Advanced Search
Hits
13398
Tanggal Dimuat: 2010/04/21
Ringkasan Pertanyaan
Apabila para sahabat Rasulullah pasca wafatnya beliau semuanya telah murtad, lalu bagaimana orang-orang murtad seperti Musailamah dan sebagainya, berperang melawan mereka dan mengembalikannya kepada Islam?
Pertanyaan
Apabila Anda berkata bahwa para sahabat pasca wafatnya Rasulullah Saw telah murtad, lalu bagaimana sebagian sahabat seperti Musailamah, para pengikut Thuliha bin Khuwailid, pengikut Aswad ‘Ansi dan Sujjah dan sebagainya berperang dengan mereka dan mengembalikan mereka kepada Islam? Apabila para sahabat telah murtad sebagaimana klaim Anda maka mereka tidak boleh dibantu atau minimal mereka dibiarkan begitu saja? Lalu bagaimana Islam dapat menyebar, emperium Roma dan Persia bisa jatuh dan Bait al-Muqaddas dapat ditaklukkan?
Jawaban Global

Kemurtadan para sahabat dalam riwayat-riwayat Ahlusunnah lebih banyak dan riwayat-riwayat yang banyak dan mutawatir, sementara pada literatur-literatur Syiah riwayat-riwayat sahih yang menjelaskan kemurtadan para sahabat tidak lebih dari dua riwayat dan meminjam istilah ilmu hadis, tidak melewati batasan kabar wahid. Karena itu, saudara-saudara Ahlusnnah harus memberikan jawaban terkait dengan kemurtadan para sahabat dalam riwayat-riwayat mutawatir ini apa maksudnya?

Adapun ulama Syiah meyakini bahwa kemurtadan yang disebutkan pada sebagian riwayat disandarkan pada sebagian sahabat dan tidak bermakna kafir dan kembali menyembah berhala, melainkan bermakna melanggar janji wilayah dan membangkang Nabi Saw dalam masalah khilafah. Oleh itu, mereka yang turut serta dalam pelbagai penaklukan Islam seluruhnya adalah muslim dan berupaya dalam menyebarkan Islam. Kendati boleh jadi mereka melakukan dosa dan kesalahan dalam kehidupan mereka.

Jawaban Detil

Sebelum menjawab inti persoalan kiranya kita perlu memperhatikan beberapa poin penting.

Masalah penyandaran kemurtadan para sahabat kepada Syiah merupakan satu tudingan yang tidak berdasar terhadap Syiah. Apakah mungkin satu mazhab besar seperti Syiah, mencintai Rasulullah Saw akan tetapi menuding para sahabatnya telah murtad?

Jumlah sahabat Rasulullah Saw melebih ratusan ribu. Para ahli tarajim mencatat dan merekam lima belas ribu dalam kitab-kitab rijal.[1] Banyak jumlah dari mereka yang tetap sebagai Syiah dan pengikut Ali bin Abi Thalib As. Nama-nama mereka kebanyakan disebutkan pada kitab “Huwiyat Syiah” (Identitas Syiah).[2] Karena itu, apakah layak seorang Muslim yang beriman kepada Allah Swt dan hari Kiamat menuding murtad orang-orang besar ini? Terlepas dari jumlah bilangan sahabat ini, kehidupan mereka tidak diketahui dalam sejarah dan informasi tentang mereka tidak benar. Karena itu, apakah nurani manusia membolehkan orang-orang yang tidak diketahui kita melemparkan tudingan murtad kepada mereka?!

Dengan demikian, kita berkata bahwa masalah ini tidak sebagaimana yang disampaikan orang-orang.

Logika Syiah adalah logika imam dan pemimpin mereka Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As yang disebutkan dalam Khutbah 98 Nahj al-Balâgha: “Saya telah melihat para sahabat Nabi, tetapi saya tak menemukan seseorang yang menyerupai mereka. Mereka mengawali hari dengan debu di rambut dan wajah (dalam kesukaran hidup) dan melewatkan malam dalam sujud dan berdiri dalam salat. Kadang-kadang mereka letakkan sujudkan dahi mereka, dan kadang-kadang pipi mereka. Dengan ingatan akan kebangkitan, mereka nampak seakan berdiri di atas bara menyala. Nampak seakan di antara mata mereka ada tanda-tanda seperti lutut kambing, akibat sujud yang lama. Bilamana nama Allah disebutkan, air mata mereka mengalir deras hingga kerah baju mereka basah. Mereka gemetar karena takut akan hukuman dan harapan akan pahala, seperti pohon gemetar pada hari angin topan. Dari hukuman yang mereka takuti atau ganjaran yang mereka harapkan.”

Iya, apa yang diyakini Syiah adalah bahwa sebagian dari sahabat yang dalam hitungan jari, setelah wafatnya Rasulullah Saw memperlakukan Ahlulbait As dengan buruk. Atas dasar ini (perlakuan buruk ini) Syiah membenci mereka dan hal ini merupakan suatu hal yang wajar. Rasulullah Saw sendiri menyatakan antipati terhadap apa yang dilakukan Khalid bin Walid. Beliau bersabda, “Tuhanku! Aku berlepas dari apa yang dilakukan Khalid.”

Masalah ini juga berlaku pada riwayat-riwayat yang dikenal sebagai riwayat-riwayat “haudh” dan disebutkan pada kitab-kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.[3]

Setelah menyampaikan pendahuluan ini kami meminta Anda memperhatikan beberapa poin di bawah ini:

Pertama, kemurtadan para sahabat dalam riwayat-riwayat Ahlusunnah sangat banyak dan dikemukakan secara mutawatir dimana kami hanya mencukupkan diri dengan menyebut referensinya saja:

1.     Syarh Shahîh Muslim, Nawawi, jil. 15-16, hal. 5 dan 59

2.     ‘Umdat al-Qâri, 23/135.

3.     Syarh Shahîh Bukhâri, Kermani, 23/63.

4.     Al-Tamhid, Ibn ‘Abdilbarr, 2910/2.

5.     Shahîh Bukhâri, Kitâb Riqâq, bab 53, hadis-hadis 6212; 2114.

6.     Shahîh Muslim, Kitâb Fadhâil, bab 9.

7.     Mishbâh al-Sunnah, 5370/3.

8.     Al-Targhib wa al-Tarhib, Mindzari, 4/422.

9.     Al-Nihâyat fii Gharib al-Hadits, Ibnu Atsir, 5/274.

10.  Fath al-Bâri, Ibnu Hajar, 11/475.

11.  Umdat al-Qâri, ‘Aini, 23/142.

12.  Irsyâd al-Sâri, Qasthalani, 9/342.

 

Di sini kami hanya akan menyebutkan satu riwayat sebagai contoh di antara beberapa riwayat yang terdapat pada literatur-literatur Ahlusunnah dan kami persilahkan kepada ahli makrifat untuk merujuk pada literatur-literatur yang lain:

Abu Hurairah menukil dari Rasulullah Saw yang bersabda: “Aku berdiri di atas telaga Kautsar. Pada saat itu, sekelompok orang yang aku kenal datang. (salah seorang petugas dari petugas-petugas Allah yang menjagai mereka) keluar dan berkata kepada mereka: Marilah! Aku bertanya, “Kemana?” Jawabnya, “Demi Allah! Ke neraka. Aku bertanya, “Apa dosa mereka?” Jawabnya, “Mereka kembali kepada pikiran dan keyakinan mereka sebelumnya (jahiliyah). Kemudian ia membawa sekelompok orang lainnya yang aku kenal. (salah seorang petugas dari petugas-petugas Allah yang menjagai mereka) keluar dan berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi!” Aku bertanya, “Kemana?” Jawabnya, “Ke neraka.” Aku bertanya, “Apa dosa mereka?” Jawabnya, “Mereka kembali kepada pikiran dan keyakinan mereka sebelumnya (jahiliyah). Aku pikir tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka kecuali bilangan kecil unta yang terpisah dari kelompoknya lantaran tiadanya penggembala, hilang dan tak-terurus.[4] (kiasan bahwa orang-orang yang selamat jumlahnya sangat sedikit). [5]

Kedua, makna kemurtadan (irtidâd) yang mengemuka dalam hadis-hadis ini:

Mengingat banyaknya dan mutawatirnya hadis-hadis irtidâd (kemurtadan) para sahabat dalam literatur-literatur Ahlusunnah maka saudara-saudara kita Ahlusunnah harus memberi jawaban apa yang dimaksud dengan irtidâd (kemurtadan) para sahabat dalam riwayat-riwayat ini? Apa pun makna yang mereka sodorkan dan terima maka makna itu pun yang kita akan terima.

Akan tetapi ulama Syiah berpandangan bahwa irtidâd (kemurtadan) yang disandarkan sebagian riwayat kepada para sahabat tidak bermakna kekufuran dan kembalinya mereka kepada penyembahan berhala, melainkan bermakna pelanggaran terhadap ikrar wilayah dan pembangkangan terhadap Rasulullah Saw dalam urusan khilafah.

Ayatullah Subhani berpandangan bahwa kemurtadan ini tidak bermakna kekufuran dan kembalinya mereka kepada jahiliyah, melainkan tidak loyalnya mereka terhadap ikrar yang mereka nyatakan pada hari Ghadir Khum.

Imam Khomeini Ra juga dalam kitab Thahârah-nya pada pembahasan apakah para penentang Syiah itu kafir atau tidak. Beliau berkata, “Orang-orang dikatakan Islam apabila diketahui keyakinannya terhadap uluhiyyah, tauhid, kenabian dan ma’ad (meski terdapat perbedaan ulama dalam hal ini).” Beliau berpandangan bahwa masalah imâmah merupakan prinsip (ushul) mazhab Syiah dan menentang prinsip (ushul) mazhab ini hanya akan mengeluarkan orang dari Syiah bukan Islam. Imam Khomeini dalam hal ini mengkaji riwayat-riwayat yang menyandarkan kekufuran kepada Ahlusunnah dan meyakini bahwa dalam penyandaran-penyandaran kekufuran ini bukan kekufuran dalam artian teknis. Lantaran hal ini berseberangan dengan riwayat-riwayat mustafidha bahkan mutawatir terkait dengan masalah ini dan adanya interaksi orang-orang Syiah dan para imam dengan Ahlusunnah (bahkan tidak dalam konteks taqiyyah).[6]

Karena itu, dalam pandangan Syiah, kemurtadan yang mengemuka dalam riwayat-riwayat ini sama sekali berbeda dengan kemurtadan orang-orang seperti Musailamah, para pengikut Thuliha bin Khuwailid, para pengikut Aswad Ansi, dan Sujjah. Mereka pada hakikatnya telah meminggirkan Islam dan kafir. Sementara sebagian besar sahabat membangkang Rasulullah Saw dan melanggar ikrar wilayah.

Dalam literatur-literatur sejarah dilaporkan bahwa Imam Ali As dalam beberapa hal tertentu bermusyawarah dengan para khalifah dan membimbing mereka sehingga mereka meraih kemenangan dalam pelbagai penaklukan (futuhât).[7] Hal ini merupakan tanda kerelaan beliau terhadap inti penaklukan; kendati apabila pelbagai penaklukan ini dilakukan dengan petunjuk dan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib As maka hasilnya tentu akan lebih baik dan dapat mencegah sebagian kesalahan yang dilakukan. Karena itu, mereka yang turut serta dalam pelbagai penaklukan Islam seluruhnya adalah Muslim dan telah berupaya untuk menyebarkan Islam; meski boleh jadi mereka melakukan banyak kesalahan dan dosa dalam hidup mereka.[IQuest]



[1]. Silahkan lihat kitab-kitab yang membahas tentang ilmu Rijal seperti, ‘Ayan al-Syiah, Rijal al-Thusi dan Mu’jam Rijal al-Hadits 

[2]. Silahkan lihat, Huwiyat al-Syi’ah, al-Syaikh Ahmad al-Waili, hal. 36.  

[3]. Jâmi’ al-Ushûl, jil. 11, hal. 119-123.

[4]. Shahîh Bukhâri, Kitâb Riqâq, bab 53, hadis 2115; Lisan al-Arab, Ibnu Manzhur, jil. 15, hal. 135; Al-Targhib wa al-Tarhib, Mindzari, jil. 4, hal. 422; Al-Nihayat fi Gharib al-Hadits, Ibnu Atsir, jil. 5, hal. 274; Fath al-Bari, Ibnu Hajar, jil. 11, hal. 475; ‘Umdat al-Qari, ‘Aini, jil. 23, hal. 142; Irsyad al-Sari, Qasthalani, jil. 9, hal. 342.

«بینا أنا قائم إذا زمرة، حتی إذا عرفتهم خرج رجل من بینی و بینهم، فقال: هلم، فقلت: أین؟ قال: الی النار والله، قلت: و ماشأنهم؟ قال: إنهم ارتدوا بعدک علی أدبارهم القهقری. ثم إذا زمرة، حتی إذا عرفتهم خرج رجل من بینی و بینهم، فقال: هلم، قلت: أین؟ قال: إلی النار والله. قلت: ماشأنهم؟ قال: أنهم ارتدوا بعدک علی أدبارهم القهقری، فلا أراه یخلص منهم الا مثل همل النعم».

[5]. Diadaptasi dari Pertanyaan 1589 (Site:1980), Indeks: Makna Kemurtadan Sahabat dan Dalil-dalilnya.

[6]. Imam Khomeini, Kitâb al-Thahârah, jil. 3, hal. 437, cetakan pertama, Muassasah Tanzhim wa Nasyr Atsar-e Imam Khomeini, 1379 S. Diadaptasi dari Pertanyaan 2808 (Site:3501).

[7]. Wawancara dengan Ayatullah Wa’izh Zadeh Khurasani, Nasyriyeh Hauzah, tahun 24.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Hal-hal apa saja yang menyebabkan sebagian hadis tergolong menjadi hadis yang lemah?
    24838 Dirayah al-Hadits 2016/07/04
    Sebagian hal-hal yang menyebabkan hadis menjadi lemah adalah: 1. lemahnya sanad atau tidak adanya sanad. 2. Terputusnya rantai sanad 3. Bertentangan dengan al-Quran 4. Bertentangan dengan akal 5. Bertentangan dengan riwayat-riwayat mutawatir 6. Bertentangan dengan fakta-fakta sejarah 7. Mengalami distorsi ...
  • Demikian juga bersalaman dengan seorang wanita tua non-mahram?
    5617 Sebagian Hukum 2015/05/27
    Bersalaman dengan non-mahram tidak dibolehkan dan satu-satunya kriteria dalam masalah ini bukanlah daya tarik atau terpancing gejolak seksualnya. Beberapa Lampiran: Jawaban Marja Agung Taklid terkait dengan pertanyaan di atas adalah sebagai berikut: Ayatullah Agung Siistani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali): Tidak diperbolehkan. Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):
  • Apakah tidak terbakarnya Nabi Ibrahim As dalam api tidak bertentangan dengan hukum kausalitas?
    16426 Filsafat Islam 2011/01/02
    Kesebaban (illiyat) segala subyek atas subyek lainnya bergantung pada tipologi yang terdapat pada subyek pertama dan apabila tipologinya mengalami perubahan apakah melalui jalan natural atau adikodrati (i’jaz) maka secara natural ia tidak dapat menjadi sebab bagi subyek kedua.Dalam kisah Nabi Ibrahim, api juga dengan mukjizat Ilahi ...
  • Apakah irfan islami itu ada benarnya? Apakah ajaran inti irfan Islam tidak terpengaruh oleh pandangan-pandangan sufi?
    17170 Irfan Teoritis 2011/02/15
    Seseorang yang mencermati ayat-ayat al-Qur’an dan sabda-sabda Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya maka tanpa ragu ia akan mendapatkan hal-hal yang sublim dan jeluk dalam domain irfan dan juga adab-adab serta banyak aturan-aturan praktis dalam kaitannya dengan sair suluk irfani. Sebagai contoh, kita dapat menyebutkan ayat-ayat yang sehubungan dengan ...
  • Apakah memakan lobster, cumi-cumi dan kerang laut hukumnya haram?
    47729 Hukum dan Yurisprudensi 2009/12/12
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban deti ...
  • Apa saja yang menjadi ketentuan dan syarat-syarat talak khulu\' (gugat cerai) itu?
    33201 Hukum dan Yurisprudensi 2013/04/20
    Istri mengajukan gugatan cerai kepada suami karena tidak lagi tertarik dan tidak lagi menyukainya. Talak ini dapat diberlakukan setelah sang istri menyerahkan mahar atau harta lainnya kepada sang suami untuk menceraikannya. Talak seperti ini dalam fikih disebut sebagai talak khulu'.[1] Dengan ungkapan yang lebih ...
  • Apa makna dan hakikat sabar itu?
    26345 صبر 2013/11/27
    Sabar dalam bahasa berarti mengurung dan meletakkan jiwa dalam keterbatasan dan kesempitan.[1] Begitu pula sabar memiliki arti menahan diri dari menunjukkan kepanikan dan ketidaktenangan.[2] Dalam ilmu Akhlak, tentang kesabaran banyak makna yang dijelaskan: 1. Sabar adalah mendorong diri untuk melakukan amal ...
  • Tolong sebutkan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Abu Thalib As adalah orang beriman?
    13268 Sejarah Para Pembesar 2011/03/13
    Hadis yang disebutkan di atas adalah sebuah hadis marfu’ah (hadis yang lemah sanadnya) dan tidak memiliki nilai dari sisi sanad. Namun harap diperhatikan bahwa untuk menetapkan iman Abu Thalib kita tidak memerlukan riwayat ini secara khusus; karena terdapat banyak dalil yang menunjukkan iman Abu Thalib ...
  • Perbedaan Irfan teoritis dan Irfan praktis?
    12627 Irfan Teoritis 2009/09/22
    Terdapat dua makna yang digunakan dalam bidang Irfan praktis:Suluk itu sendiri dan segala perbuatan yang dilakukan. Ajaran-ajarannya yang mengandung tentang metode suluk. Irfan teoritis terkadang digunakan sebagai lawan kata dari makna pertama. Dan terkadang kebalikan dari makna kedua dari dua makna ...
  • Apa yang dimaksud bahwa gunung-gunung adalah pasak bumi sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an?
    20560 Ulumul Quran 2011/03/10
    Dalam literatur-literatur Islam disebutkan pelbagai tipologi dan ragam manfaat atas keberadaan gunung-gunung. Di antaranya bahwa gunung-gunung tersebut laksana pasak yang tertancap di atas permukaan bumi dan laksana timbangan-timbangan yang menyeimbangkan bumi. Keberadaan gunung-gunung tersebut dan tersebarnya gunung-gunung tersebut di sana-sini di atas permukaan bumi telah ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262654 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    247280 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230750 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    216054 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    177010 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172086 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168759 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    159306 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141993 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134802 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...