Advanced Search
Hits
11303
Tanggal Dimuat: 2012/03/03
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana keberadaan Imam Mahdi Ajf dan kemunculannya dapat dibuktikan melalui al-Quran?
Pertanyaan
Bagaimana keberadaan Imam Mahdi Ajf dan kemunculannya dapat dibuktikan melalui al-Quran?
Jawaban Global
Pertama harus diketahui bahwa al-Quran hanya membicarakan persoalan-persoalan secara umum dan universal, sedangkan uraian dan penjelasannya terdapat pada sunnah dan riwayat.
Dengan memperhatikan hal ini, terdapat dua kelompok ayat-ayat al-Quran yang dapat  digunakan untuk membuktikan keberadaan dan kemunculan Imam Mahdi Ajf:
  1. Ayat-ayat yang menjelaskan tentang urgensi dan signifikansi keberadaan hujjah Ilahi di tengah-tengah manusia. Di antaranya Allah Swt kepada Rasulullah Saw berfirman, “Dan sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan pemberi petunjuk bagi setiap manusia”
Ayat ini dan riwayat secara umum menafsirkannya membenarkan dan menegaskan tentang keberadaan dan kehadiran secara berkelanjutan para pemimpin langit di tengah-tengah masyarakat.
  1. Ayat-ayat yang memberitakan tentang pemerintahan orang-orang saleh, kaum mustadhafin dan mukminin di permukaan bumi. Misalnya pada sebuah ayat al-Quran dikatakan, “Dan sungguh Kami telah tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) al-Dzikr (Taurat) bahwa hamba-hamba-Ku yang saleh mewarisi bumi ini” dan di beberapa tempat lain dari al-Quran, Allah Swt berjanji bahwa para hamba yang saleh akan menduduki kekuasaan, memperluas keamanan di dunia dan menebarkan agama di seluruh penjuru dunia.
Dalam riwayat, manifestasi dari ayat-ayat ini telah telas, dan ditafsirkan pada keberadaan dan kemunculan Imam Mahdi Ajf.
 
Jawaban Detil
Kemunculan seorang juru selamat dan seseorang yang akan menebarkan keadilan dan kesejahteraan di muka bumi merupakan sebuah persoalan yang disepakati oleh seluruh agama dan mazhab yang ada di dunia, hanya saja terdapat perbedaan dalam penentuan obyek (mishdâq) dan sebagian dari karakteristik-karakteristiknya.
Akan tetapi Syiah meyakini bahwa sang penyelamat dunia tersebut adalah Hadhrat Mahdi Ajf.[1]
Dikarenakan al-Quran berdasar pada tema yang kuat secara fitrah dan akal, maka al-Quran merupakan bukti dan sanad terbaik untuk setiap topik ilmu maupun agama.
Yang harus diketahui sebelumnya adalah bahwa al-Quran berbicara secara universal terhadap suatu masalah dan untuk menjelaskan dan menafsirkannya harus merujuk pada berita dan para pakar ilmu-ilmu al-Quran, yaitu para Imam Maksum As.
Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung jawab untuk menjelaskan maksud ayat-ayat al-Quran diserahkan dan berada dalam tanggung jawab kepada para hujjah Ilahi.[2]
Dalam menjawab pertanyaan di atas, kami hanya akan menjelaskan rangkaian dari ayat-ayat yang berkaitan dengan pembahasan ini, dan setelah itu kita akan menganalisa riwayat-riwayat dari para Imam Maksum As untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap ayat.
Bagaimanapun, untuk membuktikan keberadaan dan kemunculan Imam Mahdi Ajf bisa dengan menggunakan dua kelompok ayat-ayat al-Quran:
 
  1. Ayat yang menjelaskan tentang pentingnya keberadaan hujjah Ilahi di tengah-tengah manusia.
Dari pandangan al-Quran, dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia, bumi tak pernah kosong dari hujjah Ilahi, dan Allah telah memilih sosok yang tepat untuk setiap umat supaya membimbing manusia untuk sampai pada kesempurnaan yang layak, “Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.”[3] Dengan demikian senantiasa terdapat dan hadir seorang pemberi peringatan dan pemberi petunjuk dalam masyarakat manusia, dimana ia dipilih oleh Allah Swt. Imam Shadiq dalam tafsir ayat di atas bersabda, Pada setiap masa terdapat seorang imam dari keluarga kami untuk memberikan petunjuk terhadap apa yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw (agama Islam).[4]
Dari himpunan ayat dan riwayat ini dengan baik bisa dipahami tentang signifikansi keberadaan hujjah Ilahi sebagai seorang pemberi petunjuk pada setiap masa.
Alasan lain atas urgensitas keberadaan Imam Maksum As dalam masyarakat manusia adalah bahwa al-Quran membutuhkan penjelas dan penafsir, dan tak ada yang mengetahuinya kecuali para Imam Maksum, dimana mereka mengetahui seluruh makna dan karakteristik-karakteristik ayat-ayat al-Quran yang muhkamah dan mutasyabih. Dengan demikian, berdasarkan hukum aksiomatis akal, setelah Rasulullah harus ada Imam Maksum As.[5]
Imam Ridha As dalam menjelaskan tentang pentingnya keberadaan Imam Maksum bersabda, Jika bumi kosong dari hujjah dalam sekejap saja, maka para penghuninya akan terkubur ke dalamnya.[6]
Para Imam Maksum As menjadi intisari ketenangan dan keamanan eksistensi keberadaan dan menjadi perantara kemurahan Ilahi, Allah Swt memberikan kenikmatan dan berkah Allah Swt kepada manusia melalui mereka dan dengan kehadiran mereka, dimana jika sejenak saja tak ada berkah dari mereka, maka bumi akan menguburkan para penghuninya.[7]
Akan tetapi mengenai siapakah obyek dan manifestasi dari Imam Maksum ini dan apa identitasnya, terdapat banyak riwayat yang menjelaskan bahwa sosok ini tak lain adalah putra Imam Hasan Askari As dan seterusnya.[8]

 
  1. Ayat-ayat yang mengabarkan tentang pemerintahan para saleh, mustadhafin dan mukminin di muka bumi.
Masalah kemunculan Hadhrat Mahdi Ajf bisa dibuktikan berdasarkan puluhan ayat al-Quran, fokus umum dari ayat-ayat ini terletak pada berita kepada orang-orang saleh dan mustadhafin bahwa mereka akan mendapatkan kembali haknya dan sampai pada puncak kekuasaan, menciptakan sebuah pemerintahan dunia yang tunggal bersandar pada kebenaran, hak dan keadilan, dan kemenangan Islam atas seluruh maktab dan agama. Al-Quran pada satu sisi menjelaskan berita ini pada sebagian kitab-kitab langit yang lain, “Dan sungguh Kami telah tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) azd-Dzikr (Taurat) bahwasanya hamba-hamba-Ku yang saleh mewarisi bumi ini.”[9]
Dari sisi lain, berita ini bersandar pada kehenda-Nya, “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”[10]
Ayat ini memberitakan tentang kemunculan dimana dalam tafsirnya terdapat banyak riwayat yang akan membuktikan klaim kita.
Pada ayat lain, Allah Swt mengungkapkan bahwa pemerintahan dan keberlanjutan mukminin dan para shaleh sebagai janji Ilahi kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, dan menghadiahkan keamanan dan ketenangan, berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.”[11] Riwayat-riwayat para Maksum As mengidentikkan ayat ini pada Hadhrat Mahi Ajf dan para sahabat beliau.[12]
Penantian kemunculan pun yang merupakan pembahasan panjang, dan mengindikasikan pada keberadaan dan kemunculan Hadhrat Wali Ashr Ajf, juga disinggung dalam al-Quran dan riwayat para Imam, “sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu.”[13]
Dalam sebuah hadis, Imam Ridha As dalam menafsirkan ayat di atas menganggap bahwa menanti kemunculan akan memberikan ketenangan dan keluasan.[14]
 
Kesimpulan:
Apa yang bisa disimpulkan dari majemuk ayat dan riwayat di atas adalah bahwa, berdasarkan hikmah dan kasih sayang Allah, dalam sepanjang sejarah manusia senantiasa terdapat para pemimpin langit bagi para manusia, yang bertugas untuk memberi peringatan dan memberi petunjuk, dan Allah Swt membuat berkah keberadaan mereka ini menjadi hal yang senantias dan terus menerus di muka bumi. Hadhrat Mahdi Ajf, saat ini memegang kedudukan sebagai pemimpin dan rahbar dunia, dan beliau akan muncul suatu hari kelak.[15]
 

[1]. Untuk telaah lebih jauh, silahkan lihat: Imam Zaman Ajf dan Agama-agama, Pertanyaan 1428 (Site: 1631).
[2]. Hadîts Tsaqalain, Mustadrak al-Hâkim,  jil. 3, hal. 148, Thaba’ Dâr al-Ma’rifah, Beirut.
[3]. (Qs. Al-Raad [13]: 7)
[4]. Bihâr al-Anwâr, jil. 23, hal. 5.
[5]. Banu Isfahani, Sayyidah Nushrat Amin, Makhzan al-Irfân dar Tafsîre Qurân, jil. 3, hal. 39, penjelasan ayat 44 surah An-Nahl.
[6]. Bihâr al-Anwâr, jil. 23, hal. 29, pada kitab ini juga terdapat hadis-hadis lain dengan kandungan serupa.
[7]. Pada Bihâr al-Anwâr, jil. 23, jil. 56, kita akan bertemu dengan kategori pentingnya keberadaan pemimpin langit yang menerus.
[8]. Lihatlah: Muntakhab al-Atsâr, Najm Ats-Tsiqah, Bihâr al-Anwâr, jil. 23, dan ....
[9]. Qs. Al-Anbiya [21]: 105.
[10]. Qs. Al-Qashash [28]: 5.
[11]. Qs. An-Nur [24]: 55.
[12]. Rujuklah: Umide Sabz, hal. 34, Farzi, Muhammad Ali.
[13]. Qs. Hud [11]: 93.
[14]. Al-Mîzân, hal. 393-394.
[15]. Untuk informasi lebih lanjut, rujuklah: Mau’udsyenosi wa Pâsukh beh Syubahât, Ridwani, Ali Ashghar, hal. 287-298
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259830 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245598 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229504 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175599 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170980 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167398 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140310 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133538 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...