Advanced Search
Hits
36969
Tanggal Dimuat: 2015/07/30
Ringkasan Pertanyaan
Apakah peranan akal dalam agama Islam? Apakah mungkin Islam dapat hadir dalam kehidupan manusia tanpa peran akal?
Pertanyaan
Mungkinkah hukum Islam hadir dalam kehidupan manusia tanpa peranan akal? bagaimana jika terjadi pertentangan antara akal dengan teks al-Quran dan al-hadis?
Jawaban Global
Dalam ajaran Islam akal memiliki tempat yang khusus. Akal menurut Islam, berada di samping wahyu yang termasuk salah satu dalil-dalil dan hujjah. Akal adalah hujjah internal manusia yang membawa mereka pada jalan menuju kesempurnaan dan syariat (agama) mereka, adalah hujjah eksternal yang untuk menyelamatkan manusia dari pusaran pencemaran dan mendorong mereka menuju kesempurnaan dan kebahagiaan. Atas dasar ini hujjah eskternal dan internal tidak mungkin saling bertentangan.
Akal merupakan kekuatan yang paling mulia dalam wujud manusia.[1]
Allah Swt dalam Quran-Nya lebih dari 300 kali mengajak manusia untuk menggunakan, memanfaatkan sumber daya ini (akal) yang telah Allah berikan (untuk manusia).[2] Tetapi bahkan satu ayat pun Allah Swt tidak pernah mengajak hamba-hamba-Nya pada ketidakpahaman atau menjalankan sesuatu secara ikut-ikutan. Tentu saja dengan memperhatikan jangkauan lingkupan pengetahuan manusia, kebanyakan dari persoalan-persoalan harus merujuk pada ketentuan wahyu dan agama. Mungkin karena alasan ini (karena mayoritas manusia) al-Quran dalam beberapa persoalan mengedepankan akal dalam merujuk pada syariat.
Allah Swt berfirman:
«وَ قالُوا لَوْ کُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ ما کُنَّا فیأَصْحابِ السَّعیرِ»
Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Qs. Al-Mulk [67]:10)
Dengan memperhatikan perkataan Imam Ali AS dalam Nahj al-Balagha – tentang risalah Nabi- dapat diambil kesimpulan bahwa akal dan syariat bukan hanya saling tidak bertentangan akan tetapi bahkan mereka saling mendukung dan sejalan satu sama lain:[3]
“Dan (para Nabi datang) untuk membukakan di hadapan mereka kebajikan-kebajikan dan kebijaksanaan yang tersembunyi.”
Imam Ali As dalam penjelasan di atas, tentang hikmah pengutusan para Nabi mengatakan Allah Swt mengirimkan para nabi kepada umat manusia untuk membangunkan akal-akal mereka yang terkubur.
Dengn demikian, ajaran-ajaran para nabi dan syariat tidak bertentangan dengan akal, apa yang mereka katakan itulah kekayaan akal yang dipengaruhi oleh was-was syaitan, yang diabaikan oleh manusia, para nabi datang untuk mengingatkan ummat manusia pada pikiran dan kekayaan akal mereka. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara metode para nabi dalam mengajak umat manusia pada kebajikan dan hakikat yang diperoleh manusia dari jalan argumen yang benar dan logis. Satu-satunya perbedaan adalah para nabi pengambil pertolongan dari wahyu dan meminum air dari sumber mata air wahyu; oleh itu, agama dan rasionalitas atau syariat dan hikmat yang mana tujuan penempatan dan metode mereka adalah sama, keduanya sama sekali tidak bertentangan. Agama memanggil hakikat manusia sehingga memperoleh keyakinan dari dalil akal pada alam adi kodrati. Akal (‘aql) dan naql memiliki tempat sama dalam garis vertikal. Sebagaimana Imam Kazhim As bersabda, “Allah Swt menempatkan dua hujjah untuk manusia: hujjah secara lahir dan hujjah secara batin, hujjah secara lahir adalah para utusan Ilahi, para nabi dan maksum, dan hujjah secara batin adalah akal.”[4]
Atas dasar ini tidak mungkin hujjah eksternal (zhâhir) dan internal (bâthin) bertentangan antara keduanya. Hujjah berarti dalil dan petunjuk, petunjuk adalah orang-orang yang mengatakan mengenal jalan, tujuan dan titik akhir tersebut.
Menurut riwayat Imam Kazhim As untuk sampai pada Tuhan Yang Esa terdapat dua petunjuk: petunjuk eksternal dan petunjuk internal. Tentu saja harus diperhatikan bahwa kedua hujjah ini merupakan dua jalan yang berdiri sendiri dan tidak bertautan satu sama lain. Manusia akan sampai pada tujuan ketika akhir keselarasan dan koordinasi antara dua petunjuk ini terjalin.
Karena itu, akal adalah salah satu dari Rasul Tuhan, dan agama tanpa akal tidak memiliki arti, dan tidak ada satupun dari ayat al-Quran bertentangan dengan  keniscayaan dan kemestian akal, jika terdapat satu riwayat yang bertentangan dengan akal dan tidak ada pembenaran untuk hal tersebut maka riwayat tersebut ditolak. [iQuest]
 

[1].Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 3, hal. 57, Nasyr Islami, Qum, 1417 H.
[2].  Ibid.
[3]. Nahj al-Balâghah, Khotbah 1.
«... و یثیروا لهم دفائن العقول...»
[4].  Muhammad bin Yakub Kulaini,, al-Kâfi, Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 1, hal. 16, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Tehran, cetakaan keempat, 1407 H.
«یَا هِشَامُ إِنَّ لِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حُجَّتَیْنِ حُجَّةً ظَاهِرَةً وَ حُجَّةً بَاطِنَةً فَأَمَّا الظَّاهِرَةُ فَالرُّسُلُ وَ الْأَنْبِیَاءُ وَ الْأَئِمَّةُ وَ أَمَّا الْبَاطِنَةُ فَالْعُقُول‏».
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214295 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157467 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...