Advanced Search
Hits
11616
Tanggal Dimuat: 2014/01/18
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa tertawa terbahak-bahak dengan suara keras mendapat celaan dan kecaman dalam riwayat?
Pertanyaan
67. Apa yang harus diucapkan sehabis tertawa terbahak-bahak Abi Ja’far berkata : Bila kau telah selesai tertawa terbahak-bahak berdoalah (ya Allah janganlah kau memurkaiku (Al Kaafi 2/487).
Jawaban Global
Sebagaimana yang mengemuka dalam pertanyaan, Imam Baqir As bersabda, “Tatkala kau telah selesai tertawa terbahak-bahak (berdoalah), Ya Allah janganlah Engkau memurkaiku.”[1]
Dalam menjelaskan riwayat ini, terdapat dua persoalan yang harus disampaikan sebagai berikut:
  1. Salah satu instruksi umum Islam kepada umatnya supaya mereka dapat tampil dengan riang dan gembira di hadapan khalayak ramai. Menunjukkan wajah masam dan kusut tidak dianjurkan dalam Islam.[2]  Namun hal yang patut diperhatikan di sini adalah bahwa seorang Muslim ketika ia menampakkan secara lahir wajah riang dan gembira, dari sisi batin ia harus memiliki kesedihan dan kepiluan.[3] Masalah kesedihan batin merupakan salah satu pembahasan penting yang dibahas oleh ahli makrifat semenjak dulu dan analisa-analisa filosofis dan irfani telah dikemukakan dalam hal ini. Mengutip Rumi, yang juga menyinggung tentang kesedihan dan kepiluan batin ini tatkala ia berkata lirih, “
Dengarlah hikayat seruling bambu yang mengeluhkan akan perpisahan.”
Manusia apabila menaruh perhatian terhadap esensi dirinya dan mengetahui bahwa substansi wujudnya bersumber dari alam kudus dan merupakan unggas taman surgawi, maka ia akan melihat dunia sebagai penjara gelap baginya.[4]
Akan tetapi harus dicermati bahwa kesedihan batin ini bukan hanya tidak mendatangkan stress dan penyakit-penyakit mental, bahkan kesedihan ini akan menghilangkan stress dan mengobati penyakit-penyakit mental yang diderita manusia.
Dengan kata lain, kesedihan ini akan menyebabkan kegembiraan hakiki dan merupakan fondasi keceriaan sejati. Contoh nyata dari kondisi seperti ini dapat kita temukan dalam rentang sejarah orang-orang beriman dan manusia-manusia Ilahi; sebagiamana pada masa kini juga banyak kenangan yang diukir oleh para pejuang Islam dan para syahid perang pembelaan suci Iran yang berjuang dengan gigih dan gagah berana selama 8 tahun melawan invasi Irak. Hal ini juga diamini oleh sebagian psikolog bahwa pada struktur wujud manusia terdapat sejenis kegelisahan dan keterasingan. Manusia adalah sebuah entitas yang senantiasa ingin lari dari kesedihan dan berharap untuk dapat terlepas darinya. Ia tidak merasa tenang dan senantiasa berupaya untuk dapat memenangkan keterasingan dan alineasi ini. Para ilmuan ini menyimpulkan bahwa kesedihan akibat alineasi, merupakan tanda dan contoh serta pengantar dari partisipasi manusia dalam memasuki sebuah sistem kehidupan yang abadi dimana dalam sistem itu musibah tidak lagi menjadi aturan hidup dan kematian tidak lagi menguasai.[5]
 
  1. Terkait dengan kandungan dan makna riwayat ini; yang dimaksud dengan tertawa terbahak-bahak merupakan tanda kegembiraan yang melewati batas dan mengisahkan tentang sebuah tingkatan dari kelalaian manusia; sementara dalam Islam kegembiraan yang melewati batas mendapat celaan dan kecaman.
Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwa apabila kematian itu merupakan sesuatu yang nicaya akan datang menjemput lantas mengapa manusia harus sedemikian gembira? Dan apabila setan merupakan musuh manusia lantas mengapa manusia dapat lalai?[6] Kegembiraan dan keceriaan hakiki manusia adalah tatkala manusia mengetahui dengan pasti bahwa tiada bahaya yang akan datang mengancamnya dan sampai pada ketenangan mutlak  dan masa itu adalah masa ketika manusia masuk ke dalam surga dan terlepas dari kejahatan setan dan neraka. Bagaimanapun kandungan riwayat dan temuan-temuan psikologi serta analisa-analisa filosofis dan irfan dalam hal ini tetap berjalan seiring dan sejalan. [iQuest]
 

[1]. Muhammad Yakub Kulaini, al-Kâfi, jil. 2, hal. 664, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, 1407 H.
«مُحَمَّدُ بْنُ یَحْیَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَلِیِّ بْنِ الْحَکَمِ عَنْ أَبَانِ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ خَالِدِ بْنِ طَهْمَانَ عَنْ أَبِی جَعْفَرٍ (ع) قَالَ: إِذَا قَهْقَهْتَ فَقُلْ حِینَ تَفْرُغُ اللَّهُمَّ لَا تَمْقُتْنِی»‏.  
[2]. Untuk telaah lebih jauh, silahkan lihat, Pertanyaan 13334 (Senang dan Gembira dalam Islam) dan 2830 (Menyebarkan Kesedihan dan Kepiluan).  
[3]. Al-Kafi, jil. 2, hal. 132.  
[4]. Syaikh Hurr Amili, Tafshil Wasâil al-Syi’ah ila Tahshil Masâil al-Syari’ah, jil. 16, hal. 17, Muassasah Alu al-Bait As, Qum, Cetakan Pertama, 1409 H.
«مُحَمَّدُ بْنُ عَلِیِّ بْنِ الْحُسَیْنِ بِإِسْنَادِهِ عَنْ حَمَّادِ بْنِ عَمْرٍو وَ أَنَسِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِیهِ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ آبَائِهِ (ع) فِی وَصِیَّةِ النَّبِیِّ (ص) لِعَلِیٍّ (ع) قَالَ: یَا عَلِیُّ إِنَّ الدُّنْیَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَ جَنَّةُ الْکَافِر».
[5]. Silahkan lihat, Gabriel Marcel, Sam Keen, terjemahan Persia oleh Mustafa Malikiyan, hal. 40, sesuai nukilan dari Muhsin Jawadi dan Ali Ridha Amini, Ma’ârif Islâmi, jil. 2, hal. 14, Nahad Nemayandegi Wali Faqih Dar Danesygah, Qum, 1383 S.  
[6]. Muhammad bin Ali Ibnu Babawaih, Syaikh Shaduq, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 4, hal. 393, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kedua, 1413 H.
. «وَ رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ زِیَادٍ الْأَزْدِیُّ عَنْ أَبَانِ بْنِ عُثْمَانَ الْأَحْمَرِ عَنِ الصَّادِقِ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ (ع)‏ أَنَّهُ جَاءَ إِلَیْهِ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ بِأَبِی أَنْتَ وَ أُمِّی یَا ابْنَ رَسُولِ اللَّهِ عَلِّمْنِی مَوْعِظَةً فَقَالَ لَهُ (ع) إِنْ کَانَ اللَّهُ تَبَارَکَ وَ تَعَالَى قَدْ تَکَفَّلَ بِالرِّزْقِ فَاهْتِمَامُکَ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الرِّزْقُ مَقْسُوماً فَالْحِرْصُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الْحِسَابُ حَقّاً فَالْجَمْعُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الْخَلَفُ‏ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ حَقّاً فَالْبُخْلُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَتِ الْعُقُوبَةُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ النَّارَ فَالْمَعْصِیَةُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الْمَوْتُ حَقّاً فَالْفَرَحُ‏ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الْعَرْضُ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ حَقّاً فَالْمَکْرُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الشَّیْطَانُ عَدُوّاً فَالْغَفْلَةُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ الْمَمَرُّ عَلَى الصِّرَاطِ حَقّاً فَالْعُجْبُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَ کُلُّ شَیْ‏ءٍ بِقَضَاءٍ مِنَ اللَّهِ وَ قَدَرِهِ فَالْحُزْنُ لِمَا ذَا وَ إِنْ کَانَتِ الدُّنْیَا فَانِیَةً فَالطُّمَأْنِینَةُ إِلَیْهَا».
 
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259830 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245597 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229503 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175598 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170980 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167398 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133538 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...