Advanced Search
Hits
18981
Tanggal Dimuat: 2012/04/14
Ringkasan Pertanyaan
Apa maksud jalan melihat Allah dengan mata hati? Harus mulai dari manakah bagi seorang pemula?
Pertanyaan
Apa maksud jalan melihat Allah dengan mata hati? Harus mulai dari manakah bagi seorang pemula sehingga dapat meneguk setetes manisnya minuman ini?
Jawaban Global

Penglihatan hati atas pelbagai manifestasi Allah yang merupakan makna yang benar melihat Allah Swt memiliki ragam tingkatan yang berbeda. Meski tingkatan aslinya hanya hanya dapat diperoleh setelah pesuluk “meleburkan diri” (fana) namun terdapat tingkatan-tingkatan dan derajat-derajat turunan yang diraup oleh salik buah dari temuan-temuan syuhudi dan qalbunya.

Jawaban Detil

Kita ketahui bahwa melihat Tuhan yang dibenarkan dalam ajaran Islam dan Syiah Imamiyah adalah melihat Tuhan dengan hati dan hakikat keimanan, namun terdapat banyak ragam pendapat dalam bidang Teologi, Filsafat, dan Irfan berkenaan dengan melihat Tuhan dalam permasalahan ini.

Merupakan hal yang wajar bahwa ketika terdapat pembicaraan berkenaan dengan kedudukan ini, yaitu penyaksian Tuhan, maka kita perlu menyelidikinya dalam kajian Irfan praktis. Akhir dari sesuatu yang dibahas di dalam Teologi dan Filsafat atau bahkan di dalam Irfan teoritis dapat diperoleh dalam kesempatan ini, atau hubungan dengan diperbolehkan dan tidak diperbolehkannya kepercayaan demikian, atau juga pembahasan global dan rasional berkenaan dengan maksud permasalahan ini.

Berkenaan dengan masalah ini, kita dapat menggunakan apa yang termaktub dalam al-Qur’an dan sunnah, bahwa orang-orang Mukmin mengharapkan perjumpaan dan pertemuan dengan Allah swt, kebalikan dari orang-orang kafir.

Sebagian orang-orang Mukmin berjumpa dengan Allah swt di dunia ini dan sebagian yang lain pada hari kiamat. Dalam Irfan juga hakikat sejati Mukmin di dunia ini haruslah sampai pada puncak perjalanan spiritual yaitu perjumpaan dengan Allah Swt, sebagaimana Rasulullah Saw telah sampai pada maqam ini.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat bahwa salat adalah mikrajnya Mukmin dan sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan mikraj adalah perjumpaan dengan Allah swt.

Sekarang pertanyaan yang mengemuka adalah bagi seseorang yang masih pemula dalam perjalanan spiritual, Apakah terdapat jalan untuk menempuh makam ini? Sampai pada derajat tingkatan mana seseorang dapat mereguk manisnya anggur cinta sehingga dapat berlari menuju perjumpaan dengan Allah swt?

Pada kesempatan kali ini terdapat sebuah riwayat yang dinukil dari kitab Tauhid Shaduq bahwa merenungkan adalah sebuah motivasi dan juga menunjukkan tafsiran-tafsiran yang beragam berkenaan dengan itu. Riwayat ini akan kami sebutkan dibawah ini:

Abu Bashir mengatakan, saya bertanya kepada Imam Shadiq As, beritahu saya tentang Allah Swt,  apakah orang-orang Mukmin dapat melihat Allah Swt pada hari kiamat?” Beliau As menjawab, “Iya dan sebelum hari kiamat pun mereka dapat melihat-Nya.” Saya bertanya pada waktu kapan? Beliau As menjawab, ketika dikatakan kepada mereka “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kemudian beliau sesaat berdiam, setelah itu berkata, dan mereka orang-orang Mukmin ketika di dunia sebelum hari kiamat dapat melihat-Nya!...Bukankah engkau tidak termasuk demikian pada saat ini engkau melihat-Nya?!

Abu Bashir berkata, saya bertanya kepada beliau as, jiwaku sebagai tembusanmu, bolehkah saya meriwayatkan perkataan Anda ini? Imam Shadiq As menjawab, “Tidak ! Karena setiap kali engkau meriwayatkan perkataan ini maka orang jahil akan mengingkarinya, orang jahil sebagaimana yang kami katakan, mereka akan mengingkari hal ini dan menganggap hal ini adalah penyerupaan dan kekufuran. Akan tetapi melihat dengan hati tidak sama melihat dengan mata Allah lebih baik dari apa yang disifatkan orang-orang yang menyerupakan dan mengingkari-Nya”.[1]

Riwayat ini menurut sebagian orang Arif, seperti Faidh Kasyani merupakan sebuah tafsiran dari melihat Allah swt di dalam makam perjumpaan (liqâ).

Rahasia riwayat ini dan riwayat yang sepertinya tidaklah semudah dipahami dan dijelaskan. Dengan keadaan ini dapat di pahami dengan mengkaji pembahasan melihat Allah dengan hati di dalam Irfan praktis, dan hal ini merupakan sebuah hakikat irfani dan sebuah kepercayaan, setelah itu berusaha dalam mewujudkannya.

Penglihatan hati atas pelbagai manifestasi Allah yang merupakan makna yang benar melihat Allah Swt memiliki ragam tingkatan yang berbeda. Meski tingkatan aslinya hanya hanya dapat diperoleh setelah pesuluk “meleburkan diri”[2](fana), sebagaimana Nabi Musa As meminta hal tersebut, namun terdapat tingkatan-tingkatan dan derajat-derajat turunan yang diraup oleh salik buah dari temuan-temuan syuhudi dan qalbunya, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang melihatku maka ia melihat al-Haq.[3] Yakni melihat keindahan Nabi Muhammad Saw yang merupakan percikan hakikat Muhammadiyah dalam kesadaran atau dapat dikatakan sebagai melihat dan menyaksikan tahapan dari penyaksian Tuhan di dalam cerminan tanda-tanda (keberadaan) Illahi.

Keindahan ini juga dapat dilihat pada keindahan para Imam Ahlulbait As yang merupakan pancaran manifestasi yang menghantarkan kepada perjumpaan dengan Allah Swt, berdasarkan hal ini disebutkan bahwa, “Melihat wajah Ali As adalah ibadah.”[4]

Mazhab para pecinta dalam Irfan Islam adalah sebagaimana melihat Tuhan dalam penampakan. Buku-buku sastra yang berisikan syair-syair seperti Diwân Hâfiz, Matsanawi Rumi, Mantiq al-Thair ‘Athar, dan lain-lain merupakan isyarat akan rahasia dan simbol mazhab ini yang masyhur di kalangan budaya Iran.

Sebagaimana yang dikatakan Faidh Kasyani, di dalam menjelaskan riwayat Abu Bashir, semua dapat melihat penampakan Tuhan, namun perbedaannya pada manusia adalah berdasrkan makrifah dan kepercayaan terhadap hal itu. Di bawah ini kami akan menukilkan beberapa perkataan Faifh Kasyani dalam kitab Kalimat Maknunah, “Seberapa berusaha menguak inti hakikat maka tak akan pernah ditemukan jalan, karena Ia menyeliputi segala sesuatu dan yang terliputi tak akan dapat meyeliputi sesuatu lainnya, namun berkenaan dengan keabsolutan penampakan dalam kejelasan-kejelasan nama-nama Ilahi yang hadir di setiap eksistensi, di setiap tingkatan merupakan sebuah pancaran nama-nama Ilahi. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran, “Maka ke arah mana pun kamu menghadap, di situlah terdapat “wajah” Allah”.[5] Dan disebutkan dalam sebuah riwayat: Meskipun engkau berlari menuju paling bawahnya lapisan bumi maka engkau akan tetap menemukan-Nya. Oleh karena itu, kebenaran penglihatan dan makrifah adalah sesuatu yang mungkin, bukan hanya itu melainkan penampakan semua ini benar-benar ada, akan tetapi telah diketahui bahwa dengan perantaraan apa kita melihat-Nya, jadi dapat dikatakan bahwa pada segala sesuatu yang aku lukis, aku melihat Allah sebelumnya, sesudahnya, dan bersamanya, akan tetapi orang awam tidak mengetahuinya apa yang mereka lihat. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran, “Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka berada dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.“[6] Bukankah telah aku katakan hari perjumpaan akan datang? Ia menjawab perhatikanlah dengan baik mungkin saja engkau telah sampai![7]

Terdapat  amalan-amalan secara umum di dalam Irfan untuk memperoleh makam penyaksian penampakan Illahi, yaitu pensucian hati dari noda-noda kekufuran, nifaq, dan syirik kepada Allah swt, sebagaimana kalbu yang suci, yaitu hati yang kosong dari selain Allah dan hanyalah Allah yang hadir di dalam hatinya. Kehadiran Allah swt di sini bermakna penyaksian penampakan Allah Swt dalam hatinya dan menyakini akan penampakan ini. Makam ini hanya dapat di rasakan dan jalan untuk sampai ke makam ini adalah meninggalkan ke-egoan dan kecintaan diri, dan tujuan dari irfan praktis yang sejati tidak lain  kecuali hal ini.

Pada kehidupan sehari-hari hanya terdapat sedikit dari orang-orang yang memiliki keteguhan dalam mengamalkan perkara ini. Dengan keadaan ini merupakan jalan menuju kesadaran sebelum semua manusia dikumpulkan pada hari kiamat kelak akan disingkapkan semua kepada mereka.

Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!"[8] [iQuest]

 

Indeks Terkait:

Hati Suci Qalbun Salim, 14780 (Site : 14505)

 

 


[1]. Shaduq, Al-Tauhid, hal. 117, Bâb ma Ja’a al-Qurân fi al-Riwâyah, Hadis 20, Intisyarat Jami’at al Mudarrisin, Qum, 1357 S.

[2]. Pesuluk adalah seseorang yang sedang menempuh perjalanan spiritual.

[3]. Sayid Haidar, Jâmiat al-Asrâr, hal.  380, terbitan Intisyarat Ilmi wa Farhanggi.

« و صاحب هذا المقام هو الموسوم بالخليفة الأعظم و قطب الاقطاب و الإنسان الكبير و آدم الحقيقىّ، المعبّر عنه بالقلم الأعلى، و العقل الاوّل، و الروح الأعظم، و أمثال ذلك.و اليه أشار النبىّ- صلّى الله عليه و آله و سلّم «خلق الله آدم على صورته». و كذلك «من رآني فقد رأى الحقّ»

[4]. Syaikh Thusi, Almali, hal.  350, Dar al-Syiqafah, Qum.

[5].  (Qs. Al-Baqarah [2]: 115).

[6]. (Qs. Fushilat [41]: 54)

[7]. Muhsin Faidh Kasyani, Al-Kalimat al-Maknunah fi Ulum Ahli al-Hikmah wa al-Ma’rifah, hal.  4-5.

[8]. (Qs. Al-An‘am [6]: 31)

«قَدْ خَسِرَ الَّذينَ كَذَّبُوا بِلِقاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذا جاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قالُوا يا حَسْرَتَنا عَلى‏ ما فَرَّطْنا فيها»

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259839 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245605 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167404 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140315 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...