Advanced Search
Hits
15061
Tanggal Dimuat: 2014/10/26
Ringkasan Pertanyaan
Bahasa rasulkan sudah fasih mengapa masih ada ilmu gharibil hadits? gharibil hadits termasuk dirayah atau riwayah?
Pertanyaan
Bahasa Rasulkan sudah fasih mengapa masih ada ilmu gharibil hadits? gharibil hadits termasuk dirayah atau riwayah?
Jawaban Global
Salah satu bagian dari hadis gharib adalah adanya gharabah (sesuatu yang asing)  dari sisi lafaz atau fiqh al-hadits; artinya sebuah hadis yang matannya bermasalah, asing dan jauh dari pikiran yang disebut sebagai gharib.[1] Gharib lafaz dalam hadis, yang merupakan salah satu pembahasan ilmu Dirayah dan ilmu  hadis adalah bertujuan untuk mengetahui hukum keadaan para perawi dan jenis yang diriwayatkan.
Al-Quran, hadis-hadis Rasulullah Saw dan para Imam Maksum mencakup lafaz-lafaz yang dikenal, jelas dan bermakna terang pada masa disampaikannya hadis-hadis ini. Namun dengan adanya perkembangan bahasa, lafaz-lafaz ini menjadi asing dan kurang familiar bagi generasi-generasi setelahnya.
Ilmu Gharib al-Hadits adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui dan menerangkan lafaz-lafaz dalam matan hadits yang sulit dan sukar dipahami karena jarang sekali digunakannya pada masa-masa berikutnya.
Penyusunan ilmu Gharib al-Hadits memiliki banyak kesamaan dengan kamus-kamus, bedanya cakupanyan ilmu Gharib al-Hadits lebih terbatas dan fokus hanya pada kata-kata dan kosa kata yang disebutkan dalam hadis-hadis.
Ilmu Gharib al-Hadits tidak bermakna bahwa lafaz-lafaz hadis pada masa penyampaiannya itu asing dan tidak dapat dipahami, melainkan hanya bermakna bahwa dengan berlalunya waktu sehingga muncul kebutuhan terhadap ilmu ini.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa masalah ini tidak terkhusus bahasa Arab saja, melainkan juga pada bahasa-bahasa lainnya; seperti Bahasa Persia juga kita memiliki banyak buku yang ditulis pada beberapa abad sebelumnya; dan seperti Târikhname Thabari,[2] dan Kasyf al-Asrâr wa ‘Iddah al-Abrâr,[3] memiliki nilai sastra yang tinggi. Dewasa ini bahkan orang-orang yang berpendidikan dalam pelajaran-pelajaran sastra sekali pun tanpa merujuk pada kamus-kamus maka mereka akan kesulitan untuk dapat memahami sebagian kata tertentu dan hal ini tidak bermakna bahwa penulisnya menyampaikan hal-hal yang tidak dapat atau sulit dipahami, melainkan karena mereka menulisnya sesuai dengan bahasa zamannya.
Karena itu, kefasihan atau bahasa atau seseorang, tidak berseberangan dengan adanya sebagian kata yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu dan kebanyakan orang hanya dapat memahaminya dengan bertanya kepada mereka atau merujuk kepada orang-orang pandai.  Selain itu, maka tiada satu pun kamus pada setiap bahasa yang dapat diandalkan dan dapat digunakan; mengingat fungsi kamus adalah untuk menjelaskan kata-kata yang sulit dipahami atau terdengar asing bagi pengguna bahasa di masa-masa setelahnya.
Dengan memperhatikan adanya kata-kata yang sulit yang disebutkan pada matan dan teks riwayat-riwayat, maka pakar ilmu hadis menyusun buku-buku dalam bidang ini yang akan kami sebutkan beberapa di antaranya sebagaimana berikut:
  1. Al-Fâiq fi Gharib al-Hadits karya Mahmud bin Umar Zamakhsyari (w 538 H); buku ini pada dasarnya adalah syarah lafaz-lafaz asing yang terdapat pada hadis nabawi. Karena itu kita dapat memandang buku ini sebagai kamus riwayat yang disusun oleh Zamakhsyari dengan merujuk pada buku-buku pendahulunya.
  2. Al-Nihâyah fi Gharib al-Hadits wa al-Âtsâr karya Mubarak bin Muhammad bin Abdul Wahid Syaibani yang lebih dikenal Ibnu Atsir Jazrawi (w 606 H). Ia dalam buku ini mengumpulkan hadis-hadis gharib yang tersebar pada teks-teks dan literatur-literatur kemudian memberikan penjelasan hadis-hadis tersebut dari sisi bahasanya.
  3. Majma’ al-Bahrain karya Syaikh Fakhruddin Thuraihi (w 1085 H); buku ini adalah kamus yang di dalamnya disusun makna-makna bahasa dan kata-kata asing dalam al-Quran dan hadis-hadis para maksum As. Di samping itu, buku ini juga menjelaskan riwayat-riwayat dari jalur Syiah Imamiyah yang asing dan tidak dikenal. Karya ini dalam bidangnya termasuk karya yang tiada bandingnya ddan memiliki tempat khusus di kalangan peneliti. [iQuest]

[1]. Abdullah Mamaqani, Miqbâs al-Hidâyah, hal. 231-232, Beirut, Muasassah Alu al-Bait As, 1411 H; Sekumpulan peniliti di bawah pengawasan Ayatullah Sayid Mahmud Hasyimi Syaharudi, Farhang Fiqh Muthabiq Madzhab Ahlulbait As, jil. 3, hal. 267, Qum, Muassasah Dairah al-Ma’arif Fiqh Islami, Cetakan Pertama, 1426 H; Ali Nashiri, Hadits Syinâsi, jil. 2, hal. 69, Qum, Intisyarat Sanabil, Cetakan Pertama, 1383 S.
[2]. Disandarkan pada Abu Ali Bal’ami (abad keempat); Tarikk Name Thabari, salah satu manuskrip kuno dalam prosa Persia yang bernilai tinggi dari sisi kesusasteraan dan sejarah.
[3]. Atsar Abu al-Fadhl Rasyid al-Din Maibadi (w 530), tema buku ini adalah Tafsir Irfani, Irfan Amali dan Sastra Persia.  
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259715 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245533 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229438 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214213 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175535 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170922 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167303 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157385 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140233 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133483 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...