Advanced Search
Hits
10300
Tanggal Dimuat: 2012/02/14
Ringkasan Pertanyaan
Apa hukum dan pengaruh laknat dan pengkafiran orang lain tanpa dasar yang benar?
Pertanyaan
Salam. Pengaruh apa yang dapat ditimbulkan pada diri seseorang ketika melaknat dan mengkafirkan orang lain apabila tanpa dasar? Dan bagaimana hukumnya secara syar’i?
Jawaban Global

Dalam ajaran-ajaran agama kita dilarang untuk laknat dan mengafirkan orang lain tanpa dasar. Dalam hal ini, Islam tidak mengizinkan kepada siapa pun untuk melaknat dan mengafirkan seseorang tanpa dasar.

Demikian juga, terdapat banyak riwayat dari para maksum yang menyatakan apabila seseorang melaknat seseorang lainnya sementara ia tidak layak untuk dilaknat, maka laknat ini akan kembali kepada orang yang melaknat.
Jawaban Detil

Tema yang menjadi obyek pertanyaan akan dikaji dalam beberapa fokus pembahasan:

1.             Laknat, celaan, pengafiran (pemikiran takfir), berkata-kata tidak senonoh kepada orang lain yang dilaknat, dicela dan dikafirkan ssementara ia tidak pantas menerimanya, jelas dilarang dalam pandangan syariat suci Islam dan ajaran-ajaran agama. Perbuatan seperti ini dijanjikan azab yang pedih di akhriat kelak. Masalah ini bukan hanya tertolak dalam pandangan syariat suci Islam, yang hukumnya berdasarkan kemaslahatan dan kebijaksanaan, bahkan tidak satu pun hukum manusia dan non-Ilahi yang membolehkan perbuatan tercela ini dan mengizinkan manusia untuk melanggar wilayah eksklusif pribadi warga kota. Pun, dalam kaca mata hukum manusia, orang yang melakukan perbuatan tidak senonoh seperti ini dapat dituntut di hadapan hukum dan diseret ke hadapan pengadilan.

2.             Ajaran-ajaran agama mengajarkan supaya manusia beriman untuk tidak hanya berkata-kata dengan lisannya yang mengandung dosa dan melanggar hak seseorang, bahkan ucapan-ucapan yang tidak termasuk dosa sekalipun dan tidak mengandung muatan negatif,  misalnya senda gerau juga tidak dianjurkan oleh agama. Al-Qur’an dalam hal ini menyatakan, “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.” (Qs. Al-Mukminun [23]:3)[1] Ayat ini berkata bahwa sesungguhnya orang-orang beriman sedemikian terbangun jiwanya sehingga tidak hanya tidak berpikiran dan berkata-kata tanpa dasar serta berbuat tanpa tujuan, melainkan sesuai dengan ungkapan al-Qur’an, orang yang menjauhkan diri (dari perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, apatah lagi untuk berkata-kata tidak senonoh, melaknat dan mengafirkan orang lain.

3.             Dalam ajaran-ajaran agama kita, di samping perbuatan ini dilarang, terdapat banyak riwayat dari para maksum yang menyatakan, “apabila seseorang melaknat seseorang yang tidak pantas baginya maka laknat ini akan kembali kepadanya. “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa seseorang melaknat angin di hadapan Rasulullah Saw, Rasulullah Saw berkata kepadanya untuk tidak melaknat angin; karena ia mendapat tugas dari Allah Swt. Sesungguhnya orang yang melaknat seseorang yang tidak pantas baginya maka laknat itu akan kembali kepadanya.”[2]

Dalam riwayat ini, sebagaimana maklum, yang dilaknat dan dicemooh tidak senonoh adalah angin, bukan seorang manusia yang kehormatannya sebanding dengan kehormatan Ka’bah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus berhati-hati dalam ucapan dan tindakannya, tanpa dalil dan argumen syar’i, untuk tidak bertindak sesuatu dan menilai seseorang.

4.             Namun patut untuk dicamkan bahwa laknat tidak hanya dibolehkan bagi orang-orang yang menggangu dan mengusik para wali Allah Swt bahkan dianjurkan. Akan tetapi sesuai dengan apa yang telah dijelaskan, dengan memperhatikan pertanyaan yang diajukan tentang laknat, pengafiran,  dan gangguan terhadap kepribadiannya seseorang yang tidak layak baginya menerima laknat dan bukan termasuk orang-orang yang menggangu dan menyakiti para rasul dan para wali Allah Swt.

Adapun orang-orang yang menyakiti para rasul dan wali Allah Swt ini adalah termasuk orang-orang yang dilaknat Allah Swt dan orang-orang yang melaknat, “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan tanda-tanda (kebesaran Kami) yang jelas dan petunjuk yang telah Kami turunkan, setelah Kami menjelaskannya kepada umat manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat.” (Qs. Al-Baqarah [2]:159) [iQuest]

 

 



[1]. Pada hakikatnya, laghw, sebagaimana yang disampaikan oleh sebagian ahli tafsir, adalah segala ucapan dan tindakan yang tidak mengandung manfaat dan kegunaan.”  Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 195, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1372 S.

[2]. Kulaini, al-Kâfi, jil. 8, hal. 69, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1368 S.  

"وَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَعَنَ رَجُلٌ الرِّیحَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ (ص) فَقَالَ لَا تَلْعَنِ الرِّیحَ فَإِنَّهَا مَأْمُورَةٌ وَ إِنَّهُ مَنْ لَعَنَ شَیْئاً لَیْسَ لَهُ بِأَهْلٍ رَجَعَتِ اللَّعْنَةُ عَلَیْهِ"

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Dalam perspektif agama Islam dan Syiah, dalam masalah-masalah apa sajakah manusia memiliki ikhtiar dan kebebasan?
    11440 Teologi Lama 2009/06/03
    Dengan merujuk pada teks-teks agama dan mencermati kandungan ayat-ayat dan riwayat, dapat ditemukan adanya pemahaman akan kebebasan manusia. Makna dari pernyataan ini bukanlah bahwa manusia memiliki kebebasan secara mutlak dan tidak ada satupun faktor atau kekuatan yang mampu memberikan pengaruh atau menguasainya, melainkan maksudnya adalah bahwa selain seluruh faktor dan ...
  • Bagaimana posisi syafâ’at pada hari Kiamat nanti?
    35042 Teologi Lama 2010/04/19
    Makna syafâ’at adalah memberikan bantuan dan pertolongan kepada seseorang yang lemah. Sedangkan syâfi' (pemberi syafâ’at) adalah seseorang yang memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan bantuan sehingga orang itu berada pada tingkat normal dan tidak lagi memerlukan bantuan.Syafâ’at (pertolongan) pada hari Kiamat kelak, ...
  • Apakah pernikahan temporal dari sudut pandangan bilangan itu dapat dibatasi atau tidak?
    9585 Hukum dan Yurisprudensi 2011/02/15
    Dalil-dalil ayat-ayat dan riwayat-riwayat dalam bab kehalalalan dan keabsahan pernikahan temporal sedemikian banyak sehingga tidak seorang pun yang dapat mengingkar dan memandangnya sebagai hadis buatan, namun dari sekumpulan riwayat dapat disimpulkan sedemikian bahwa pernikahan temporal sehubungan dengan orang-orang yang tidak dapat melangsungkan pernikahan permanen atau tidak ...
  • Bagaimana kita dapat menjelaskan masalah tauhid di kalangan anak muda?
    13571 Teologi Lama 2012/04/03
    Dalam silsilah pembahasan akidah, pembahasan tauhid merupakan pembahasan kunci dan asasi yang mencakup banyak masalah di dalamnya. Bagi Anda yang ingin melakukan aktivitas dakwah dan tabligh dalam masalah ini, Anda harus memperhatikan dan mengamalkan dua masalah penting; Pertama Anda harus memilih pembahasan-pembahasan yang sesuai dan logis. Kedua, ...
  • Apa urgensinya sehingga imam harus maksum dan bagaimanakah menentukan bahwa para imam itu maksum?
    8868 Teologi Lama 2010/03/13
    Bertolak belakang dengan Ahlusunnah, Syiah percaya bahwa dalam seluruh tingkatannya Imam sama dan sejajar dengan Rasulullah Saw, kecuali dalam masalah wahyu. Oleh karena itu imam juga harus seperti rasul yang maksum dan suci dari kesalahan, penyimpangan dan dosa, sebagaimana halnya Rasulullah Saw dan para ...
  • Apa yang menjadi sebab-sebab meletusnya perang Shiffin dan Nahrawan?
    63337 Sejarah Kalam 2011/07/18
    Faktor terpenting meletusnya perang Shiffin adalah penolakan Muawiyah untuk berbaiat kepada Baginda Ali As dengan dalih bahwa Baginda Ali As terlibat dalam kasus pembunuhan Usman. Tatkala perang nyaris berakhir dengan kemenangan sempurna Amirul Mukminin, dengan tipu-daya Amr bin Ash peperangan berakhir dan dengan peristiwa arbitrase (hakamain) yang mengharuskan ...
  • Bagaimana Fir’aun diazab dikarenakan perbuatan- perbuatannya yang merupakan ujian Tuhan?
    11136 Tafsir 2012/05/19
    Salah satu sunnah-sunnah Ilahi yang tidak mengalami perubahan adalah ujian dan cobaan untuk para hamba. Ujian dan cobaan ini terjadi dengan segala sebab dan dengan perantaraan kejadian-kejadian yang beragam. Terkadang Allah Swt menggunakan orang zalim sebagai perantara dalam menguji orang-orang lain sementara orang zalim tersebut ...
  • Apa yang dimaksud dengan marjaiyyah dan taklid? Bukankah taklid (meniru-niru) sebuah perbuatan yang tercela?
    8237 Hukum dan Yurisprudensi 2010/10/21
    Marjaiyyah bermakna (sebuah institusi yang) mengeluarkan fatwa dan merupakan satu terma teknis fikih.  Kebalikan dari makna ini adalah taklid. Dalam terma fikih taklid adalah merujuknya seorang non-ahli, pada satu persoalan keahlian, kepada seorang ahli dan spesialis yang dalam hal ini adalah marja taklid. Mengingat bahwa seorang non-ahli harus ...
  • Apa hukumnya membaca formula akad nikah mut’ah melalui internet?
    10705 Hukum dan Yurisprudensi 2013/02/14
    Dalam membaca formula akad nikah tidak terdapat perbedaan antara nikah mut’ah (temporal) dan nikah daim (permanen) karena itu keduanya mirip satu sama lain. Apabila yang dimaksud adalah membaca formula akad melalui internet adalah (semata-mata) mengetik formula akad, maka hal ini tidak dibolehkan menurut seluruh marja agung taklid.
  • Apakah kisah fitnah dari arah timur (Najd) itu maksudnya adalah Irak dan Saudi Arabia?
    15486 Sejarah Kalam 2010/02/18
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262643 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    247266 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230740 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    216043 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    177004 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172082 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168746 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    159289 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141979 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134792 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...