Advanced Search
Hits
12093
Tanggal Dimuat: 2012/11/04
Ringkasan Pertanyaan
Apa kata para ahli tafsir Syiah terkait dengan penafsiran ayat-ayat 23 sampai 26 surah al-Nur?
Pertanyaan
Saya tidak memiliki akses ke kitab-kitab tafsir, khususnya tafsir al-Mizan dan Min Wahyil Quran. Agar sudilah kiranya memberikan penjelasan, asbab nuzul, ulasan, untuk ayat QS An-Nur ayat 23 sampai 26. Saya sudah membaca beberapa tafsir berbahasa Indonesia atau yang di Indonesiakan dari penulis Ahlussunnah. Penjelasan di atas saya perlukan untuk memperlebar wawasan dan memperkaya diri (mudah2an memperkaya diri begini tidak termasuk yang dilarang). Sebelumnya, terima kasih banyak.
Jawaban Global

Ayat-ayat permulaan surah al-Nur (24) bercerita tentang sebuah kisah yang dikenal sebagai kisah Ifk.

Sehubungan dengan cerita ini, terdapat perbedaan pendapat yang beragam di antara Syiah dan Sunni; Ahlusunnah memandang kisah ini berkaitan dengan Aisyah istri Rasulullah Saw dan putri Abu Bakar,[1] namun sebagian peneliti dan penafsir Syiah menyebut Maria Qibtiah sebagai obyek yang dimaksud pada ayat-ayat tersebut.[2]

Banyak sisi dan hukum yang terkait dengannnya yang dieksplorasi dari kisah ini pada banyak ayat dalam surah al-Nur. Demikian juga terdapat banyak pandangan yang dilontarkan sehubungan dengan orang-orang yang terkait dengan cerita ini.[3]

Ayat-ayat 23 sampai 26 surah al-Nur ini juga, sesuai dengan pendapat sebagian ahli tafsir, diturunkan sehubungan dengan kisah Ifk ini.[4] Hanya saja ayat-ayat ini juga seperti ayat-ayat al-Quran lainnya memiliki sya’n al-nuzul (kondisi pewahyuan) khusus namun mengandung hukum yang bersifat general. Kondisi seperti ini dapat disebut sebagai mafhum al-‘am wa hukm al-kulli (makna general dan hukum universal).[5]

Sehubungan dengan penafsiran ayat-ayat ini, tidak terdapat perbedaan prinsipil dan asasi antara Syiah dan Sunni. Untuk menemukan perbedaan utama di antara para penafsir dua mazhab atas ayat-ayat ini, maka kita harus kembali pada kisah Ifk yang merupakan perbedaan penting dalam memahami ayat-ayat ini.

Akan tetapi apabila kisah Ifk dan pewahyuan ayat-ayat positif seperti ayat-ayat yang menjadi obyek bahasan kita pandang sebagai ayat-ayat yang berkenaan dengan Aisyah, maka hal itu tidak dapat dijadikan dan ditetapkan sebagai bahan argumentasi dan kemaksuman Aisyah. Kami yakin bahwa meski Aisyah dalam cerita ini tidak berdosa, namun amalan-amalan dan tindakan-tindakan yang dilakukan setelahnya khususnya pasca wafatnya Rasulullah Saw telah menuai kritikan banyak orang atasnya dan ayat-ayat ini tidak menjadi penghalang kritikan yang dialamatkan kepadanya.[6]

Namun demikian, kami akan menyebutkan beberapa poin yang dijelaskan sebagian ahli tafsir terkait dengan ayat-ayat ini: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang tidak tahu menahu (tentang dosa) lagi beriman (berbuat zina), mereka terlaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (Qs. Al-Nur [24]:23)

Terdapat tiga sifat yang disebutkan pada ayat ini terkait dengan wanita-wanita yang menjadi sasaran tuduhan. Sifat-sifat ini menunjukkan besarnya dosa yang dilakukan; karena sifat-sifat seperti memiliki suami, menjaga kesucian (iffah) dan iman masing-masing setiap orang merupakan satu sebab final karena tuduhan zina itu dipandang sebagai kezaliman,  orang yang melontarkan tuduhan sebagai orang yang zalim dan orang yang dituduh melakukan perbuatan zina sebagai orang yang dizalimi, apatah lagi seluruh sifat ini tergabung di dalamnya.[7]

Salah satu makna ghafilat (wanita baik-baik) adalah bahwa wanita memiliki kesucian tingkat tinggi dan suci dari segala jenis penyimpangan dan noda; artinya tuduhan melakukan perbuatan zina tidak pantas bagi mereka karena sedemikian tidak pedulinya mereka tentang zina sehingga seolah mereka tidak tahu sama sekali apa itu zina; mengingat bahwa kondisi manusia di hadapan dosa terkadang dilakukan karena sebelumnya telah dapat digambarkan dalam pikiran dan otaknya, sehingga seolah perbuatan seperti ini tidak terdapat di alam luaran dan kondisi seperti ini merupakan kondisi takwa tingkat tinggi.[8]

Pada ayat 26 surah ini[9] juga terdapat redaksi-redaksi kalimat “khabisat” dan “khabitsun.” Terkait dengan dua redaksi kalimat ini juga terdapat makna yang berbeda-beda dalam kitab-kitab tafsir. Salah satu di antara penafsiran yang ada adalah bahwa kalimat ini menyinggung tentang wanita-wanita dan pria-pria yang tercemari dengan noda-noda perbuatan seksual (zina). Sebaliknya makna redaksi-redaksi kalimat, thayyibât dan thayyibun  tengah menyoroti para wanita dan pria yang suci. Dan terkait dengan makna-makna seperti ini juga terdapat seabrek bukti yang menetapkannya.[10]

 


[1]. Abu Abdillah Muhammad bin Umar, Fakhruddin Razi, Mafâtih al-Ghaib, jil. 23, hal. 340, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Ketiga, 1420 H; Ismail bin Amru Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, jil. 6, hal. 25, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Intisyarat Muhammad Ali Baidhun, Beirut, Cetakan Pertama, 1419 H; Jalaluddin Suyuthi, al-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur, jil. 5, hal. 28-29, Kitabkhane Ayatullah Mar’asyi Najafi, Qum, 1404 H.  

[2]. Muhammad bin Ali Syarif Lahiji, Tafsir Syarif Lahiji, jil. 3, hal. 264, Nasyr Dad, Cetakan Pertama, 1373 S; Fakhruddin Tharihi, Majma’ al-Bahrain, jil. 5, hal. 254, Murtadhawi, Teheran, Cetakan Ketiga, 1375 S; Sayid Abdul Husain Thayyib, Athyâb al-Bayân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 9, hal. 497, Intisyarat Islam, Teheran, Cetakan Kedua, 1378 S.  

[3]. Ayat-ayat tersebut adalah:

Sehubungan dengan orang yang dituduh. “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagimu, bahkan berita itu adalah baik bagimu. Tiap-tiap orang dari mereka memiliki saham dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.” (Qs. Al-Nur [24]:11)

Sehubungan dengan orang-orang beriman yang mendengarkan kisah ini, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagimu, bahkan berita itu adalah baik bagimu. Tiap-tiap orang dari mereka memiliki saham dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.” (Qs. Al-Nur [24]:12)

Terkait dengan keharusan menghadirkan empat orang saksi untuk menetapkan perbuatan zina, “Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka itulah di sisi Allah orang-orang yang dusta.” (Qs. Al-Nur [24]:13) dan seterusnya...  

[4]. Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 15, hal. 94-95, Intisyarat-e Jami’ah Mudarrisin, Qum, Cetakan Kelima, 1417 H; Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 418, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Pertama, 1374 S.  

[5]. Ibid.  

[6]. Ihwal kandungan ayat-ayat dan Aisyah, silahkan lihat, 4523.  

[7]. Al-Mizân, jil. 15, hal. 94.

[8]. Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 417.  

[9]. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan (Ilahi) dan rezeki yang mulia nan berharga.” (Qs. Al-Nur [24]:26)

«الخْبِیثَاتُ لِلْخَبِیثِینَ وَ الْخَبِیثُونَ لِلْخَبِیثَاتِ  وَ الطَّیِّبَاتُ لِلطَّیِّبِینَ وَ الطَّیِّبُونَ لِلطَّیِّبَاتِ  أُوْلَئکَ مُبرَّءُونَ مِمَّا یَقُولُونَ  لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَ رِزْقٌ کَرِیمٌ»

[10]. Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 422.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259840 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245606 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167406 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140317 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...