Advanced Search
Hits
17380
Tanggal Dimuat: 2010/06/26
Ringkasan Pertanyaan
Apa hukumnya berdoa bagi orang murtad yang telah meninggal dunia?
Pertanyaan
Bagaimana hukumnya mendoakan kebaikan – pengampunan bagi orang murtad non muslim yang telah meninggal dunia….
Jawaban Global

Meski berdoa tidak memiliki batasan tertentu namun terkabulkannya doa memiliki syarat-syarat. Salah satu syarat terkabulkannya doa adalah kelayakan seseorang yang ingin kita doakan. Walaupun kita dapat berdoa bagi orang kafir dan munafik serta murtad pada masa hidupnya namun tatkala ia meninggal dunia dalam keadaan kafir maka ruang bagi terkabulkannya doa telah hilang. Doa kita untuknya tidak akan terkabulkan. Karena itu, berdoa untuk mereka tidak ada artinnya (baca: sia-sia) dan Islam tidak mengizinkan hal tersebut.

Jawaban Detil

Doa adalah hubungan hati seorang hamba dengan Tuhannya dan permohonan kepada-Nya. Allah Swt menyeru kepada para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dan berfirman, “’Ud’uni astajib lakum.” (Berdoalah kepada-Ku Aku akan kabulkan untukmu, Qs. Ghafir [40]:60)

Kendati dalam berdoa tidak terdapat batasan, namun terdapat beberapa syarat bagi terkabulkannya doa. Salah satu syarat terkabulkannya doa adalah kelayakan orang yang ingin kita doakan. Doa untuk orang-orang murtad yang dengan pilihannya sendiri memilih untuk kafir dan meninggalkan iman kepada Tuhan kemudian meninggal dunia dalam kondisi seperti ini. Kondisi seperti ini dengan sendirinya telah menghilangkan kelayakan terkabulkannya doa. Karena itu, al-Qur’an melarang Rasulullah Saw dan orang-orang beriman untuk tidak mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka, Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (mereka), sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam. (Qs. Al-Taubah [9]:113) Berdasarkan ayat ini memohonkan ampunan untuk orang-orang musyrik tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan sia-sia dan tiada guna. Mengingat orang yang didoakan layak mendapatkan azab dan hukuman Tuhan. Ia layak mendapatkan azab dari Tuhan, tidak keluar dari dua kondisi berikut ini, pertama Tuhan ingin menghukum dan menderanya sebagai akibat dari perbuatannya atau yang kedua hamba yang bermusuhan dengan Tuhan, apabila seorang hamba melakukan kesalahan namun tidak bermusuhan dengan-Nya melainkan mengungkapkan penghambaan dan kehinaan, dalam kondisi seperti ini karena keluasan rahmat-Nya, dan memohon kepada Tuhan untuk mengasihi hamba-Nya. Akan tetapi apabila hamba memiliki permusuhan dengan Tuhan sebagaimana orang-orang musyrik penentang – dan memandang dirinya lebih tinggi untuk tidak menundukkan kepala di hadapan Tuhan, maka dalam hal ini akal secara tegas menghukumi bahwa syafaat atau istighfar untuknya tidak memiliki makna sama sekali, kecuali sang hamba menyingkirkan penentangannya dan bertaubat kepada Tuhan dan mengenakan busana penghambaan. Kalau tidak demikian tentu merupakan sebuah perbuatan konyol seseorang yang tidak menerima rahmat dan ampunan Tuhan sama sekali kemudian kita doakan dan memohonkan ampunan baginya.

Tentu saja permintaan dan permohonan syafaat ke hadirat Tuhan merupakan sebuah perbuatan konyol dan bermain dengan makam rububiyah Tuhan yang tentu saja merupakan sebuah perbuatan tercela dan tidak dibenarkan sesuai dengan hukum fitrah manusia. Allah Swt menyebut tindakan ini sebagai “tidak dibenarkan” sebagaimana firman-Nya, “Ma kana linnabiyi walladzina amanu..” artinya Rasul dan mereka yang beriman tidak memiliki hak untuk memohonkan ampunan (istighfar) setelah menjadi maklum bagi mereka (bahwa mereka telah kafir dan musyrik)…dan dalam tafsir ayat, “ma kana lilmusyrikin an ya’maru masajidaLlah…” disebutkan bahwa hukum jawâz (kebolehan) dalam syariat datang setelah adanya penetapan Tuhan.[1]

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa berdoa dan memohonkan ampunan bagi seorang murtad yang meninggal dunia dalam keadaan murtad juga merupakan perbuatan sia-sia dan tiada guna; karena mereka dengan pilihannya sendiri memilih untuk menentang dan bermusuhan dengan Tuhan. Atas alasan ini, tidak dibenarkan memohonkan ampunan bagi mereka.[IQuest]



[1]. Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamadani, Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 9, hal. 541, Daftar Intisyarat-e Islami Jame’e Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qum, Qum, 1374. Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 8, hal. 154, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Teheran, 1374, Cetaka Pertama.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259828 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245597 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229502 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175597 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170978 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167396 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133537 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...