Please Wait
Hits
12181
Tanggal Dimuat: 2011/09/11
Kode Site fa2672 Kode Pernyataan Privasi 16578
Tema Teologi Lama
Ringkasan Pertanyaan
Apa makna leksikal kata Allah itu?
Pertanyaan
Apa makna leksikal kata Allah itu?
Jawaban Global

Lafaz jalalah Allah yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Tuhan adalah nama khusus dan yang paling inklusif di antara nama-nama Tuhan. Sayidina Ali As dalam menjelaskan makna Allah, bersabda, “Allah artinya sesembahan yang membuat makhluk terheran dan terhenyak padanya dan mencintai-Nya. Allah adalah sosok yang tertutup dari pandangan mata dan terhijab dari pikiran-pikiran dan akal-akal manusia.”

Jawaban Detil

Lafaz jalâlah Allah yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Tuhan adalah nama khusus dan yang paling inklusif di antara nama-nama Tuhan. Nama ini hanya pantas dan layak dilekatkan pada Tuhan. Artinya tiada satu pun selain Tuhan yang dapat menyandang nama ini. Karena masing-masing dari nama-nama Tuhan merefleksikan satu bagian tipikal dari sifat Tuhan. Dan satu-satunya nama yang mencakup seluruh sifat dan kesempurnaan Ilahi atau dengan ungkapan lain penghimpun sifat jalal dan jamal adalah Allah.[1]

Allah derivasinya dari kata walah yang bermakna heran (tahayyur) karena akal-akal terheran dan terhenyak dalam Zat suci-Nya sebagaimana hal ini dinyatakan dalam sebuah hadis yang dinukil dari Amirul Mukminin Ali As:

“Allah artinya sesembahan yang mrmbuat akhluk terhenyak padanya dan mencintai-Nya. Allah adalah sosok yang tertutup dari pandangan mata dan terhijab dari pikiran-pikiran dan akal-akal manusia.”[2]

Terkadang juga dipandang bersumber dari akar kata “alah” (yang bermakna ibadah) dan derivatnya adalah “Alilah” yang berarti satu-satunya sesembahan.  

Terdapat nama-nama lain bagi Allah Swt yang galibnya disebut sebagai sifat dan ajektif bagi kata Allah misalnya sebagai berikut:

Ghafur dan Rahim yang menyiratkan sisi kepemaafan Tuhan, “FainnaLlah ghafurun Rahim.”[3]

Sami’ yang bertautan dengan pengetahuan Tuhan terhadap segala yang terdengar. Dan alim yang menyiratkan pengetahuan Tuhan terhadap segala sesuatu, fainnaLlâh sami’un alîm.”[4]

Bashir yang mengungkap pengetahuan Tuhan terhadap segala yang terlihat “waLlâhu bashirun bima ta’malun.”[5]

Razzaq yang menandaskan bahwa Tuhan menganugerahkan rizki kepada seluruh entitas dan “dzul quwwah” terkait dengan kekuasaan-Nya dan matin berhubungan dengan konstannya perbuatan-perbuatan dan program-progam Ilahi, “InnaLlah huwa al-razzâq dzu al-quwwati al-matin.”[6]

Dan akhirnya, khaliq dan bari yang menandaskan penciptaan-Nya dan mushawwir yang membentuk segala sesuatu, “huwaLlah al-khaliq al-bari al-mushawwir lahu al-asma al-husnâ.” (Qs. Al-Hasyr [59]:24)  

Benar hanya kata Allah yang merupakan nama Tuhan yang paling inklusif. Kita amati pada sebuah ayat yang menyebutkan nama-nama ini, terdapat sifat Allah Swt, “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa. Dia memiliki nama-nama yang paling baik. Seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al-Hasyr [59]:24) Salah satu bukti nyata atas inklusifnya nama ini adalah bahwa media iman dan tauhid hanya dapat diekspresikan dengan kalimat laa ilaha illaLlah dan kalimat “la ilaha illa al-alim, illa al-khaliq, illa al-razzaq dan semisalnya dengan sendirinya tidak dapat menjadi bukti ketauhidan dan keislaman.

Demikian juga, pada mazhab-mazhab lainnya tatkala mereka menyebut Tuhan kaum Muslimin mereka menyebut nama Allah karena pendeskripsian Tuhan dengan Allah adalah terkhusus untuk kaum Muslimin. [IQuest]



[1]. Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 21 dan 22.  

 

[2]. Bihâr al-Anwâr, jil. 3, hal. 222.

اللَّه معناه المعبود الذى یاله فیه‏الخلق، و یؤله الیه، و اللَّه هو المستور عن درک الأبصار، المحجوب عن الاوهام و الخطرات.

 

[3]. “Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”  (Qs. Al-Baqarah [2]:226)

 

[4]. “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah [2]:227)

 

[5]. “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Hujurat [49]:18)

 

[6]. “Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Qs. Al-Dzariyat [56]:58)