Advanced Search
Hits
11215
Tanggal Dimuat: 2012/07/21
Ringkasan Pertanyaan
Apa makna dan sanad hadis “Sesungguhnya Fatimah dicipta sebagai bidadari dalam rupa manusia?”
Pertanyaan
Apa makna dan sanad hadis “Sesungguhnya Fatimah dicipta sebagai bidadari dalam rupa manusia?”
Jawaban Global
Hadis yang ditanyakan disebutkan pada kitab Bihâr al-Anwâr dan Mustadrak al-Wasail dengan sanad yang sama dari kitab Dalâil al-Imâmah.
Disebutkan bahwa dalam beberapa literatur lainnya juga hadis ini disebutkan dengan silsilah sanad yang lain. Para perawinya juga telah mendapat tautsiq secara umum dan sanad hadisnya juga mendapatkan pengakuan.
Hadis yang disebutkan memiliki dua makna lahir dan batin. Makna lahirnya adalah bahwa Fatimah adalah seorang bidadari yang dicipta sebagaimana rupa manusia.” Namun makna batinnya, Fatimah Sa pada tingkatan pertama penciptaan sejenis dengan para bidadari dicipta dari tanah penuh cahaya surga. Tatkala Allah Swt menciptakan Adam, jisim cahaya Fatimah Sa berbentuk sebuah apel di surga dan pada malam mikraj, Jibril menyerahkan buah apel itu kepada Rasulullah Saw dan kemudian Rasulullah Saw memakan buah apel itu lalu benih Sayidah Fatimah terlahir dari apel surgawi tersebut. Namun pada tingkatan keberadaannya di dunia ini dicipta sebagaimana manusia memiliki struktur fisik dan bentuk lahirnya sebagaimana manusia.
 
Jawaban Detil
Untuk menjelaskan makna hadis pertama-tama kita harus mengkaji tentang kata “hurr” dari sisi maknanya kemudian menjelaskan arti hadis dan sisi kesamaan hurr ini dengan Fatimah Zahra Sa dalam penciptaan.
 
  1. Makna Hurr
Hurr adalah bentuk jamak dan kata tunggalnya haura dan ahwar. Haura adalah nama yang dilekatkan pada orang yang hitam matanya sangat hitam dan putihnya sangat transparan.[1]
Sekaitan dengan hurr banyak dijelaskan pada beberapa ayat dan riwayat[2] di antaranya:
1. Wajah cantik rupawan.[3]
2. Mencintai suaminya dan tidak memperhatikan orang lain.[4]
3. Tidak memiliki darah haidh dan darah keperawanan.[5]
4. Istri yang senantiasa perawan.[6]
5. Istri yang senantiasa suci dari pelbagai noda.[7]
6. Dalam kecantikan laksana mutiara, marjan dan ruby.[8]
6. Wanita-wanita yang tidak pernah disentuh selain oleh suami-suami mereka.[9]
 
  1. Sanad Hadis
Hadis yang ditanyakan dinukil dalam kitab Bihâr al-Anwâr[10] dan Mustadrak al-Wasâil[11] dengan sanad yang sama dari kitab Dalâil al-Imâmah.[12]
Disebutkan bahwa hadis ini juga diriwayatkan pada literatur lainnya dengan silsilah sanad yang berbeda – seperti Asma binti Umais.[13] Para perawi riwayat ini secara umum mendapatkan tautsiq dan sanad hadisnya juga memperoleh pengakuan.
 
  1. Makna Hadis
Makna hadis yang disebutkan dapat dijelaskan dalam bagian:
  1. Makna luar dan lahir: Makna lahir dari hadis di atas dapat dijelaskan dengan mengutip sabda Rasulullah Saw tentang Fatimah Sa. Beliau bersabda, “Fatimah adalah seorang bidadari yang diciptakan dalam bentuk sebagaimana manusia.” Artinya bahwa Fatimah al-Zahra adalah laksana bidadari surga yang dicipta dari cahaya bukan dari tanah dan memiliki sifat-sifat bidadari surga. Badannya tidak terpengaruh oleh materi dan tidak ternodai oleh hal-hal material. Karena itu, tatkala datang bulan (haidh) ia tidak melihat darah namun dari sisi bentuk dan susunan lahir diciptakan sebagaimana manusia. Struktur fisik dan lahirnya serupa dengan manusia.
  2. Makna dalam dan batin: Manusia memiliki dua sisi dan dimensi dalam dirinya. Dimensi materi dan jasmani yang diciptakan dari tanah,[14] yang memiliki pengaruh dan keterikatan terhadap materi seperti berbentuk dan terbatas. Dimensi lainnya adalah dimensi batin atau mental dimana ruh Allah Swt yang ditiupkan pada diri manusia yang bahan fisiknya bersumber dari tanah.[15] Manusia memiliki martabat yang tinggi dan potensi yang tidak terbatas serta dalam mencapai derajat-derajat kesempurnaan yang nirbatas  dan makrifat Ilahi yang tak berdemarkasi; karena tingkatan-tingkatan kesempurnaan Tuhan dan cahaya wujud-Nya tidak terbatas.
Dari sisi lain, para bidadari surga dan dengan kata yang lebih komprehensif, segala yang non materi adalah makhluk Ilahi yang memiliki dua dimensi; pertama dimensi jasmani yang diciptakan dari tanah penuh cahaya surgawi.[16] karena itu, tidak memiliki pengaruh materi dan hijab-hijab jasmani di dunia ini. Lainnya adalah dimensi ruhani yang terbatas pada batasan tertentu. Keterbatasan dimensi ruhani ini telah ditentukan Tuhan bagi mereka berdasarkan kapasitas eksistensial masing-masing dan mereka tidak dapat naik lebih tinggi lain dari batasan yang telah ditetapkan untuknya.[17]
Sesungguhnya Fatimah Sa pada tingkatan pertama penciptaan sejenis dengan para bidadari dicipta dari tanah penuh cahaya surga. Tatkala Allah Swt menciptakan Adam, jisim cahaya Fatimah Sa berbentuk sebuah apel di surga dan pada malam mikraj, Jibril menyerahkan buah apel itu kepada Rasulullah Saw dan kemudian Rasulullah Saw memakan buah apel itu lalu benih Sayidah Fatimah terlahir dari apel surgawi tersebut.[18] Namun pada tingkatan keberadaannya di dunia ini dicipta sebagaimana manusia memiliki struktur fisik dan bentuk lahirnya sebagaimana manusia.
Kesimpulannya adalah bahwa jasmani mulia Fatimah Zahra Sa tidak memiliki efek materi dan sebagaimana para bidadari sangat jelita dan suci dari pelbagai noda dan hijab kegelapan. Namun diciptakan sebagaimana jenis manusia. [iQuest]
 

[1]. Hasan Mustafawi, al-Tahqiq fi Kalimât al-Qur’ân al-Karim, jil. 2, hal. 306, Banggah Tarjameh wa Nasyr Kitab, Tehran, 1360 S; Ridha Mihyar, Farhangg Abjadi Arabi-Farsi, hal. 26, kata haur; Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jil. 21, hal. 212, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, 1374 S.
[2]. Silahkan lihat, indeks terkait, “Hur al-‘Ain Surga dan Pernikahan”, Pertanyaan 789; Hurr al-‘Ain Surga dan Para Wanita,” Pertanyaan 864.
[3]. “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik lagi cantik.” (Qs. Al-Rahman [55]:70)
[4].  “Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata jelita dan tidak mencintai selain suami mereka.” (Qs. Al-Shaffat [37]:48)
[5]. Sayid Abdul Husain Thayyib, Athyab al-Bayân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 12, hal. 387, Intisyarat Islam, Cetakan Kedua, Tehran, 1378 S; Silahkan lihat indeks, Adat dan Kebiasaan Fatimah Sebagai Batul, Pertanyaan 8140.
[6].  “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (istri-istri itu) kembali.” (Qs. Al-Waqiah [56]:35)
[7].  Di dalam surga itu mereka mempunyai istri-istri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (Qs. Al-Nisa [4]:57)
[8]. “Bidadari-bidadari itu seakan-akan permata yakut dan merjan.” (Qs. Al-Rahman [55]:58); “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli.” (Qs. Al-Waqiah [56]:22)
[9].  “Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Qs. Al-Rahman [55]:74)
[10]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 78, hal. 112, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1403 H.
[11]. Husain bin Muhammad Taqi, Mustadrak al-Wasâil wa Mustanbith al-Masâil, jil. 2, hal. 37, Muassassah Alu al-Bait, Qum, Cetakan Pertama, 1408 H.
[12]. Muhammad bin Jarir bi Rastam Thabari Amuli Shagir, Dalâil al-Imâmah, hal. 146, Bi’tsah, Qum, Cetakan Pertama, 1413 H.
[13]. Silahkan lihat Ali bin Muhammad al-Syafi’i Ibnu Maghazali, Manâqib al-Imâm Ali bin Abi Thalib As hal. 296, Dar al-Adhwaa, Beirut,  Cetakan Ketiga, 1424 H; Husain bin Abdul Wahab, Ibnu Abdul Wahab, ‘Uyun al-Mu’jizat, hal. 58, Maktabah al-Dawari, Qum, Cetakan Pertama, Tanpa Tahun; Ali bin Isa Arbali, Kasyf al-Ghummah fi Ma’rifat al-Aimmah, Riset dan edit oleh Hasyim Rasul Mahallati, jil. 1, hal. 463, Bani Hasyim, Tabriz, Cetakan Pertama, 1381 H.
[14]. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (Qs. Al-Mukminun [23]:12)
[15]. “Maka apabila Aku telah menyempurnakan penciptaannya, dan telah meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Qs. Al-Hijr [15]:29)
[16]. Tatkala Abu Bashir bertanya tentang penciptaan bidadari-bidadari surga dari Imam Shadiq As, Imam Shadiq As bersabda, “Min turbah al-jannah al-nuraniyah,” Ali bin Ibrahim Qummi, Tafsir al-Qumi, Riset dan edit oleh Tayyib Musawi Jazairi, jil. 2, hal. 82, Dar al-Kitab, Qum, Cetakan Ketiga, 1404 H.
[17]. “Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.” (Qs. Al-Shaffat [37]:164)
[18]. Syaikh Shaduq, Ma’âni al-Akhbâr, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari, hal. 396, Daftar Intisyarat Islami, Qum.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261052 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246194 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230007 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214851 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176193 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171506 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167977 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158021 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140806 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133971 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...