Advanced Search
Hits
130231
Tanggal Dimuat: 2013/07/15
Ringkasan Pertanyaan
Malaikat Rokib dan Atid, pencatat amal baik dan buruk, apakah hanya berjumlah 2 ataukah berjumlah banyak, yang ada pada setiap manusia, apa dasar hukumnya dan bagaimana analoginya?
Pertanyaan
Malaikat Rokib dan Atid, pencatat amal baik dan buruk, apakah hanya berjumlah 2 ataukah berjumlah banyak, yang ada pada setiap manusia, apa dasar hukumnya dan bagaimana analoginya?
Jawaban Global
Allah Swt dalam al-Quran berfirman,
﴿ما یَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَیْهِ رَقیبٌ عَتیدٌ﴾
 Tiada suatu ucapan pun (baik atau buruk) yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Raqib dan Atid (malaikat pengawas yang selalu hadir). (Qs. Qaf [50]:18)
Dalam sebagian riwayat, di antaranya riwayat yang dikutip dari Imam Shadiq As, “Bagi setiap orang terdapat dua malaikat yang menulis apa pun yang diucapkan oleh manusia dan kemudian menyerahkan catatan itu kepada dua maliakat yang lebih tinggi darinya dimana dua malaikat itu memisahkan ucapan-ucapan baik dan buruk dan masing-masing menulis secara terpisah kedua ucapan itu.”[1]
Dari sisi lain, terdapat beberapa riwayat yang juga menyatakan bahwa nama atau sifat dua malaikat ini adalah Raqib dan Atid sebagaimana sebuah riwayat yang menjelaskan kisah obrolan orang mati dengan Salman Persia; dalam riwayat itu disebutkan, “Tatkala seseorang meninggal terdapat dua malaikat yang menyampaikan salam dan memiliki rupa yang sangat menawan satunya duduk di sebelah kanan dan satunya lagi duduk di sebelah kirinya. Kedua malaikat itu berkata, “Kami membawa catatan amalan kalian, Ambillah!” Manusia bertanya, “Catatan apakah gerangan?”  “Kami adalah dua malaikat yang bersamamu di dunia dan mencatat seluruh perbuatan baik dan burukmu. Catatan ini adalah catatan perbuatanmu. Segala catatan baik berada di tangan Raqib dan catatan buruk di tangan Atid.  Manusia dengan melihat catatan-catatan baiknya akan bergembira dan tatkala melihat catatan-catatan buruknya akan bersedih dan menangis..”[2]
Dengan mendudukkan secara berdampingan apa yang telah dijelaskan dan riwayat-riwayat yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa setiap manusia memiliki dua petugas pencatat amalan-amalan manusia yang bernama Raqib dan Atid yang senantiasa menyertai manusia hingga ia akhir hayatnya. Karena itu, seukuran jumlah setiap manusia terdapat dua malaikat yang menyertainya, Raqib dan Atid.
Namun asas dan falsafah penyertaan dua malaikat ini atas manusia sesuai dengan sabda Imam Shadiq As bahwa penyertaaan dua malaikat ini atas manusia menjadi sebab supaya para hamba dalam menaati Allah Swt dan menjauhi maksiat lebih berhati-hati dalam amalan-amalan dan tindakan-tindakannya. Boleh jadi manusia berpikir ingin melakukan maksiat dan dosa, namun dengan mengingat kedudukan dua malaikat tersebut maka ia tidak lagi ingin melakukan dosa dan berkata, “Tuhanku melihatku dan para penjagaku akan memberikan kesaksian atasku.”
Demikian juga Allah Swt dengan kemurahan dan kemuliaan-Nya (di samping Raqib dan Atid) meletakkan dua malaikat lainnya sebagai wakil manusia sehingga membela manusia dalam menghadapi jerat-jerat setan dan godaan-godaan pelbagai makhluk yang tidak dapat melakukan sesuatu apa pun tanpa izin Allah Swt hingga ajal menjemputnya.[3] [iQuest]
 

[1]. Husain bin Said Kufi Ahwazi, al-Zuhd, Riset dan editor oleh Ghulam Ridha Irfaniyan Yazdi, hal. 53, al-Mathba’at al-‘Ilmiyah, Qum, Cetakan Kedua, 1402 H.
«مَا مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَ مَعَهُ مَلَکَانِ‏ یَکْتُبَانِ مَا یَلْفِظُهُ ثُمَّ یَرْفَعَانِ ذَلِکَ إِلَى مَلَکَیْنِ فَوْقَهُمَا فَیُثْبِتَانِ مَا کَانَ مِنْ خَیْرٍ وَ شَرٍّ وَ یُلْقِیَانِ مَا سِوَى ذَلِک».  
[2]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, Diriset dan diedit sekelompok periset, jil. 22 hal. 374-376, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1403 H.  
[3]. Manusia memiliki malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya dari perintah (keputusan) Allah (yang belum pasti). Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum (akibat perbuatan mereka sendiri), maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Qs. Al-Ra’ad [13]:11) Bihar al-Anwar, jil. 5, hal. 323.  
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259715 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245532 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229437 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214211 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175534 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170921 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167302 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157384 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140233 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133482 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...