Advanced Search
Hits
19410
Tanggal Dimuat: 2011/11/13
Ringkasan Pertanyaan
Di negara Swedia karena suhu udaranya membuat daerah ini pada sebagian waktu siangnya selama dua puluh jam atau lebih. Bagaimana pelaksanaan puasa dan salat pada hari-hari panas musim panas?
Pertanyaan
Kami bermukim di Swedia. Negara Swedia terletak di belahan bumi bagian utara. Letak geografis ini membuat kami tidak menjumpai malam pada musim panas. Dan pada musim dingin siang harinya sangat pendek. Atmosfer dan suhu udara yang ada di negeri ini memberikan pengaruh pada salat-salat kami.
Misalnya pada musim panas karena hari tidak kunjung gelap kami terpaksa mengerjakan salat malam (Maghrib dan Isya) kami kira-kira pada pukul 12 malam dan salat Subuh kami kira-kira sejam sampai dua jam setelah salat Maghrib dan Isya. Hal ini telah membuat kami harus terjaga hingga jam dua malam atau kami harus bangun dari tidur untuk mengerjakan salat kami.
Pada musim dingin, karena pendeknya siang kami menjumpai kesulitan mengerjakan salat Dhuhur dan Ashar karena pada saat itu kami berada di tempat kerja atau di sekolah dan hanya memiliki waktu dua jam sampai tiga jam untuk mengerjakan salat. Anda dapat mencermati waktu salat-salat di Swedia pada site ini.
Saya ingin tahu apabila bulan Ramadhan jatuh pada musim dingin, bagaimana saya harus menunaikan ibadah puasa? Mengingat pada waktu itu kami hanya punya waktu 2-4 jam di samping untuk menunaikan salat juga untuk berbuka puasa dan makan sahur itu pun tergantung di bagian mana kami tinggal di Swedia. Karena masalah ini lebih banyak terjadi di daerah-daerah bagian utara Swedia.
Pada satu program yang disiarkan melalui kanal Jâm-e Jam 1 Iran via satelit, salah seorang dari Swedia menelpon ke acara tersebut dan bertanya kepada ustad yang siaran untuk memberikan penjelasan tentang suhu udara dan atmosfer Swedia dan tentang bulan Ramadhan pada musim dingin di Swedia. Terakhir ia meminta jalan keluar dari ustad tersebut. Ustad tersebut berkata bahwa Anda harus berpuasa mengikut terbit dan terbenamnya matahari. Artinya Anda hanya memiliki beberapa jam tatkala matahari tidak ada di langit untuk berbuka puasa dan makan dan sisa waktu tatkala matahari terlihat Anda berpuasa.” Dalam kondisi seperti itu, kami harus berpuasa kurang lebih 20 jam atau lebih dalam satu kali 24 jam sehari dan hal ini mustahil dapat kami lakukan karena menyisakan pengaruh buruk bagi badan dan pekerjaan bagi orang-orang yang berdomisili di tempat itu. Apakah Anda sepakat dengan jawaban ustad tersebut atau tidak? Bagaimana kami berpuasa pada musim panas di tempat ini?
Jawaban Global

Salam dan terima kasih atas kiriman pertanyaan Anda. Terdapat perbedaan atas jawaban persoalan yang Anda jelaskan. Hal itu disebabkan oleh inferensi (istinbâth) dan tidak bakunya persoalan tersebut. Karena itu, Anda harus beramal sesuai dengan petunjuk dan pendapat marja taklid Anda. Bagaimanapun bersama ini kami sertakan pendapat sebagian marja yang sempat kami tanya dan kumpulkan dalam masalah ini.

Jawaban-jawaban yang diterima atas pertanyaan ini dari kantor para marja agung taklid adalah sebagai berikut:

Kantor Ayatullah Agung Makarim Syirazi (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Dalam ragam literatur fikih kami menjumpai hal-hal yang membicarakan masalah yang tidak baku yang menyatakan untuk beramal sesuai dengan standar yang baku. Misalnya hal-hal yang tidak baku dalam wudhu dibasuh sesuai dengan ukuran baku dan demikian juga dalam masalah-masalah lainnya. Karena itu, pada daerah-daerah yang siang dan malamnya keluar dari standar baku harus beramal sesuai dengan daerah-daerah yang baku (seperti daerah-daerah yang normal suhu udaranya). Belakangan sebagian orang dari daerah Finlandia telah bertanya kepada kami tentang hari-hari yang sedemikian panjang sehingga mereka tidak memiliki kemampuan untuk berpuasa. Dalam menjawab pertanyaan itu, supaya mereka tidak terjebak dalam keraguan, kami memilih ufuk Teheran dan berkata bahwa di sini (Teheran) imsak pada pukul lima setelah tengah malam dan berbuka puasa pada pukul delapan setelah Dhuhur. Anda juga dapat sesuai dengan waktu setempat imsak pada pukul lima dan jam delapan setelah Dhuhur berbuka puasa. Karena itu, orang-orang seperti ini menjalankan ibadah-ibadahnya sesuai dengan waktu-waktu syar’i daerah-daerah yang bersuhu udara normal yang kurang-lebihnya berada pada satu garis meridian dengan mereka.

Kantor Ayatullah Agung Khamenei (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Mukallaf harus memperhatikan waktu-waktu salat harian dan puasa sesuai dengan ufuk daerah tempat tinggalnya. Namun apabila (ia)  tidak mampu berpuasa atau sulit baginya untuk berpuasa, karena panjangnya siang, maka waktu adâ puasa tersebut telah gugur dan qadha-nya menjadi wajib.

Kantor Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Sesuai dengan asumi pertanyaan yang diajukan, sesuai dengan hari-hari pendek (satu atau dua jam) atau panjang (dua puluh dua jam) ia harus menunaikan tugas mengerjakan salat dan puasa. Iya, pada daerah-daerah yang malam dan siang misalnya masing-masing enam bulan, nampaknya, memadai untuk beramal sesuai dengan waktu-waktu daerah terdekat. Dan apabila Anda mampu maka Anda harus pindah daerah normal.

Jawaban Ayatullah Mahdi Hadawi Tehrani (Semoga Allah Swt Melanggengkan Keberkahannya) adalah sebagai berikut:

Pada daerah-daerah yang memiliki waktu siang dan malam normal, artinya sepanjang dua puluh empat jam matahari tenggelam dan terbit secara normal maka (Anda) harus mengamalkan tugas-tugas syar’i sesuai dengan waktu siang dan malam yang ada. Dan apabila panjangnya siang membuat mereka kepayahan maka kewajiban puasa (adâ) bagi mereka gugur dan mereka harus menggantinya (meng-qadhâ pada waktu lainnya). Dan mereka dapat mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari-hari pendek musim dingin. [iQuest]

Link site Istifta’at (Kode 56)

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259866 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245627 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229530 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214323 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175624 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171008 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167430 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157492 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140340 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133557 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...