Advanced Search
Hits
18750
Tanggal Dimuat: 2009/06/20
Ringkasan Pertanyaan
Apakah proses kesaksian Khuzaimah terkait dengan ayat terakhir surah al-Taubah itu benar adanya?
Pertanyaan
Apakah benar bahwa pada masa pengumpulan al-Quran untuk setiap ayat diperlukan dua saksi. Namun ayat terakhir surah al-Taubah saksinya hanyalah Khuzaimah. Zaid berkata catatlah ayat ini; karena Rasulullah Saw bersabda bahwa kesaksian Khuzaimah sebanding dengan kesaksian dua orang. Akan tetapi tatkala Umar membaca salah satu ayat dari surah al-Azhab terkait dengan rajam pria dan wanita pezina tidak diterima karena hanya satu orang yang mencatat ayat ini? (Kitâb al-Itqân, hal. 75)
Jawaban Global

Dengan memperhatikan adanya perbedaan dalam nukilan ini dan nama dua orang yaitu Khuzaimah bin Tsabit Anshari dan Abu Khuzaimah. Dari sisi lain, karena al-Quran harus dibuktikan dengan tawatur, riwayat-riwayat dan ucapan-ucapan ini tidak dapat dibenarkan dan dengan kesaksian satu orang atau dua orang al-Quran tidak akan dapat ditetapkan.

Di samping itu, dua ayat terakhir surah al-Taubah dengan kesaksian satu orang sebagai ganti dua orang tidak diterima, bahkan setelah kesaksian Khuzaimah, orang lain kemudian mengingat bahwa ayat ini adalah ayat al-Quran. Dari sisi lain, mengingat perhatian khusus Rasulullah Saw atas penghafalan al-Quran, bagaimana mungkin satu ayat mencukupi hanya didengarkan oleh satu orang bahkan apabila semua penulis wahyu juga telah gugur sebagai syahid, Imam Ali As masih ada sehingga dapat memberikan kesaksian! Karena itu nukilan dan kutipan seperti ini tidak dapat diterima.

Jawaban Detil

Sebelum menjelaskan benar atau tidaknya apa yang dikemukakan dalam pertanyaan, pertama-tama dengan mencermati beberapa pandangan yang mengemuka dalam hal ini dalam buku-buku Quranic Studies (‘Ulum al-Quran) seputar masalah ini kita dapat memberikan penilaian yang lebih baik:

  1. Zaid bin Tsabit yang merupakan petugas pengumpul al-Quran berkata, “Abu Bakar berkata kepadaku, “Kau pada masa Rasulullah Saw bertanggung jawab menulis wahyu. Maka sekarang engkau memikul tanggung jawab untuk mengumpulkannya.” Saya pun menerima permintaan Abu Bakar tersebut dan mengumpulkan al-Quran dari lembaran-lembaran, kertas-kertas dan gulungan-gulungan serta dari dada-dada (hafalan) orang-orang hingga dua ayat terakhir surah al-Taubah saya temukan pada Abi Khuzaimah al-Anshari dan ayat tersebut adalah, “laqad jaakum rasulun min anfusikum…”[1]
  2. Kharija bin Zaid bin Tsabit menukil, “Saya mendengar dari ayahku bahwa ia berkata, “Tatkala saya mengopi mushaf saya menghilangkan sebuah ayat dari surah al-Ahzab yang saya dengar sendiri dari Rasulullah Saw. Setelah mencari-cari (di beberapa tempat) saya menemukannya pada Khuzaimah bin Tsabit al-Anshari dan kami gabungkan (ayat tersebut) dengan surah al-Ahzab yang berbunyi, “min al-mu’minin rijalun shadaqu ma ‘ahaduLlah ‘alaihi..”[2]
  3. Yahya bin Abdurrahman bin Khattab meriwayatkan, “Umar bin Khattab memutuskan untuk mengumpulkan al-Quran. Ia beridiri di tengah orang-orang dan berkata, “Barang siapa yang belajar al-Quran di sisi Rasulullah Saw maka bawalah al-Quran yang dipelajari tersebut dan orang-orang membawa al-Quran yang tertulis pada lembaran-lembaran dan kertas-kertas, namun Umar tidak menerima sepotong ayat dari siapa pun kecuali dua orang memberikan kesaksian bahwa ayat tersebut merupakan ayat al-Quran. Setelah Umar, Usman berkata kepada masyarakat, “Apabila ada pada setiap orang ayat atau ayat-ayat dari Kitabullah maka hadirkanlah. Namun ia juga tidak menerima satu pun omongan kecuali dengan kesaksian dua orang yang menyatakan dan membenarkan bahwa ayat tersebut merupakan ayat al-Quran. Pada saat itu, Khuzaimah bin Tsabit datang dan berkata, “Saya melihat dengan mata kepala sendiri Anda menyingkirkan dua ayat dari al-Quran dan tidak menulisnya.” Mereka berkata, “Dua ayat yang mana?” Kata Khuzaimah, “Saya sendiri belajar dari Rasulullah Saw dua ayat tersebut kemudian ia membaca dua ayat terakhir surah al-Taubah, “Laqad ja’akum rasulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma anittum..” Usman yang mendengar ayat ini dari Khuzaimah berkata, “Aku bersaksi bahwa dua ayat ini turun dari sisi Allah Swt. Baiknya menurut Anda ayat ini kita tempatkan pada surah mana dalam al-Quran?” Khuzaimah berkata, “Tempatkan dua ayat ini pada surah terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah Saw! Demikianlah dua ayat ini digabungkan sebagai akhir surah al-Taubah dan mengakhiri surah tersebut dengan dua ayat yang dimaksud.[3]
  4. Ubaid bin Umair berkata, “Umar tidak menulis satu pun ayat dalam mushaf kecuali dua orang ini memberikan kesaksian bahwa ayat tersebut adalah ayat al-Quran.”[4] Seseorang dari Anshar membawakan dua ayat ini, “laqad ja’akum rasulun min anfusikum..” Umar berkata, “Terkait dengan ayat tersebut saya tidak menginginkan saksi darimu; karena akhlak Rasulullah Saw sebagaimana apa yang disebutkan pada dua ayat ini.[5]
  5. Khuzaimah bin Tsabit menukil demikian bahwa saya membawakan ayat, “laqad ja’akum rasulun min anfusikum..” ke hadapan Umar dan Zaid bin Tsabit. Zaid berkata, “Apakah ada seseorang yang memberikan kesaksian kepadamu?” Saya berkata, “Demi Allah saya tidak tahu.” Umar berkata, “Saya memberikan kesaksian baginya terkait dengan ayat ini.”[6]
  6. Zaid bin Tsabit berkata, “Tatkala saya menulis mushaf, saya mendengar satu ayat dari Rasulullah Saw, saya tidak jumpai pada seseorang atau pada catatan. Kemudian saya menemukannya pada Khuzaimah bin Tsabit dan ayat tersebut adalah, “min al-mu’minin rijalun shadaqu…” dan karena Rasulullah Saw menerima kesaksian Khuzaimah sebagai ganti kesaksian dua orang dan menyebutnya sebagai “dzu al-syahadatin” saya juga menerima kesaksiannya seorang diri dan dengan kesaksian, saya menulis ayat tersebut.[7]
  7. Ibnu Asytah menukil dari Laits bin Sa’id, “Orang pertama yang mengumpulkan al-Quran adalah Abu Bakar dan penulisnya adalah Zaid bin Tsabit. Orang-orang yang menyimpan ayat-ayat al-Quran membawanya ke hadapan Zaid namun ia tidak menerimanya kecuali dengan kesaksian dua orang jujur, dapat dipercaya dan Zaid bin Tsabit tidak menemukan dua ayat terakhir surah al-Taubah, kecuali pada Khuzaimah, namun ia tidak memiliki saksi yang membenarkan ucapannya. Namun demikian Abu Bakar memerintahkan untuk menulis; karena Rasulullah Saw menerima kesaksiannya sebagai ganti kesaksian dua orang dan ayat tersebut ditulis. Umar juga membawakan ayat rajam namun karena ia tidak memiliki saksi, ayat tersebut tidak ditulis.[8]

 

Demikianlah beberapa riwayat sehubungan dengan proses pengumpulan al-Quran khususnya terkait dengan dua ayat terakhir surah al-Taubah.

Dengan mencermati riwayat-riwayat ini menjadi jelas bahwa sebagian dari riwayat tersebut menegaskan bahwa dua ayat ini dibawakan oleh Abu Khuzaimah namun riwayat-riwayat lain menyebutkan bahwa yang membawakan dua ayat tersebut adalah Khuzaimah bin Tsabit. Ibnu Abdulbar dalam hal ini berkata, “Khuzaimah dan Abu Khuzaimah adalah dua orang dan masing-masing merupakan orang yang terpisah dan di antara mereka tidak terdapat hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sama sekali.[9]

Adapun terkait dengan pernyataan bahwa dua ayat tersebut merupakan ayat al-Quran riwayat-riwayat terbagi menjadi tiga bagian: Mengikut sebagian orang, bahwa dua ayat ini merupakan bagian dari ayat-ayat al-Quran hanya ditetapkan oleh kesaksian satu orang namun dalam riwayat lain ditambahkan dengan kesaksian Usman dan pada riwayat lainnya kesaksian Umar ditambahkan pada kesaksian orang pertama.

Poin yang patut mendapat perhatian adalah bahwa kaum Muslimin bersepakat dalam dua hal. Pertama bahwa tiada satu pun perkataan seseorang yang dapat ditetapkan sebagai al-Quran kecuali melalui jalan tawatur dan nukilan-nukilan yang mendatangkan keyakinan. Kedua bahwa tidak ada jalan bagi penambahan dalam al-Quran namun riwayat-riwayat kodifikasi yang menjadi obyek pembahasan kita berbeda dan bertentangan dengan dua masalah konsensus ini.

Dengan kata lain, seluruh kaum Muslimin berpandangan bahwa untuk menetapkan sebuah ucapan atau tuturan itu al-Quran tidak lain kecauli melalui tawatur, nukilan-nukilan yang banyak dan meyakinkan. Namun sehubungan dengan riwayat-riwayat kodifikasi al-Quran menunjukkan bahwa pada waktu pengumpulan al-Quran satu-satunya kriteria dan pakem untuk menetapkan sebuah ucapan atau tuturan itu adalah al-Quran, yang berada di tangan dan dengan perantaranya, ayat-ayat al-Quran selain yang telah diidentifikasi, adalah kesaksian dua orang Muslim dan terkadang seseorang  yang kesaksiannya sebanding dengan kesaksian dua orang. Kemestian perkataan ini adalah bahwa al-Quran ditulis dengan kabar tunggal (khabar wahid) bukan melalui jalan tawatur! Apakah kaum Muslimin benar-benar dapat mengamalkan hal ini? Atau mengungkapkan hal ini? Kita tidak tahu validitas riwayat-riwayat yang menunjukkan penetapan al-Quran melalui kabar tunggal atau kesaksian dua orang atau satu orang, sesuai dengan ijma dan keyakinan seluruh kaum Muslimin yang menyatakan al-Quran tidak dapat ditetapkan kecuali melalui jalan tawatur dan jalan lain? Apakah definitifnya bahwa al-Quran harus ditetapkan melalui jalan tawatur bukan melalui kabar tunggal dan kesaksian dua orang tidak dapat menjadi dalil bahwa seluruh riwayat ini adalah riwayat dusta?[10]

 

Pandangan Valid tentang Kodifikasi al-Quran

Apa yang secara ringkas dapat dikatakan pada kesempatan ini adalah bahwa penyandaran pengumpulan al-Quran kepada para khalifah dan masa-masa pasca Rasulullah Saw merupakan sebuah perkara klaimitis dan kabur, keliru dan tanpa dasar yang bertentangan dengan al-Quran, sunnah, ijma dan  akal. Para pendukung konsep distorsi tidak dapat melalui jalan ini, dapat menetapkan pandangan keliru dan tanpa dasar mereka, karena al-Quran telah dikumpulkan pada masa Rasulullah Saw sendiri dan sesuai dengan perintah dan pengawasan beliau.

Apabila, anggaplah kita menerima, bahwa Abu Bakar yang mengumpulkan al-Quran pada masa khilafahnya, maka proses pengumpulannya sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat di atas tentu saja dusta; karena pengumpulan al-Quran berpijak di atas keyakinan dan qath. Artinya ayat-ayat al-Quran karena tawatur dan nukilan-nukilan yang banyak telah dikenal di kalangan kaum Muslimin. Dan ayat-ayat definitif dan telah dikenal di hati-hati kaum Muslimin dan mereka mengenal dan akrab denganya, telah dimasukkan dalam al-Quran dan dikumpulkan pada satu tempat.

Benar, tidak dapat diragukan bahwa Usman pada masa khilafahnya mengumpulkan al-Quran namun hal itu tidak bermakna bahwa surah-surah dan ayat-ayat al-Quran dikodifikasi dalam satu mushaf dan dihimpun dalam sebuah mushaf tunggal dari lembaran-lembaran yang berserakan. Makna pengumpulan al-Quran pada masa Usman bermakna bahwa ia menyatukan satu bacaan tunggal dan membakar seluruh al-Quran lainnya yang tidak sesuai dengan bacaan yang diinginkan. Dengan demikian, ia melarang segala bentuk bacaan yang beragam dan perbuatan ini secara terminologis disebut sebagai tauhid al-mashâhif (penyatuan mushaf-mushaf). [iQuest]

 

Untuk telaah Lebih Jauh silahkan lihat beberapa literatur berikut:

  1. Al-Bahr al-Muhith fi  al-Tafsir, Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf Andalusi, jil. 5, hal. 535.
  2. Al-Bayân fi Tafsir al-Qurân, Sayid Abu al-Qasim Khui, hal. 240.
  3. Al-Mizân, Terjemahan Persia, Musawi Hamadani, jil. 12.

 


[1].  Hasyim Zadeh Harisyi, Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 303, Qum, Kitabpurusyi Najafi, Tanpa Tahun.

[2]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 304.

[3]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 305.

[4].  Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 306.

[5]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 307.

[6]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 308.

[7]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 312.

[8]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 320.

[9]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 323.

[10]. Bayân dar Masâ’il Qur’ân, hal. 324.

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah air ghusalah yang keluar dari sesuatu yang terkena najis itu najis?
    11689 Hukum dan Yurisprudensi 2011/03/07
    Apabila sesuatu yang najis dicuci di bawah keran air yang bersambung dengan air kurr kemudian air yang menetes tersebut bersambung dengan air kurr dan tidak memiliki bau atau tidak berwarna atau rasanya tidak berubah maka air tersebut suci.[1]
  • Apakah maksud riwayat Qaimatu Kullu Imri’in Ma Yahsunuh?
    7326 Dirayah al-Hadits 2012/09/19
    Para komentator sabda Imam Ali As dalam mengurai tuturan beliau, “Qaimatu Kullu Imri’in Ma Yahsunuh”[1] (Nilai seseorang yang sesungguhnya adalah pada pengetahuannya dan kesempurnaan prestasinya),[2] berkata, “Nilai setiap orang dan penghormatannya di kalangan masyarakat adalah seukuran ilmu dan pengetahuannya.”
  • Berapa usia orang-orang yang menghuni surga dan neraka?
    26435 Tafsir 2012/02/06
    Perubahan bentuk dan rupa manusia seiring dengan perubahan usia adalah hal-hal yang berkaitan dengan dunia ini. Namun dunia akhirat khususnya surga tidak dapat digambarkan seperti ini. Di surga tidak akan ditemukan manusia dengan model dan rupa beragam seperti sebagian anak kecil, usia menengah dan usia senja. Bahkan sekiranya kita ...
  • Mengapa keyakinan terhadap Determinisme itu merupakan suatu hal yang tertolak dan absurd?
    15552 Teologi Lama 2010/07/17
    Determinisme bermakna bahwa manusia terpaksa dan tidak memiliki kebebasan dalam seluruh aktifitas dan perbuatannya. Para teolog Asy’ariah (penganut paham Determinisme), sekaitan dengan aktifitas dan perbuatan manusia, berpandangan bahwa manusia terpaksa dalam setiap perbuatannya dan sama sekali tidak memiliki kehendak, ikhitiar dan kebebasan. Mereka menyandarkan seluruh perbuatan manusia ...
  • Apa kira-kira jawaban yang dapat disodorkan atas syubha yang menyatakan bahwa “Apabila Tuhan itu memang ada maka seluruh manusia akan beriman kepada-Nya?”
    7675 پروردگار. نامها و ویژگی ها 2012/09/19
    Meyakini sebuah realitas atau mengingkarinya tidak akan dapat merubah realitas yang ada. Sehubungan dengan Allah Swt juga harus dikatakan bahwa keyakinan (belief) terhadap adanya Allah Swt (baik bagi orang yang meyakini, mengingkari atau meragukan-Nya) bukanlah terkait dengan wujud Tuhan pada kenyataannya. Dengan kata lain, keyakinan-keyakinan ...
  • Mengapa perempuan tidak dapat menjadi marja taklid?
    6577 Hukum dan Yurisprudensi 2011/04/19
    Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dan para ahli agama sehubungan dengan persoalan seperti menjadi marja taklid atau hakim bagi perempuan dan sebagian persoalan lainnya. Masalah ini tidak termasuk di antara hal-hal yang disepakati secara pasti (musallamât) dalam agama. Orang-orang yang meyakini bahwa ...
  • Apakah cincin harus dikenakan di tangan kanan?
    69000 Hukum dan Yurisprudensi 2010/07/21
    Salah satu sunnah Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As adalah menggunakan cincin di tangan kanan yang disebutkan dalam beberapa riwayat terkait dengan jenis, bentuk dan ukiran (tulisan) di atas cincin tersebut. Di samping itu dianjurkan (lebih baik) ...
  • Mengapa manusia harus menerima tanggung jawab?
    34879 فضایل اخلاقی 2014/01/18
    Menerima tanggung jawab merupakan sebuah konsep yang senantiasa ada dalam kehidupan personal dan sosial manusia. Manusia, berdasarkan hubungannya yang luas, siap menerima tanggung jawab dalam pelbagai bidang pergaulannya. Domain-domain penerimaan tanggung jawab manusia dapat ditelusuri pada hubungannya dengan Sang Pencipta, dengan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang ...
  • Apakah surga dan neraka sekarang ini eksis?
    11192 Teologi Lama 2009/04/07
    Menurut ayat dan riwayat, surga dan neraka yang dijanjikan itu memiliki keberadaan sekarang ini. Dan pada hari kiamat akan digelar secara sempurna dan manusia akan menempati kediaman abadinya, sesuai dengan amal perbuatan, keyakinan, dan keikhlasan mereka. Namun bentuk lain telah digambarkan untuk surga dan neraka dimana dengan penyaksian ...
  • Bagaimana Revolusi Islam dapat diargumentasikan dengan sebuah hadis dari Imam Shadiq As yang di dalamnya menyatakan bahwa setiap kebangkitan yang ada sebelum kemunculan Imam Zaman Ajf akan menjadi sumber bala, musibah dan kesedihan para Imam dan Syiah?
    9445 Pelbagai Kebangkitan Sebelum Masa Kedatangan Imam Mahdi 2012/06/20
    Dalam menjawab pertanyaan ini harus dikatakan: Pertama: Kelompok riwayat ini dikeluarkan dengan dalil taqiyah atau dalam kondisi tertentu dimana kebangkitan bersenjata tidak terlalu memberikan manfaat dan pengaruh. Selain itu, dalam riwayat-riwayat kita, terdapat beberapa kasus dimana sebagian dari kebangkitan-kebangkitan justru dibenarkan dan mendapat penegasan.

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259046 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245269 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229063 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    213860 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175259 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170614 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    166855 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157058 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    139918 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133239 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...