Advanced Search
Hits
8691
Tanggal Dimuat: 2012/01/16
Ringkasan Pertanyaan
Dalam Nahj al-Balâghah, Imam Ali As menyatakan dalam salah satu khutbahnya bahwa kaum wanita memiliki kekurangan dan kelemahan dari sudut pandang iman dan akal. Pertanyaan saya apakah salat dan puasa dengan sendirinya dapat menjadi kriteria untuk mengukur kadar keimanan kaum wanita?
Pertanyaan
Dalam Nahj al-Balâghah, Imam Ali As menyatakan dalam salah satu khutbahnya bahwa kaum wanita memiliki kekurangan dan kelemahan dari sudut pandang iman dan akal. Pertanyaan saya apakah salat dan puasa dengan sendirinya dapat menjadi kriteria untuk mengukur kadar keimanan kaum wanita? Sementara kebanyakan kaum pria juga tidak mengerjakan dua kewajiban ini! Bagaimanakah iman yang sebenarnya dalam pandangan Imam Ali As dalam khutbah ini? Mengingat kaum wanita mengerjakan puasa-puasa qadha-nya dan tidak melaksanakan salat pada masa haidh merupakan instruksi dari Allah Swt. Apakah definisi akal menurut Islam? Apakah memberikan kesaksian (syahadah) dengan sendirinya dapat menjadi kriteria untuk mengukur akal wanita dan seorang manusia? Apabila yang dimaksud bahwa kaum wanita adalah kaum yang banyak mengikuti perasaannya, apakah hal ini logis terkait dengan penilaian berdasarkan akalnya? Dalam teks bahasa Arab khutbah ini, redaksi kalimat “naqsh” (kurang atau lemah) digunakan. Tolong Anda sebutkan beberapa makna dan penggunaan kalimat tersebut? Apabila Imam Ali menyampaikan khutbah ini disebabkan oleh Aisyah; lantas mengapa seluruh wanita disinggung dalam khutbah tersebut?
Jawaban Global

Berdasarkan beberapa timbangan dan barometer yang dikemukakan oleh para Imam Maksum As, jika terdapat riwayat-riwayat yang meragukan maka ia harus disandingkan dan dibandingkan dengan al-Qur’an. Apabila bertentangan dengan al-Qur’an maka tuntutan lahir dari riwayat tersebut tidak boleh diamalkan.

Dari sisi lain, kita tidak menemukan satu pun ayat dalam al-Qur’an yang menengarai tentang hukum universal terkait dengan kekurangan akal dan iman kaum wanita. Karena itu, dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan barometer-barometer ilmu hadis, kita juga tidak dapat menerima riwayat di atas berdasarkan makna lahirnya. Namun demikian, kita juga tidak dapat secara definitif dan seratus per seratus menyatakan bahwa riwayat di atas adalah riwayat bodong (palsu) dan tidak pernah disampaikan oleh Imam Ali As.

Karena itu, riwayat tersebut harus dicari sisi benarnya (taujih) atau menyerahkan penafsiran riwayat ini kepada Imam Ali As sendiri. Dari sisi lain, karena dalam ucapan dan tindakan para nabi dan wali Allah, kita menyaksikan mereka menyampaikan tuturan tentang kaum wanita atau melakukan sebuah perbuatan yang secara lahir menunjukkan sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan, namun pada kenyataannya, mereka memiliki maksud yang lain. Terdapat kemungkinan riwayat yang disandarkan kepada Imam Ali As ini juga demikian adanya. Dengan demikian, terdapat kemungkinan bagi kita untuk mencari sisi benar (taujih) dan mencari makna lain atas riwayat ini.

Bagaimanapun, sesuai dengan kajian ayat dan riwayat, jelas bahwa dua jenis kelamin, pria dan wanita, meski terdapat beberapa perbedaan yang tidak dapat dipungkiri, namun keduanya adalah manusia yang memiliki akses sama dan sederajat untuk meraih kesempurnaan pengetahuan dan iman. Pemikiran yang memandang bahwa jenis kelamin wanita adalah jenis kelamin rendah dan hina adalah pemikiran yang berakar pada pemikiran-pemikiran abad jahiliyah yang telah mendapat kecaman dalam al-Qur’an.

Jawaban Detil

Pertanyaan yang Anda ajukan, berulang kali telah dikemukakan dari beragam orang dengan beragam ungkapan. Jawaban yang sesuai atas pertanyaan itu pun telah dilontarkan.[1] Akal dan penggunaannya juga telah dibahas pada jawaban-jawaban lainnya.[2]

Namun demikian, sekali lagi kami mengkaji dan menelaah ulang penggalan tuturan yang disandarkan kepada Imam Ali As, dengan penjelasan bahwa hanya dengan mengakaji pertanyaan-pertanyaan cabang lainnya boleh jadi mengemuka, kami dapat menyodorkan jawaban final, pertanyaan-pertanyaan seperti:

1.     Apakah kritikan Anda telah dikemukakan secara tepat dan dapat diterima sehingga kami harus menjawabnya?

2.     Apa yang menjadi kriteria prinsip-prinsip dan timbangan-timbangan agama? Apakah ketika kami memandang sebuah riwayat tidak sesuai dengan timbangan syariat, lantas riwayat tersebut harus segera dinegasikan ataukah terdapat metode lainnya dalam menghadapi model riwayat buram (tidak jelas) seperti ini?

3.     Apakah penyandaran seluruh khutbah dalam Nahj al-Balâghah kepada Imam Ali As itu merupakan suatu hal yang pasti dan tidak dapat diragukan lagi?

4.     Bagaimana kita menilai posisi kaum wanita dalam pandangan al-Qur’an dan apakah al-Qur’an menerima superioritas dan keunggulan sekelompok orang atas orang lainnya?

5.     Apakah mungkin, terlontar ungkapan dari para nabi dan wali Allah, yang tidak sesuai dengan makna lahirnya, namun para objek dakwah para wali Allah, memaknainya secara lahir dan sama sekali tidak membayangkan bahwa terpendam makna lain di balik makna lahir tersebut? Apakah hal ini tidak termasuk sebagai perbuatan dosa?

6.     Apakah juga terdapat kemungkinan bahwa kalimat-kalimat yang terdapat dalam pertanyaan Anda dipandang sebagai kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Imam Ali As, namun kita memiliki penjelasan lain atasnya?

 

Atas dasar itu, mari kita pertama-tama mengkaji hal-hal yang disampaikan di atas secara runut dan pada puncaknya kami akan menyampaikan penilaian global kami.

1.     Apakah kami menerima kritikan Anda? Iya (Kami menerimanya). Dan untuk menyempurnakan pertanyaan Anda harus kami katakan bahwa:

a.   Apakah apabila orang-orang besar, bahkan para nabi dan wali, ketika mereka menderita sakit, membatalkan puasanya dan bahkan apabila penyakit ini berujung pada kematian, mereka tidak lagi perlu membayar qadha puasa tersebut, semuanya merupakan dalil atas kekurangan iman sehingga dapat disimpulkan bahwa karena meninggalkan salat dan puasa pada hari-hari adat itu pun sesuai dengan instruksi Allah Swt, mereka adalah orang-orang yang kurang imannya? Apakah ketika para musafir mengerjakan salat qashar maka hal itu akan menyebabkan kurangnya iman mereka di hadapan orang lain?

b.   Apabila seseorang meninggal dan ayahnya adalah seorang alim cendekia disertai dengan seorang putri kuculuk, yang akan menjadi pewarisnya dan sesuai dengan instruksi hukum fikih Islam, putri kuculuknya, akan memperoleh lima kali lebih banyak atas ayah almahrum yang nota-bene seorang cendikia, apakah hal ini dapat menjadi indikasi atas keberuntungan putri kecil itu dan kebuntungan ayahnya?

Pertanyaan Terkait
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229508 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214295 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167402 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...