Advanced Search
Hits
32951
Tanggal Dimuat: 2010/04/06
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana Tuhan itu telah ada semenjak awal tanpa ada yang menciptakan-Nya?
Pertanyaan
Saya memiliki seorang putri berusia 12 tahun. Ia memiliki pertanyaan seputar bagaimana Tuhan itu ada dan telah ada semenjak semenjak awal? Harap Anda menjawab pertanyaan ini dengan sederhana sehinga saya dapat jelaskan dengan mudah kepada putri saya.
Jawaban Global

Terkait dengan bagaimana Tuhan telah ada semenjak awal sejatinya merupakan penjelasan lain dari pertanyaan mengapa keberadaan Tuhan itu bersifat esensial sementara setiap makhluk memiliki pencipta dan pengada. Pada hakikatnya, isi pertanyaan ini adalah bahwa bagaimana Tuhan itu mengada dan siapakah yang menciptakan Tuhan?

Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya Anda mencermati beberapa pertanyaan ini; mengingat pertanyaan-pertanyaan berikut akan melapangkan dan menyiapkan pikiran untuk menerima inti jawaban.

Segala yang basah berasal dari air. Basahnya air itu sendiri dari apa dan dari mana? Lemak setiap makanan berasal dari minyak. Lemaknya minyak itu sendiri dari apa dan dari mana? Asinnya segala sesuatu berasal dari garam. Asinnya garam itu sendiri dari mana? Jawaban basahnya air dan asinnya garam serta lemaknya minyak adalah bersifat esensial (dzati). Demikian juga tatkala ditanyakan keberadaan setiap makhluk dan entitas berasal dari Tuhan lantas keberadaan Tuhan sendiri dari mana? Jawaban dari pertanyaan ini adalah keberadaan Tuhan adalah sifat esensial bagi Tuhan dan berasal dari-Nya serta tidak berasal dari yang lainnya.

Jawaban Detil

Merupakan suatu hal yang pasti bahwa setiap akibat memiliki sebab namun fallasi (mughâlatha) yang terjadi adalah menganggap Tuhan juga merupakan sebuah akibat. Dengan kata lain, ada anggapan bahwa setiap entitas memiliki sebab bahkan Tuhan sendiri yang merupakan Entitas yang bersifat esensial. Sebagaimana disebutkan bahwa setiap fenomena memerlukan pencipta namun Tuhan bukan merupakan sebuah fenomena yang memerlukan pencipta bahkan Tuhan adalah pengada dan pencipta segala fenomena dan kejadian.[1]

Dengan kata lain, pengertian Tuhan yang paling sederhana bahwa Dia adalah Entitas sempurna, tanpa cela dan tidak membutuhkan yang ada, Dia  ada tanpa membutuhkan orang lain sehingga Dia meminta tolong kepadanya; baik pada wujud-Nya juga pada efek-efek wujud-Nya.

Karena itu apabila disangkakan sosok Tuhan yang terkadang ada dan terkadang tiada maka demikian inilah tuhan ilusi kita; karena kita katakan bahwa Tuhan adalah Entitas yang tidak membutuhkan terhadap sesuatu yang lain sehingga keberadaan dan efek-efek keberadaan-Nya  memerlukan dan meminta pertolongan dari yang lain. Dengan demikian, Dia senantiasa ada semenjak dulu hingga sekarang (azali) dan akan senantiasa ada (abadi). Demikianlah definisi tentang Tuhan  dan menjadi Tuhan itu bersifat esensial tidak membutuhkan dan  tidak huduts (tadinya tiada kemudian mengada).

Hal ini semata-semata merupakan was-was pikiran tatkala benak manusia berusaha memahami arti kepenciptaan maka ia akan lupa bahwa Tuhan itu tidak membutuhkan dan keberadaan merupakan hakikat esensial-Nya.

Oleh itu tidak dapat digambarkan bahwa tatkala segala sesuatu memiliki pencipta yang lebih tinggi kedudukanya dari dia lantas mengapa Tuhan juga tidak boleh memiliki pencipta yang lebih tinggi dari-Nya. Di sini, Tuhan telah diasumsikan sebagai sebuah fenomena, sementara konsep tentang Tuhan seperti ini adalah ciptaan pikiran bukan Tuhan yang ada secara esensial dan tidak membutuhkan sebab.

Dengan demikian apabila Tuhan merupakan sebuah Entitas yang keberadaan, cinta, ketidakbutuhan, emanasi mutlak itu tak-berujung, tanpa batasan, kebutuhan, dan kekurangan, maka tentu saja Dia tidak dapat seperti entitas-entitas terbatas dan serba kekurangan, memiliki kebutuhan kepada seseorang yang lebih tinggi darinya sebagai penciptanya dan  membutuhkan dirinya. Karena Dia sendirilah yang mengadakan seluruh keberadaan, seluruh keunggulan dan seluruh keterbatasan serta tanpa-Nya segala sesuatu tidak akan ada sehingga dapat digambarkan sifat pencipta padanya.

Namun pada benak kebanyakan orang tidak terdapat  konsep yang benar tentang Tuhan karena Tuhan lebih tinggi dari setiap konsep dan pemahaman. Gambaran lemah kebanyakan orang hanya mencakup sifat pencipta-Nya, itu pun bermakna yang serupa dengan setiap pencipta yang hadits (tadinya tiada kemudian ada) dengan perbedaan bahwa Tuhan adalah seorang Pencipta yang lebih agung sedemikian sehingga Dia mampu mencipta segala sesuatu yang kita saksikan baik bintang-gemintang dan seluruh galaksi; laksana seorang malaikat yang dengan keagungan yang tentu saja dapat dipertanyakan apakah Tuhan yang sedemikian agung tidak memiliki pencipta untuk diri-Nya?

Karena itu gambaran ini, meski merupakan entitas dengan keagungan namun bukan Tuhan karena yang dimaksud dengan Tuhan adalah Entitas yang secara esensial mencakup seluruh sifat-sifat sempurna dan hampa sifat-sifat kekurangan, tidak terbatas pada batasan apa pun.

Dia adalah keberadaan mutlak, esa dan tidak membutuhkan. Dia secara esensial memiliki sifat-sifat ini dan tiada seorang pun yang memberikan sifat-sifat ini kepada-Nya.

Tuhan yang membutuhkan pencipta dan pertanyaan ini dapat diajukan kepadanya siapakah yang menjadi pencipta dan pengada dirinya? Sejatinya hal ini merupakan pemahaman yang mengandung kekurangan dimana tentu saja Tuhan jauh dari sifat-sifat kekurangan dan bahkan lebih tinggi dai setiap pemahaman, pencerapan dan pemikiran meski pada bentuk yang lebih akurat dan lebih tepat, Dia lebih unggul dan lebih tinggi.

Apa yang disampaikan di atas dapat dikemukakan dengan contoh-contoh dan pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana; misalnya kita tahu bahwa segala yang basah berasal dari air. Basahnya air itu sendiri dari apa dan dari mana? Lemak setiap makanan berasal dari minyak. Lemaknya minyak itu sendiri dari apa dan dari mana? Asinnya segala sesuatu berasal dari garam. Asinnya garam itu sendiri dari mana?Jawabannya adalah bahwa basah bagi air, lemak bagi minyak dan asin bagi garam adalah sifat-sifat esensialnya. Demikian juga tatkala ditanya keberadaan setiap entitas berasal dari Tuhan lantas keberadaan Tuhan itu sendiri dari mana? Dalam menghadapi pertanyaan seperti ini kita menjawab, “Keberadaan Tuhan adalah sifat esensial-Nya dan berasal dari-Nya serta tidak berasal dari yang lain.” [iQuest]

Indeks Terkait: 8515 (Site: id8551)

 


[1]. Ja’far Subhani, ‘Aqâid Islâmi dar Partu Qur’ân wa Hadits wa ‘Aql, hal. 120-121, Nasyr Bustan Kitab, 1386 S, Qum.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214294 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157467 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...