6]. Silahkan lihat, Syaikh Mufid, Nabard-e Jamal, Penjermah Persia, Mahdavi Dam Ghalani, Mahmud, hal. 59, Nasyr-e Nei, Teheran, Cetakan Kedua, 1383 S.

[7]. Kasyi, Abu ‘Amru, Muhammad bin Umar bin Abdul Aziz, Rijâl al-Kasyyi, Riset oleh Dr. Mushthafawi, Hasan, hal 98, Hadis 156, Muassasah Nasyr  Danesygah-e Masyhad, 1409 H.

[8]. Ibnu Syazan Qumi, Abul Fadhl Syazan bin Jibrail, al-Fadhâil, hal. 107, Nasyr Radhi, Qom, Cetakan Kedua, 1363 S; Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 42, hal. 155, Dar al-Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1403 H; Muhammad bin Hasan, Syaikh Hurr ‘Amili,  Itsbat al-Huda bin Nushus wal Mu’jizat, jil. 3, hal. 46, Nasyr al-A’lami, Beirut, Cetakan Pertama, 1425 H.

[9]. Al-Fadhâil, hal. 107; Bihâr al-Anwâr, jil. 42, hal. 155.

[10]. Muhammad bin Muhammad Mufid, al-Irsyâd fi Ma’rifati Hujajillah ‘ala al-‘Ibâd, jil. 1, hal. 316, Kongres Syaikh Mufid, Qum, Cetakan Pertama, 1413 H; Fadhl bin Hasan Thabarsi, I’lâmul Warâ bi A’lâm al-Hudâ (Cetakan Lama), hal. 170, Nasyr Islamiyah, Teheran, Cetakan Ketiga, 1390 S; Bihâr al-Anwâr, jil. 42, hal. 147.

[11]. Rijâl al-Kasyyi, hal. 98; Ashb Imâm Ali As, jil. 1.

[12]. Al-Ishâbah, jil. 1, hal. 361; Hilyat al-Auliyâ, jil. 2, hal. 84 dan Siyar A’lâm al-Nubâlâ, jil. 5, hal. 76 berdasarkan nukilan dari Ashb Imam AliAas, jil. 1.

[13]. Hilyat al-Auliyâ, jil. 2, hal. 87 dan Siyar A’lâm al-Nubâlâ, jil. 5, hal. 77.

[14]. Menurut pandangan yang kurang populer adalah bahwa ia syahid pada peristiwa perang Dailam. Dan makamnya terletak di bukit lebih tinggi di Qazwin (Mustaufa Qazwini, Hamdallah bin Abi Bakr bin Ahmad, Târikh-e Guzideh, Riset oleh Abdul Husain Nawai,, hal. 630, Amir Kabir, Teheran, Cetakan Ketiga, 1364 S.

[15]. Al-Ishâbah, jil. 1, hal. 359; Usd al-Ghabah, jil. 1, hal. 180; Târikh al--Islâm, jil. 3, hal 566; Târikh Thabari, jil. 11, hal. 662; Târikh-e Guzideh, hal. 631; Nashr bin Muzahim al-Munqari,, Wâqi’ah Shiffin, Riset oleh Abdussalam Muhammad Harun, hal. 324, al-Muassasah al ‘Arabiyah al Haditsah, Kairo, Cetakan Kedua, 1382, Ofset Qum, Mansyurat-e Maktabah al-Mar’asyi al-Najafi, 1404 H; al-Tamimi al Sam’ani, Abu Sa’id Abdul Karim bin Muhammad bin Manshur, al-Ansâb, Riset: al-Mu’allimi al Yamani, Abdurrahman bin Yahya, jil. 10, hal. 392, Majlis Dairat al-Ma’ârif al-‘Utsmaniyah, Haidar Abad, Cetakan Pertama, 1382 S; Sibth bin Jauzi, Syarh-e Hal wa Fadhail-e Khandan-e Nubuwat, penerjemah Persia, Muhammad Ridha ‘Athai, hal. 115, Nasyr-e Astan-e Quds Razhavi, Masyhad, Cetakan Pertama, 1379 S..

[16]. Târikh-e Barguzideh, hal. 630.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259833 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245601 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214293 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157463 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140313 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133541 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...