Advanced Search
Hits
37748
Tanggal Dimuat: 2011/06/29
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana hubungan yang terjalin antara nafs, ruh, jiwa, akal, pikiran dan fitrah?
Pertanyaan
Bagaimana kita dapat menjelaskan hubungan yang terjalin di antara nafs, ruh, jiwa, akal, pikiran dan fitrah? Dimanakah kita di antara hubungan tersebut?
Jawaban Global

Terkadang yang dimaksud atas beberapa redaksi dan kalimat ini adalah satu dan seluruhnya menyinggung satu hakikat yaitu entitas dan realitas manusia; terkadang juga dimaksudkan untuk ragam makna dan masing-masing dari redaksi dan kalimat ini menyoroti masalah tingkatan dan derajat-derajat jiwa manusia.

Jawaban Detil

Terkadang yang dimaksud atas beberapa redaksi dan kalimat ini adalah satu dan seluruhnya menyinggung satu realitas yaitu entitas dan realitas manusia; sebagaimana para filosof berkata substansi dengan lafaz “aku” dan semisalnya menengarai tentang realitas ini dan memiliki ragam nama; misalnya nafs, nafs natiqah, ruh, akal, quwwah aqilah, quwwah mumayyizah, jiwa, nyawa, hati, piala jendela dunia, piala, kakaktua dan nama-nama lainnya.[1]

Penggunaan beberapa redaksi ini dari sudut pandang filosofis adalah benar dan karena nafs identik dengan kesatuan dan integral dengan seluruh fakultas dan tingkatan, ia memiliki kesatuan dan keidentikan; sesuai dengan tuturan Mulla Hadi Sabzewari[2] dan Mulla Shadra, “al-nafs fi wahdatiha kullu al-quwwa.” (Jiwa pada kesatuannya adalah seluruh fakultas).[3]

Terkadang juga dimaksudkan untuk ragam makna dan masing-masing dari redaksi dan kalimat ini menyoroti masalah tingkatan dan derajat-derajat jiwa manusia. Hal ini dapat dijelaskan bahwa para arif meyakini bahwa nafs memiliki tingkatan dan derajat yang masing-masing dari derajat dan tingkatan tersebut memiliki nama khusus yang acapkali disebut sebagai tujuh kota cinta. Dan terkadang para arif menyebutnya sebagai sublimitas (lathaif) dan sebagaimana yang diungkap oleh Syaikh Atthar yang menggubah syair:

Haft Syahr Isyq ra Atthar Gasyt 

Atthar telah menjelajahi tujuh kota cinta

Ma hanuz andar kham yek kuceim

(sementara) kita masih bercokol di sebuah lorong

Tujuh tingkatan tersebut adalah :1. Alam natural. 2. Nafs (jiwa). 3. Qalb (hati). 4. Ruh. 5. Rahasia. 6. Tersembunyi (khafa). 7. Paling tersembunyi (akhfa).

Dengan penjelasan ini, para arif menyebut jiwa rasional (nafs nathiqah) manusia lantaran merupakan sumber gerakan dan tempat kediaman maka ia disebut sebagai thaba’; dan karena merupakan sumber bagi pelbagai pencerapan partikular disebut sebagai nafs (jiwa); dan lantaran merupakan sumber bagi pelbagai pencerapan universal detil maka disebut sebagai hati (qalb); dan karena simple (basith) yang menciptakan pelbagai pencerapan universal yang detil maka ia disebut sebagai ruh; dan karena kefanaannya pada akal aktif disebut sebagai rahasia (sirr); dan karena fana pada maqam wahidiyat disebut sebagai khafa (tersembunyi); dan karena fana dalam tingkatan ahadiyat disebut sebaga akhfa (paling tersembunyi).

Para filosof juga berkata bahwa nafs itu terbagi menjadi tujuh tingkatan: 1. Akal hayulani (akal potensial). 2. Akal bilmalakah (tingkatan rasionisasi pelbagai konsep dan afirmasi swa-bukti). 3. Akal bilfi’l (akal aktual). 4. Akal mustafad (akal perolehan). 5. Mahw. 6. Thams. 7. Muhiq.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam pandangan para filosof, karena nafs memiliki kapabilitas memperoleh pelbagai kesempurnaan maka ia disebut sebagai akal potensial (al-aql al-hayulani); dan kapan saja nafs memperoleh silsilah pemahaman primer dan pengetahuan-pengetahuan pendahuluan yang dengannya pemahaman sekunder dan ilmu-ilmu perolehan dapat diraih. Kondisi nafs seperti ini disebut sebagai akal bilmalakah; dan kapan saja nafs memperoleh kemampuan untuk melakukan inferensi pelbagai pemahaman sekunder dan pelbagai pengetahuan perolehan dengan berpikir dan berasumsi maka nafs di sini disebut sebagai akal aktual (akal bilfi’il); dan lantaran kehadiran dan perolehan pelbagai pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dalam nafs yang diraih melalui akal aktif maka ia disebut sebagai akal mustafad (akal perolehan). Nafs pada maqam tauhid perbuatan disebut mahw. Pada maqam tauhid sifat disebut thams. Dan pada maqam tauhid zati disebut muhiq.[4]

Dalam beberapa riwayat juga disebutkan jenis klasifikasi nafs seperti ini.[5] Sebagaimana redaksi ruh yang digunakan untuk ragam aplikasi dalam kitab-kitab Filsafat dan Irfan.[6] Di sini kita akan menyinggung masalah penggunaan dan aplikasi redaksi ruh sebagaimana berikut:

1.     Nafs Nathiqah (jiwa rasional).

2.     Jiwa hewani.

3.     Akal non-material dan atas dasar itu akal pertama disebut sebagai ruh al-qudus.

4.     Maqam yaum al-jam’ insân (tingkatan hari perhimpunan manusia) yang berada di atas maqam hati (yaum al-fashl insân).

5.     Tingkatan akal basith (akal simple) yang menjadi kriteria kreativitas pelbagai perincian pemahaman dan sebagai lawan tingkatan akal-akal rinci (‘uqul tafshili) (pemahaman-pemahaman yang terpisah [ma’qulat munfashilah] atau hati.[7]

6.     Cahaya yang keluar dari mata sesuai dengan teori matematikawan tentang abshar.

7.     Jism latif (jasmani lembut) atau ruh bukhari.[8]

 

Adapun terkait dengan redaksi pikiran (dzihn) harus dikatakan bahwa terkadang yang dimaksud dengan dzihn di sini adalah akal atau fakultas rasional. Dan terkadang yang dimaksud adalah fakultas imagisional dan terkadang juga yang dimaksud adalah fakultas memorial.[9] Sebagaimana pada redaksi fitrah juga harus diperhatikan bahwa terkadang yang dimaksud dengan fitrah adalah ruh dan hakikat manusia. Dan terkadang yang dimaksud adalah sekumpulan pengenalan dan kecenderungan yang terdapat pada diri seseorang.[10]

Sebagaimana terkadang juga yang dimaksud dengan nyawa adalah ruh bukhari dan yang dimaksud dengan jiwa di sini adalah nafs nathiqah (jiwa rasional) manusia.[11] [IQuest]

 



[1]. Hasan Hasan Zadeh Amuli, Ma’rifat-e Nafs, Daftar-e Awwal, hal. 84.  

[2]. Hakim Sabzewari, Manzhumah, jil. 5, hal. 181 dan 182.

النفس فی وحدتها کلّ القوى      و فعلها فی فعله قد انطوى

[3]. Mulla Shadra, Asfar al-Arba’ah, jil. 8, hal. 221.  

فصل فی بیان أن النفس کل القوى بمعنى أن المدرک بجمیع الإدراکات المنسوبة إلى القوى الإنسانیة هی النفس الناطقة و هی أیضا المحرکة لجمیع التحریکات الصادرة عن القوى المحرکة الحیوانیة و النباتیة و الطبیعیة و هذا مطلب شریف و علیه براهین کثیرة بعضها من جهة الإدراک و بعضها من جهة التحریک و التی من جهة الإدراک نذکر منها ثلاثة البرهان الأول من ناحیة المعلوم.

[4]. Hasan Hasan Zadeh Amuli, Sarh al-‘Uyûn, hal. 569. Name-ha wa Barname-ha, hal. 121 dan 122.

[5]. Bihâr al-Anwâr, jil. 90, hal. 154.

[الخصال‏] الذِّکْرُ مَقْسُومٌ عَلَى سَبْعَةِ أَعْضَاءٍ اللِّسَانِ وَ الرُّوحِ وَ النَّفْسِ وَ الْعَقْلِ وَ الْمَعْرِفَةِ وَ السِّرِّ وَ الْقَلْبِ وَ کُلُّ وَاحِدٍ مِنْهَا یَحْتَاجُ إِلَى الِاسْتِقَامَةِ فَاسْتِقَامَةُ اللِّسَانِ صِدْقُ الْإِقْرَارِ وَ اسْتِقَامَةُ الرُّوحِ صِدْقُ الِاسْتِغْفَارِ وَ اسْتِقَامَةُ الْقَلْبِ صِدْقُ الِاعْتِذَارِ وَ اسْتِقَامَةُ الْعَقْلِ صِدْقُ الِاعْتِبَارِ وَ اسْتِقَامَةُ الْمَعْرِفَةِ صِدْقُ الِافْتِخَارِ وَ اسْتِقَامَةُ السِّرِّ السُّرُورُ بِعَالَمِ الْأَسْرَارِ فَذِکْرُ اللِّسَانِ الْحَمْدُ وَ الثَّنَاءُ وَ ذِکْرُ النَّفْسِ الْجَهْدُ وَ الْعَنَاءُ وَ ذِکْرُ الرُّوحِ الْخَوْفُ وَ الرَّجَاءُ وَ ذِکْرُ الْقَلْبِ الصِّدْقُ وَ الصَّفَاءُ وَ ذِکْرُ الْعَقْلِ التَّعْظِیمُ وَ الْحَیَاءُ وَ ذِکْرُ الْمَعْرِفَةِ التَّسْلِیمُ وَ الرِّضَا وَ ذِکْرُ السِّرِّ عَلَى رُؤْیَةِ اللِّقَاءِ.

 

[6]. Sarh al-‘Uyûn, hal. 266.

[7]. Nampaknya penggunaan keempat dan kelima adalah satu.

[8]. Hasan Hasan Zadeh Amuli, Hizâr wa Yek Nukteh, hal. 81-83.  

[9]. Khayal (retentif faculty) adalah fakultas kedua pencerap batin (indra batin) yang menjaga bentuk-bentuk yang mencerap indra bersama (common sense ,al-hiss al-musytarak). Fakultas repositoris (berkedudukan sebagai gudang) adalah khazanah dan arsip indra bersama (common sense). Khayal (retentif faculty) di samping merupakan sebagai khazanah indra, ia juga adalah fakultas mutasharrifah. Terkadang fakultas khayal disebut sebagai mushawwarah dan mutakhayyilah. Memori adalah sebuah fakultas yang menjaga dan memelihara makna-makna partikular. Sejatinya memori adalah khazanah dan arsip fakultas estimatis (estimative faculty, wahimah). Fakultas ini juga acapkali disebut sebagai dzakirah (pengingat) dan mustarji’ah. Lantaran fakultas ini menjaga makna-makna maka ia disebut sebagai hafidzah (memori). Dan terkadang disebut pengingat cepat (dzâkirah). Dan terkadang mengingat dengan adanya jeda disebut sebagai mustarji’ah. Ibnu Sina, al-Nafs min al-Syifâ, hal. 235 dan 239. Isyârat, jil. 2, hal. 341. Mulla Shadra, Asfar al-Arba’ah, jil. 8, hal. 215. Mulla Hadi Sabzewari, Asrar al-Hikam, hal. 308 dan 309. Hasan Hasan Zadeh Amuli, Sarh al-‘Uyûn, hal. 392. 

[10]. Mishbah Yazdi, Amuzesy ‘Aqaid, hal. 44, Cetakan Ketujuh, Syerkat-e Cap wa Nasyr-e Bain al-Milal, tanpa tempat, 1381 S.  

[11]. Ibnu Sina menyebutkan dalam sebagian tulisan berbahasa Persia dengan redaksi ruh bukhari sebagai nyawa dan nafs nathiqah sebagai jiwa. Mulla Shadra, Asfar al-Arba’ah, jil. 8, hal. 251.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259862 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245625 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229527 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214319 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175624 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171003 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167422 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157488 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140338 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133557 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...