Advanced Search
Hits
36846
Tanggal Dimuat: 2011/01/08
Ringkasan Pertanyaan
Apakah dosa besar akan diampuni?
Pertanyaan
Apakah dosa besar akan diampuni?
Jawaban Global

Dosa besar merupakan sebuah dosa yang dijanjikan azab dalam al-Qur’an atau dalam riwayat bagi mereka yang mengerjakannya. (Terdapat beberapa kriteria lainnya yang disebutkan terkait dengan sebuah perbuatan sehingga disebut sebagai dosa besar). Demikian juga dosa kecil dengan adanya pengulangan (dengan getol melakukan hal tersebut) akan berubah menjadi dosa besar.

Allah Swt dalam al-Qur’an menjanjikan ampunan bagi seluruh dosa dengan syarat manusia bertaubat taubat yang sebenarnya. Taubat terkait dengan hak Allah Swt adalah menebus (qadha) apa yang telah ditinggalkan dan beristighfar. Adapun taubat yang berhubungan dengan hak manusia adalah menyerahkan kembali hak tersebut dan berusaha memperoleh keridhaan dan kerelaannya.

Jawaban Detil

Terdapat kriteria dan acuan sekaitan dengan dosa-dosa besar dan apa saja yang termasuk dosa besar:

1.     Setiap perbuatan dosa yang ditegaskan dalam al-Qur’an dan hadis sebagai dosa besar.

2.     Setiap maksiat yang dijanjikan azab neraka dalam al-Qur’an atau hadis muktabar bagi orang yang melakukannya.

3.     Setiap dosa yang dipandang dalam al-Qur’an dan Sunnah secara pasti sebagai dosa-dosa besar.

4.     Setiap dosa yang dipandang besar oleh orang-orang beragama dan bersyariat sedemikian sehingga diperoleh keyakinan bahwa besarnya dosa tersebut berujung hingga pada masa Imam Maksum As.[1]

5.     Seluruh dosa-dosa besar; karena sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa riwayat untuk tidak sekali-kali memandang kecil dan enteng sebuah perbuatan dosa, melainkan memandang kebesaran orang yang disandarkan kepada-Nya perbuatan dosa.[2] Imam Shadiq As bersabda, “Jangan engkau memandang kecil (enteng) perbuatan dosa melainkan pandanglah kepada siapa engkau berbuat dosa.”[3]

 

Adapun terkait dengan orang-orang yang membagi dosa menjadi dosa kecil dan dosa besar juga memandang[4] dosa-dosa kecil sebagai dosa-dosa besar dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1.     Bersikeras dan getol melakukan dosa kecil. Rasulullah Saw bersabda, “Tiada dosa besar dengan berisitghfar (dari mengerjakan dosa besar) dan tiada dosa kecil dengan bersikeras (dan getol melakukannya dan akan berubah menjadi dosa besar).[5]

2.     Memandang kecil perbuatan dosa. Imam Ali As bersabda, “Sebesar-besarnya dosa adalah sebuah dosa yang dipandang kecil oleh pelakunya.”[6]

3.     Senang atas perbuatan dosa. Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang berbuat dosa dan tertawa (ketika melakukan perbuatan tersebut) maka ia akan memasuki neraka dalam keadaan menangis.”[7]

 

Sehubungan dengan diampuninya dosa besar Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an, “Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al-Zumar [39]:53)[8]

Allamah Thabathabai dengan mengutip sabda Imam Baqir As memperkenalkan ayat ini sebagai ayat yang paling memberikan harapan kepada manusia.[9]

Dari satu sisi, ayat ini mencakup seluruh perbuatan dosa, baik syirik dan selainnya. Dan dari sisi lain, kita ketahui bahwa syirik tidak akan diampuni kecuali dengan taubat. Karena itu, mau-tak-mau kita harus menyaratkan ayat ini dengan taubat karena ampunan dosa-dosa setiap orang memerlukan sebab. Ampunan dosa tidak akan begitu saja diberikan tanpa adanya sebab sehingga dosa-dosa tersebut diampunkan. Apa yang diperkenalkan al-Qur’an sebagai sebab pengampunan adalah dua hal: Pertama, syafaat dan kedua adalah taubat. Pada ayat yang kami sebutkan ini, penyampaiannya bersifat umum dan mencakup orang musyrik serta orang beriman. Tentu saja yang dimaksud bukanlah syafaat. Karena syafaat, sesuai dengan nash al-Qur’an dan bilangan beberapa ayat, tidak akan mencakup perbuatan syirik. Maka, mau-tak-mau, dari dua sebab ini, yang tersisa hanyalah taubat. Dan firman Allah Swt juga bersifat lugas dan jelas bahwa Dia mengampuni dosa-dosa bahkan termasuk dosa syirik dengan syarat taubat.[10]

Bagaimana dapat bertaubat dari ragam dosa masing-masing berbeda antara satu dengan yang lain. Karena dosa-dosa besar terdiri dari dua jenis. Dosa-dosa yang terkait dengan hak Allah Swt dan yang sehubungan dengan hak manusia.

Cara bertaubat dari dosa-dosa yang terkait dengan hak Allah Swt adalah penyesalan sejati dan tekad kuat untuk meninggalkan perbuatan dosa selamanya serta tidak lagi kembali mengerjakan perbuatan tersebut. Apabila memungkinkan mengerjakan kembali kewajiban yang telah ditinggalkan maka harus baginya untuk mengerjakan perbuatan wajib tersebut (qadha). Misalnya qadha shalat-shalat yang ditinggalkan dan puasa-puasa yang tidak dikerjakan dan seterusnya.

Dosa-dosa yang sehubungan dengan hak manusia juga disamping dituntut penyesalan ia juga dituntut untuk menunaikan hak orang lain (yang telah dilanggar atau diambilnya) kecuali pemilik hak tersebut memaafkan dan menghalalkannya.

Imam Baqir As bersabda, “Seseorang yang syahid di jalan Allah akan suci dari segala dosa kecuali orang yang berhutang (hak manusia) yang tidak memiliki kaffarah. (Dan solusinya adalah) apakah ia harus membayar hutangnya atau orang yang berpiutang memafkannya.”[11]

Syahid Dastghib Ra dengan bersandar pada ayat-ayat dan hadis-hadis dalam hal ini berkata, “Kemestian-kemestian penyesalan atas dosa adalah upaya untuk menggantinya; artinya apabila berkaitan dengan hak Allah Swt, seperti meninggalkan shalat, puasa, zakat, haji maka wajib baginya untuk meng-qadha-nya. Dan apabila berhubungan dengan hak manusia maka ia harus membayar kepada pemiliknya dan apabila ia telah meninggal dunia maka kepada ahli warisnya. Dan jika berkenaan dengan hak kehormatan maka ia harus meminta kehalalan darinya. Dan sekiranya berkaitan dengan qishâsh atau diyat maka ia harus menyerahkan diri kepadanya untuk di-qishâsh atau membayar diyat kepadanya atau (orang itu) memaafkannya.[12]

Karena itu, insya Allah seluruh dosa-dosa, baik berkaitan dengan hak Allah Swt atau pun hak manusia, akan diampuni dengan syarat menjalankan taubat sebenarnya dan mengganti serta menebus setiap perbuatan dosa yang telah dikerjakannya. [IQuest]


[1]. Gunâhân-e Kabir, Abdul Husain Dastghib, jil. 1, hal. 26.  

[2]. Lawami’ Shahibqarani, jil. 2, hal. 368.  

[3]. Mizân al-Hikmah, Rei Syahri, 6602:

 :" لا تنظرو الی صغر الذنب و لکن انظروا الی من اجتر أثم

 

[4]. Gunâhân-e Kabir, Abdul Husain Dastghib, jil. 1, hal. 26.   

[5]. Mizân al-Hikmah, Rei Syahri, 6617: 

 :" لا کبیر مع الاستغفار و لا صغیر مع الاصرار."

[6]. Ibid, 6562:

اشدا لذنوب عندالله سبحانه ما استهان به راکبه

[7]. Gunâhân-e Kabir, Abdul Husain Dastghib, jil. 1, hal. 26.  

" من اذنب ذنباً و هو ضاحک دخل النار."

[8]. "قُلْ یا عِبادِیَ الَّذینَ أَسْرَفُوا عَلى‏ أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ یَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمیعاً إِنَّهُ هُوَ     الْغَفُورُ الرَّحیمُ".

[9]. Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 20, hal. 526.  

[10]. Ibid, jil. 17, hal. 425.  

[11].  Gunâhân-e Kabir, Abdul Husain Dastghib, jil. 1, hal. 26. Al-Kâfi, Syaikh Kulaini, 5, hal. 94, Bab al-Din, hal. 93.

کل ذنب یکفره القتل فی سبیل الله الا الدین لاکفاره له الا ادائه او یقضی صاحبه او یعفوا الذی له الحق"

[12]. Ibid, jil. 2, hal. 434.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259870 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245633 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229537 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214328 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175633 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171013 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167434 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157497 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140346 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133564 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...