Advanced Search
Hits
10110
Tanggal Dimuat: 2014/02/06
Ringkasan Pertanyaan
Apa maksud dari ucapan Allah yang menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat?
Pertanyaan
Ayat apa yang menjelaskan tentang the power of word di al-Quran?
Jawaban Global
Allah Swt, pada ayat 24 surah al-Syura (42) dalam kaitannya dengan kekuatan kalimat-Nya, berfirman:
«أَمْ یَقُولُونَ افْتَرى عَلَى اللَّهِ کَذِباً فَإِنْ یَشَإِ اللَّهُ یَخْتِمْ عَلى قَلْبِک
و یَمْحُ اللَّهُ الْباطِل وَ یُحِقُّ الْحَقَّ بِکَلِماتِه...»
"Apakah mereka mengatakan, ‘Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah.” (tidaklah demikian karena urusan ini di tangan Allah) Sedang jika Allah menghendaki, niscaya Dia mengunci mati hatimu (dan melenyapkan kemampuan menjelaskan ayat-ayat darimu); dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (yang diwahyukan kepada para nabi, selalu sesuai dengan kebiasaan yang berlaku).’”
Sebab turunnya ayat ini adalah karena Allah Swt mewahyukan ayat mawaddah Ahl al-Bait As yang menyatakan bahwa,
«...قُلْ لا أَسْئَلُکُمْ عَلَیْهِ أَجْراً إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِی الْقُرْبى...»
“Katakanlah, ‘Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada keluargaku.’” (Qs. Al-Syura [42]:23)
Akibatnya, sekelompok orang yang lemah iman dan munafik menuding Rasulullah Saw ingin membuat orang-orang mencintai dan suka kepada Ahlul Bait As. Di sini Allah Swt mewahyukan ayat ini dan berfirman, “Apakah mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah.” Padahal Allah Swt tidak sedang mewahyukan ayat mawaddah.[1] Sejatinya, Allah Swt menyodorkan ayat ini atas kebenaran ucapan Rasul-Nya.
Apakah mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah.” Konteks firman Allah Swt adalah bernada ancaman dan keniscayaan pengingkaran makna ini adalah Rasulullah Saw menyandarkan dusta kepada Allah Swt (naudzubillah min dzalik).
“Sedang jika Allah menghendaki, niscaya Dia mengunci mati hatimu.” (Makna kalimat sebelumnya adalah bahwa orang-orang munafik berkata engkau berkata apa-apa yang berasal dari dirimu sendiri supaya keluargamu dicintai oleh masyarakat).
Makna kalimat ini dengan bantuan konteks ayat adalah bahwa tidak, engkau tidak menyandarkan dusta kepada Allah Swt dan engkau juga bukan seorang pendusta. Karena engkau tidak memangku jabatan dan posisi tertentu sehingga engkau harus berkata-kata dusta. Apa yang engkau sampaikan adalah wahyu dari sisi Allah Swt, tanpa engkau turut campur tangan di dalamnya, bahkan tugas-tugas itu bergantung sepenuhnya pada kehendak Allah Swt, apabila ia menghendaki niscaya Dia mengunci mata hatimu dan menutup pintu wahyu bagimu. Namun Dia menghendaki wahyu diturunkan kepadamu untuk menjelaskan kebenaran dan melaksanakan sunnah-Nya; karena sunnah Allah Swt  demikian adanya senantiasa menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat.
Karena itu firman Allah Swt, ““Sedang jika Allah menghendaki, niscaya Dia mengunci mati hatimu” bermakna kiasan bahwa segala sesuatu urusan kembali kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw sangat mulia untuk berkata-kata sesuatu dari dirinya sendiri. Tentu saja memaknai ayat dengan konteks seperti ini akan lebih tepat. Karena itu kami katakan bahwa yang dimaksud dengan qurba itu adalah kekerabatan Rasulullah Saw dan kecaman ditujukan kepada orang-orang munafik dan orang-orang yang sakit hatinya.
Kalimat ini dinyatakan dengan kata kerja mudhâre, yamhu (menghapus) dan yuhiqqu (menetapkan) adalah untuk menunjukkan keberterusan dan kontiunitas hal ini dan memahamkan bahwa masalah penghapusan batil dan penetapan kebenaran merupakan sebuah sunnah yang ditetapkan Allah Swt dengan kalimat-kalimat-Nya.
Yang dimaksud dengan “kalimât” adalah wahyu yang diturunkan Allah Swt kepada Rasulullah Saw dan firman-Nya yang memahamkan tujuan-tujuan para nabinya. Akan tetapi terdapat kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan kalimat Allah ini adalah para nabi sendiri; karena jiwa-jiwa mulia ini memiliki tipologi kalimat dan kalimat ini menyingkap tirai dan para nabi juga menguak tabir-tabir gaib.[2] [iQuest]
 

[1]. Abu al-Futuh al-Razi, Husain bin Ali, Raudh al-Jinân wa Ruh al-Jinân fi Tafsir al-Qur’ân, Riset oleh Muhammad Ja’far Yahaqi dan Muhammad Mahi Nasih, jil. 17, hal. 127, Bunyad Pazyuhesyha Islami Ustan Quds Radhawi, Masyhad, 1408 H.
[2].  Sayid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur'ân, jil. 18, hal. 49-50, Daftar Intisyarat Islami, Qum, 1417 H; Sayid Muhammad Baqir Hamadani, Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 18, hal. 70-71, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kelima, 1374 S; Muhammad bin Syarif Lahiji, Tafsir Syarif Lahiji, Riset oleh Husaini Armawi (Muhaddits), Mir Jalaluddin, jil. 4, hal. 48, Daftar Nasyr Dad, Tehran, Cetakan Pertama, 1373 S.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259829 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245597 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229503 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175597 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170978 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167397 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133538 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...