Advanced Search
Hits
6988
Tanggal Dimuat: 2010/06/07
Ringkasan Pertanyaan
Apakah masalah ini ada benarnya? Tatkala Dajjal muncul para pendukungnnya adalah orang-orang yang mencintai Utsman?
Pertanyaan
Saya ingin bertanya khususnya ihwal hadis yang disebutkan dalam kitab Mizân al-I’tidâl karya Dzahabi yang menyebutkan bahwa “Tatkala Dajjal muncul maka para pendukungnnya adalah orang-orang yang mencintai Utsman” Apakah hal ini benar demikian adanya?
Jawaban Global

Dengan mengkaji dalam kitab-kitab riwayat Syiah dan Sunni, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa riwayat yang menyebutkan “In kharaja al-Dajjal taba’ahu man kana yuhibbu Utsman.” (Tatkala Dajjal muncul maka para pendukungnnya adalah 0raong-orang yang mencintai Utsman) yang termaktub dalam kitab Mizân al-I’tidâl yang merupakan salah satu kitab rijal (biografi). Riwayat tersebut dinukil dari seseorang yang bernama Zaid bin Wahab meski perawi (yang meriwayatkan) diterima keandalannya oleh kebanyakan ahli ilmu rijal dari kalangan Ahlusunnah, tetapi sebagian dari mereka memandang riwayat ini merupakan dalil kelemahannya dan dari sisi lainnya lantaran riwayat ini tidak disebutkan pada literatur-literatur standar Ahlusunnah seperti Shihah Sittah, maka menjadi jelas bahwa riwayat semacam ini tidak mereka terima. Di samping itu, tidak jelas dari siapa Zaid bin Wahab menukil riwayat semacam ini.

Jawaban Detil

Dengan meneliti literatur-literatur riwayat Syiah maka kita tidak dapat menjumpai hadis ini dan satu-satunya literatur yang menyebutkan riwayat ini adalah kitab Mizân al-I’tidâl yang merupakan salah satu kitab rijal (biografi) Ahlusunnah. Teks hadis tersebut sebagai berikut, “In kharaja al-Dajjal taba’ahu man kana yuhibbu Utsman.” (Ketika Dajjal muncul maka para pengikutnya adalah orang-orang yang dulu mencintai Utsman). [1]

Hadis ini dikutip oleh seseorang bernama Zaid bin Wahab dan menariknya bahwa hadis yang sama dijelaskan sebagai sebuah dalil atas kelemahan hadis-hadis Zaid. [2]

Akan tetapi penyusun kitab Mizân al-I’tidâl sendiri memandang Zaid bin Wahab sebagai tsiqah (orang terpercaya) dan termasuk pembesar tabi’in. Dzahabi berkata, “Orang ini adalah orang yang dinukil hadisnya oleh seluruh Shihâh Sittah (Enam kitab utama Ahlusunnah). [3] Dalil atas persoalan ini juga merupakan sebuah rahasia yang diberikan oleh Mizân al-I’tidâl dalam menampilkan sosok Zaid bin Wahab; yaitu rahasia (ain) dan pada pendahuluan jilid pertama, Dzahabi berkata, “Rahasia ini menunjukkan bahwa Shihâh Sittah menukil hadis darinya.” [4]

Demikian juga penyusun kitab Tahdzib al-Asmâ wa al-Lughâ (yang juga merupakan kitab rijal Ahlusunnah) memandangnya sebagai orang terpercaya dan berkata, “Seluruhnya sepakat tentang dia sebagai orang yang terpercaya (dalam mengutip hadis).” [5]

Zaid bin Wahab menukil hadis dari Umar, Utsman dan Baginda Ali As. Pengarang kitab Tahdzib al-Asmâ wa al-Lughâ memandangnya sebagai orang terpercaya dan berkata, “Seluruhnya sepakat tentang dia sebagai orang yang terpercaya (dalam mengutip hadis).” [6] Ia hidup pada masa Rasulullah Saw namun tatkala ia telah memeluk Islam dan bermaksud untuk menjumpainya, Rasulullah Saw telah wafat dan tidak sempat bertemu dengannya. Karena itu ia termasuk dari golongan thabi’in.

Dalam kitab-kitab rijal Syiah tidak disebutkan bahwa Zaid bin Wahab adalah orang yang terpercaya dan hanya disebutkan pada Rijal Ibnu Dawud [7] yang memandang Zaid bin Wahab sebagai salah seorang sahabat Amirul Mukminin As. Demikian juga Syaikh Thusi dalam al-Fehrest. [8] Disebutkan bahwa ia mengumpulkan sebuah kitab yang disandarkan kepadanya yang mengumpulkan khotbah-khotbah Imam Ali As dan namun tidak disebutkan bahwa ia adalah orang terpercaya.

Poin lainnya bahwa kendati hadis yang sama tidak disebutkan pada kitab-kitab riwayat Syiah, namun sebuah riwayat dengan kandungan yang sama disebutkan dalam kitab Bihâr al-Anwâr [9] yang juga tidak disebutkan dalam kitab rijal bahwa para perawinya adalah orang-orang terpercaya. Misalnya Syaikh Thusi, dalam Rijâl, menyebutkan nama perawinya namun tidak menyebutkan bahwa perawi hadis tersebut adalah orang terpercaya. [10] Dengan demikian, karena hadis ini tidak disebutkan dalam kitab-kitab standar Syiah dan Ahlusunnah dan perawinya juga seperti Ya’qub al-Fasawa lantaran menukil hadis ini, karena itu ulama melemahkannya. [11] Dengan demikian, kita tidak dapat menghukumi validitas hadis ini secara definitif.

 

Kesimpulan

Zaid bin Wahab secara umum dipandang sebagai orang terpercaya di kalangan Ahlusunnah. Akan tetapi riwayat ini tidak dinukil darinya dalam kitab-kitab riwayat (standar) dan hanya dikutip dalam sebuah kitab Biografi (rijal) bernama Mizân al-I’tidâl. Karena itu, nampaknya hadis ini tidak diterima di kalangan Ahlusunnah. Dalam kitab-kitab Syiah juga hadis ini tidak disebutkan. [12] [IQuest]



[1] . Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman, Mizân al-I’tidâl fi Naqd al-Rijâl, jil.2, hal. 107, tahqiq Ali Muhammad al-Baljawi, Dar al-Ma’rifah al-Thiba’a wa al-Nasyr, Beirut, Cetakan Pertama, 1382 H.   

[2] . Mizân al-I’tidâl, jil. 2, hal. 107.

[3] . Ibid.

[4] . Ibid., jil. 2, hal. 2 (Mukaddimah).   

[5] . Abi Zakariyyah Muhyiddin bin Syaraf al-Nuri, Tahdzib al-Asmâ wa al-Lughât, jil. 1, hal. 277, Risetan Mustafa Abdulqadir ‘Atha, cetakan Beirut.   

[6] . Abi Zakariyyah Muhyiddin bin Syaraf al-Nuri, Tahdzib al-Asmâ wa al-Lughât, jil. 1, hal. 277, Risetan Mustafa Abdulqadir ‘Atha, cetakan Beirut.    

[7] . Ibnu Daud Hilli, Rijâl Ibn Daud, hal. 165, Cetakan Danesgha-e Teheran, 1383 H.

[8] . Syaikh Thusi, al-Fehrest, hal. 72, al-Maktab al-Murtadhawi, Najaf.   

[9] . Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 31, hal. 309, Cetakan Dar al-Wafa, Beirut.   

[10] . Syaikh Thusi, Rijâl, hal. 303, Qum, Cetakan Jami’a Mudarrisin, 1415 H.    

[11] . Mizân al-I’tidâl, jil. 2, hal. 107. Matan asli kitab:

و مما یستدل به على ضعف حدیثه روایته: إن خرج الدجال تبعه من کان یحب عثمان .

[12] . Untuk telaah lebih jauh ihwal Dajjal, silahkan lihat Pertanyaan   6114 (Site: 6323).  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259830 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245597 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229503 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175597 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170980 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167398 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133538 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...