Advanced Search
Hits
14371
Tanggal Dimuat: 2011/12/17
Ringkasan Pertanyaan
Dalam perjalanan menuju Allah, hijab-hijab nurâni yaitu para Imam maksum menjadi penyebab melambungnya manusia menuju Allah? Seberapa penting jarak kedekatan kepada mereka dalam perjalanan menuju Allah ini?
Pertanyaan
Dalam perjalanan menuju Allah, hijab-hijab nurâni yaitu para Imam maksum menjadi penyebab melambungnya manusia menuju Allah? Seberapa penting jarak kedekatan kepada mereka dalam perjalanan menuju Allah ini?
Jawaban Global

Redaksi hijab nurâni (cahaya) yang dapat disaksikan pada ungkapan-ungkapan irfani bermakna dari setiap tingkatan dalam pelbagai tingkatan sair dan suluk ruhani dimana persinggahan seorang salik (pejalan) pada salah satu tingkatan ini bermakna halangan dan rintangan untuk menanjak ke tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi; sejatinya segala jenis perhatian mandiri terhadap pelbagai faktor penyempurna spiritual disebut sebagai hijab nurâni (cahaya).

Jelas bahwa penyebutan hijab-hijab nurâni atas para Imam maksum dalam artian ini mengandung makna negatif; dan tidak dapat dikatakan bahwa para Imam maksum di samping merupakan hijab-hijab nurâni juga merupakan faktor penyebab melambungnya dan menanjaknya manusia naik ke jenjang-jenjang yang lebih tinggi.

Hanya saja harap dicermati bahwa dalam riwayat-riwayat disebutkan atas nama-nama dan sifat-sifat Ilahi atau entitas Rasulullah Saw dan lain sebagainya sebagai hijab nurâni. Tentu saja secara prinsip tidak mengandung makna negatif yang menjadi sorotan riwayat semacam ini. Melainkan yang dimaksud adalah bahwa mereka adalah ayat-ayat yang menunjukkan Kebenaran (Haq) dan sebab kesempurnaan, ““Setiap kali kilat itu menyinari (jalan) mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan apabila kegelapan menimpa mereka, mereka berhenti.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)

Namun bagaimanapun manifestasi (tajalli) dan penampakan cahaya mutlak Ilahi karena intensitas dan kekuatan, tidak mungkin dapat terjadi tanpa melintasi hijab-hijab ini, dan di samping itu terdapat entitas-entitas lainnya karena infirmitas (dha’f) dan ketidakmampuan tanpa perantara atau perantara-perantara tidak mampu mencerap dan memahami cahaya mutlak. Sehinga dengan demikian, mereka harus menanjak dan melambung melalui kanal eksistensial nama-nama dan sifat-sifat, Rasulullah Saw dan Ahlulbait As. Oleh karena itu, mereka dapat disebut sebagai hijab tanpa mengandung makna negatif sebagaimana yang disebutkan.

Adapun sehubungan dengan tawassul (berperantara) seberapa berpengaruh dalam mengantarkan manusia mendekat kepada Allah Swt, Anda dapat jumpai dengan merujuk pada jawaban-jawaban yang tersedia pada site Islam Quest ini.

Jawaban Detil

Kalimat hijab secara leksikal disebut sebagai pakaian yang menjadi penghalang dan pembatas antara subyek yang menyaksikan dan obyek yang ingin disaksikan. Karena itu, segala sesuatu yang menghalangi seseorang menyaksikan sesuatu yang lainnya disebut sebagai hijab. [1]

Pada ayat-ayat al-Qur’an kalimat hijab beserta rangkaian derivasinya disebutkan kira-kira sebanyak delapan kali. Demikian juga dalam riwayat, disebutkan redaksi kalimat hijab juga, banyak dijumpai, yang bermakna sesuatu yang menghalangi terlihatnya atau terpahamkannya sesuatu lainnya.

Redaksi-redaksi kalimat seperti ghita, qufl ‘ala   al- qalb, satr, akinnah, thab’ juga digunakan semakna dan sinonim dengan kalimat hijab. Demikian juga hij â l yang bermakna pengantin perempuan memahamkan makna hijab; karena pada umumnya pengantin perempuan duduk di balik tirai dan memiliki hijab supaya tidak terlihat oleh non-mahram.

Kasyf, syuhud, mu’ â yinah, absh â r dan bashirat masing-masing digunakan sebagai lawan kata dari hijab. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa seseorang yang telah sampai pada derajat kasyf dan syuhud ia tidak lagi memiliki hijab dan kesemuanya berada dalam hijab tidak kuasa menyaksikan keindahan absolut Tuhan.

Sayid ‘Alikhan Kabir juga berkata, “Hijab , pluralnya hajb , bermakna pakaian dan aslinya adalah sebuah benda yang menjadi penghalang di antara dua benda lainnya. Hijab juga digunakan untuk makna selain makna benda; misalnya terkadang disebutkan, “Ketidakmampuan adalah sebuah hijab antara manusia dan sampainya ia kepada maksud dan tujuan. Atau maksiat adalah hijab antara hamba dan Tuhannya. Hakikat hijab antara manusia dan Tuhan adalah bahwa manusia salik, memiliki maqam-maqam dan derajat-derajat yang masing-masing, sebelum sampai kepada Allah Swt – adalah hijab-hijab yang menghalanginya. Mengingat bahwa maqam-maqam dan derajat-derajat manusia adalah tidak terbata s maka tingkatan-tingkata hijab juga tidak terbatas. [2]

 

Beberapa Bagian dan Jenis Hijab

Hijab terdiri dari beberapa jenis dan bagian. Namun kita hanya akan menyinggung dua jenis hijab di sini yaitu hijab zhulm â ni dan hijab nurâni:

 

Hijab-hijab Zhulm â ni

Dalam sebuah hadis popular disebutkan bahwa Innall â ha saba’ina alf hij â bin min nur wa zhulum â t [3]   ( Sesungguhnya Tuhan memiliki tujuh puluh ribu hijab dari cahaya [ nur ] dan kegelapan [ zhulumât ]) . Sesuai dengan tuntutan hadis mulia ini, para arif besar membahas hijab-hijab nurâni (cahaya) dan hijab-hijab zhulumât (kegelapan) sehingga setelah memperkenalkan dan mengenal hijab-hijab ini, mereka berusaha menyingkap dan me nghelanya.

Karena dalam pandangan para arif, kata “ribuan” merupakan kata kiasan dari sebuah universal, seolah-olah setiap universal memiliki ribuan obyek partikular, dan satu hari universal di sisi Tuhan adalah ribuan tahun partikular duniawi di sisi kita. Karena itu, apabila tujuh puluh hijab nurâni dan zhulumât disebutkan sebagai hijab-hijab universal sejatinya telah menjelaskan obyek hadis di atas.

Hijab-hijab zhulumât (kegelapan) adalah obyek “al-zhulm zhulumât yaum al-qiyamah” sebagaimana banyaknya hijab bersumber dari kesatuan dan alam-alam kegelapan adalah hijab dari alam cahaya dan kudus, hijab-hijab ini juga membatasi manusia dalam alam materi dan empirik serta melalaikannya untuk memperhatikan alam malakut (alam atas dan meta-empirik) .

 

Hijab-hijab Nurâni

Redaksi hijab nurâni (bercahaya) yang dapat disaksikan pada ungkapan-ungkapan irfani bermakna dari setiap tingkatan dalam pelbagai tingkatan sair dan suluk ruhani dimana persinggahan seorang salik (pejalan) padanya bermakna halangan untuk menanjak ke tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi; [4] sejatinya segala jenis perhatian mandiri terhadap pelbagai faktor penyempurna spiritual disebut sebagai hijab nurâni (cahaya). [5] Jelas bahwa penyebutan hijab-hijab nurâni atas para Imam maksum dalam artian ini mengandung makna negatif; dan tidak dapat dikatakan bahwa para Imam maksum di samping merupakan hijab-hijab nurâni juga merupakan penyebab melambungnya dan menanjaknya manusia naik ke jenjang-jenjang yang lebih tinggi.

Namun harap dicermati bahwa dalam riwayat-riwayat disebutkan atas nama-nama dan sifat-sifat Ilahi atau entitas Rasulullah Saw dan lain sebagianya sebagai hijab nurâni yang tentu saja secara prinsip tidak mengandung makna negatif yang menjadi sorotan riwayat semacam ini. Melainkan yang dimaksud adalah bahwa mereka adalah ayat-ayat yang menunjukkan Kebenaran (Haq) dan sebab kesempurnaan , ““Setiap kali kilat itu menyinari (jalan) mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan apabila kegelapan menimpa mereka, mereka berhenti.”   (Qs. Al-Baqarah [2]:20)

Namun bagaimanapun, manifestasi (tajalli) dan penampakan cahaya mutlak Ilahi karena intensitas dan kekuatan, tidak mungkin dapat terjadi tanpa melintasi hijab-hujiab, dan di samping itu terdapat entitas-entitas lainnya karena infirmitas dan ketidakmampuan tanpa perantara atau perantara-perantara tidak mampu mencerap dan memahami cahaya mutlak. Sehinga d engan demikian, mereka harus menanjak dan melambung melalui kanal eksistensial nama-nama dan sifat-sifat, Rasulullah Saw dan Ahlulbait As. Oleh karena itu, mereka dapat disebut sebagai hijab tanpa mengandung makna negatif sebagaimana yang disebutkan.

Bagaimanapun, apa yang penting bagi kita adalah mengetahui bahwa hijab-hijab nurâni kendati menunjukkan Tuhan dan semakin bercahaya semakin menunjukkan segala sesuatu yang lebih baik kepada kita . Hanya saja tetap hanya pada batasan menunjukkan Tuhan min warâ al-hijab dan sekali-kali Tuhan tidak dapat dijumpai tanpa tirai dan penghalang; karena pengantin wanita senantiasa mendiami tirai gaib dan tiada satu pun mata hati mahram yang kuasa melihatnya. Dia senantiasa suci dan kudus yang tidak satu pun akal dan hati yang tidak memiliki kesucian dan kekudusan yang mampu menyaksikan jamal dan jalal -N ya yang sedemikian mempesona.

Adapun sehubungan dengan tawassul seberapa berpengaruh dalam mengantarkan manusia mendekat kepada Allah Swt, Anda dapat jumpai dengan merujuk pada jawaban-jawaban 6671 (Site: 6778) dan 542 (Site: 590) serta 7753 (Site: 7866) yang tersedia pada site ini. [iQuest]

 



[1] . Majma al-Bahrain , jil. 2, hal. 34.

[2] . Riy â dh al-S â likin , jil. 2, hal. 29, sehubungan dengan ulasan doa kedua, Talkhish al-Riyadh aw Tuhfat al-Thalibin, jil. 1, hal. 142.

[3] . Bih â r al-Anw â r , jil., 55, hal. 45.

[4] . Ahmad Abidi, Du Mâhnâme Ayine Pazyuhesy, No. 79, Hijâb-ha-ye Nurâni wa Zhulmâni az Didgâh-e Imâm Khomeini, 48-59.

[5] . “Bil ismi lladzi ihtijabta bihi.” Bihar al-Anwar, jil. 18, hal. 427. “Muhammad ShallalLlahu ‘alaihi wa Alihi HijabulLLah.” Ibid, jil. 58, hal. 42. “Al-Imam HijabuLLah wa Ayatullah.” Ibid, jil. 3, hal. 102. AmaraLlahu Ba’dha al-Malaikata hatta yahjubuhu.” Ibid, jil. 61, hal. 53; jil. 58, hal. 256. Awwala ma khalaqaLlahu hajbahu.” Ibid, jil. 36, hal. 342.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Bagaimana cara bertaubat dari menonton film-film vulgar?
    106647 Akhlak Teoritis 2010/01/16
    Dosa dan maksiat bagai endapan lumpur busuk yang membuat manusia semakin tenggelam di dalamnya maka semakin ia tidak menyadari kebusukan dari amal perbuatan yang di lakukannya. Karena indera penciumannya tidak lagi bekerja dan tidak menyadari bahwa sebentar lagi ia akan karam.Dari sisi lain ...
  • Apakah orang-orang Iran memeluk Islam berkat usaha Umar?
    8814 Sejarah Para Pembesar 2011/04/19
    Apabila yang dimaksud bahwa orang-orang Iran baru menjadi Muslim pada masa pemerintahan Umar maka kemungkinan ini tidak dapat diterima; karena sebelum penaklukan Iran oleh orang-orang Arab dan kaum Muslimin, sudah terdapat sebagian orang Iran di negara-negara lain yang telah memeluk Islam pada masa awal-awal kemunculan ...
  • Mengapa kita harus belajar bahasa Arab?
    14640 Ulumul Quran 2011/06/20
    Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa kitab abadi Ilahi yaitu al-Qur’an dan warisan berharga Islam yaitu kitab-kitab hadis, sejarah dan tafsir. Bahasa ini memiliki beberapa karakteristik tipikal seperti keragaman dalam ungkapan, keluasan bahasa, kefasihan dan ekspresif dalam menyampaikan pesan-pesannya.Dan yang terpenting salat kita dan demikian juga doa-doa yang diriwayatkan dari ...
  • Apakah Rasulullah semasa hidupnya pernah bernubuat?
    8756 Hadis 2014/08/04
    Apabila Allah Swt memandang sesuatu itu maslahat, maka Dia akan menyingkapkan tirai alam gaib bagi rasul-Nya Saw. Dalam hal ini, Rasulullah Saw semasa hidupnya yang penuh keberkahan menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa dan masalah-masalah gaib – dengan momentum yang berbeda-beda, kepada para sahabatnya yang akan kita sebutkan beberapa di ...
  • Apakah tawassul menyebabkan orang tersesat? Apakah kita memiliki dalil mengapa harus ber-tawassul?
    10547 Teologi Lama 2011/07/14
    Tawassul tidak hanya tidak menyebabkan kesesatan bahkan sebaliknya merupakan jalan dan media untuk mendekat (qurb) kepada Allah Swt. Adapun bahwa Imam Ridha As memberikan kesembuhan kepada seseorang bukan sebagai dalil utama kebolehan tawassul namun dapat dikatakan bahwa hal itu merupakan salah satu bukti penyokong masalah tawassul. Itu pun setelah ...
  • Apa itu Zionisme Global?
    10917 Sejarah Kalam 2012/06/19
    Zionisme Global adalah nama sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 1897 (sekitar seratus dua puluh tahun yang lalu) di Swiss oleh 240 tokoh Yahudi dari berbagai negara. Sebagaimana yang disebutkan dalam sumber-sumber sejarah, seorang yang bernama Theodor Herzl adalah pendiri Zionisme Global yang dibentuk pada ...
  • Apakah tanah yang basah akan menjadi najis apabila seekor anjing berjalan di atasnya?
    17192 Hukum dan Yurisprudensi 2011/05/17
    Apabila air hujan atau air lainnya, bertumpuk pada sebuah lubang dan ukurannya kurang dari satu kurr, kemudian sebuah najis mengenai tempat itu, maka ia akan menjadi najis.[1] Karena itu, mengingat anjing adalah najis, apabila setelah usai turunnya hujan, dan permukaan basah tanah (lorong, jalan dan trotoar) berhubungan dengan ...
  • Bagaimana tata cara pelaksanaan ibadah salat nafilah malam itu?
    11727 Hukum dan Yurisprudensi 2012/05/16
    Salat malam merupakan salah satu ibadah dan salat yang mengandung banyak keutamaan. Salat ini dikerjakan setelah tengah malam dan jauh dari segala bentuk riya dan pamer. Salat malam ini terdiri dari sebelas (11) rakaat. Delapan rakaat dikerjakan dalam dua rakaat-dua rakaat, seperti salat Subuh, namun dikerjakan dengan ...
  • Menurut Anda apakah seorang Muslim dapat menolak konsep Wilayat al-Faqih?
    11203 Teologi Lama 2012/06/12
    Berdasarkan penjelasan sebagian juris atau fukaha (ahli fikih) Syiah, konsep Wilâyat al-Faqih adalah konsep yang kurang lebih diterima oleh kebanyakan fakih Syiah.[i] Ikhtilaf dan perbedaan pendapat terkait masalah itu sering ditemukan beberapa abad terakhir tentang batasan-batasan wewenang seorang Wali Faqih dan bukti-bukti yang menetapkannya.
  • Tolong jelaskan tentang biografi dan kepribadian Uwais al-Qarni? Apakah benar peristiwa yang mengisahkan bahwa ketika gigi mulia Rasullah Saw patah ia juga mematahkan giginya?
    33438 Sejarah Para Pembesar 2012/05/10
    Uwais bin ‘Amir Muradi al-Qarni, memiliki julukan Abu ‘Amru. Ia salah seorang pembesar tabi’in[i] dan tergolong zahid (orang yang zuhud). Uwais al-Qarni menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat Syiah dan Sunni, karena kezuhudan, takwa dan akhlaknya yang terpuji. Ia menerima Islam pada ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259833 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245601 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214293 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157465 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140313 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...