Advanced Search
Hits
7799
Tanggal Dimuat: 2009/07/22
Ringkasan Pertanyaan
Kapankah pemerintahan adil yang universal akan terbentuk? Apakah setelah berdirinya pemerintahan tersebut, kemiskinan dan kezaliman akan musnah?
Pertanyaan
Berapa lamakah pemerintahan adil akan terwujud pasca kemunculan Imam Mahdi As? Apakah setelah terbentuknya pemerintahan adil, kemiskinan atau kezaliman dalam sebuah masyarakat masih akan tetap ditemukan? Jika tidak ditemukan, maka tampaknya kita tidak lagi menjumpai perbuatan dosa?
Jawaban Global

Yang dapat diserap dari hadis-hadis, berkaitan dengan peperangan Imam Mahdi As melawan orang-orang yang zalim adalah bahwa peperangan tersebut akan berlangsung selama delapan bulan. Delapan bulan setelah kemunculan Imam Mahdi As, pelbagai negara akan berada dalam kekuasaannya sehingga akan terwujud sebuah pemerintahan adil di seantero jagad. Kekafiran, syirik dan kemunafikan akan musnah. Dengan demikian kezaliman tidak akan lagi mendominasi sebuah masyarakat dan sarana maksiat akan dilenyapkan, terlebih perbuatan dosa secara kolektif dalam sebuah masyarakat. Kelak, bumi akan mengeluarkan harta karun tambang dan tumbuh-tumbuhan. Hak-hak kaum fakir akan dikembalikan dan diambil dari kaum tiran dan konglomerat. Kemudian dibagikan kepada mereka yang fakir dan miskin, sehingga tak ada lagi orang yang akan menerima sedekah dan zakat. Sebab semua orang telah menjadi mampu dan berkecukupan.

Jawaban Detil

Meyakini Imam Mahdi As dan fenomena-fenomena pasca kemunculannya merupakan salah satu misdak (obyek) iman kepada yang ghaib. Dan hal ini tidak dapat diperoleh kecuali melalui wahyu dan nash-nash tekstual sehingga dapat menerima dan  mengenal tipologi keimanan ini.[1] Namun seiring dengan bergulirnya waktu, terasa tidak mungkin mengetahui sepenuhnya fenomena-fenomena sebelum maupun pasca kemunculan Imam Mahdi As sesuai rasa kuriositas terhadap kebenaran dari para pengikut syiah. Hal ini disebabkan karena adanya pelbagai kendala seperti taqiyah yang harus dilakukan oleh orang-orang syiah, pemalsuan dan perubahan hadis oleh musuh-musuh serta kelalaian maupun sikap sembrono yang dilakukan para perawi dalam mencatat hadis. Dengan demikian hadis-hadis tersebut akan punah dan hilang, mengingat tidak adanya publikasi dan dokumentasi. Apalagi dalam hal ini, kita temukan adanya kontradiksi dalam sebagian hadis-hadis. Oleh karena itu, jawaban dari pertanyaan di atas, khususnya pada bagian awalnya adalah jawaban asumtif dan memerlukan analisa serta telaah yang jeluk.

Untuk itu secara terpisah, kita akan menjawab bagian-bagian tersebut sebagai berikut: Terkait dengan pertanyaan berapa lamakah akan terbentuk pemerintahan adil pasca kemunculan Imam Mahdi As, Imam Bagir As berkata: “Imam Kedua Belas memerangi musuh-musuh Allah selama delapan bulan hingga Allah ridha atasnya.”[2]  Sesuai riwayat yang kita dapatkan bahwa Imam Mahdi As akan muncul di kota Mekkah dan seiring dengan bergabungnya para pembela dan pengikutnya, beliau akan bergerak menuju Iraq, kemudian menuju Syam (Suriah) dan setelah itu, menuju Baitul Maqdis.

Tak lama kemudian, seluruh negara-negara Eropa, Turkia, Cina, Afganistan dan negara lainnya akan berada di bawah kekuasaannya. Pemerintahan adil, kedamaian dan ketentraman dunia akan terwujud setelah masa delapan bulan peperangan berlangsung.[3]

Terdapat banyak perbadaan riwayat-riwayat terkait dengan masa berlangsungnya pemerintahan Imam Mahdi As. Ada yang mengatakan masa pemerintahan tersebut, berlangsung selama sembilan belas tahun dan beberapa bulan, tujuh tahun, empat puluh tahun, sepuluh tahun dan tiga ratus sembilan tahun dimana setiap tahunnnya sama dengan dua puluh atau empat puluh tahun. Dikatakan bahwa empat puluh hari setelah kesyahidan (syahadah) Imam Mahdi As, akan nampak tanda-tanda kiamat dengan hancurnya langit dan bumi dan terjadilah kiamat.[4]

 

Apakah setelah terbentuknya pemerintahan Imam Mahdi As, masih akan ditemukan seorang fakir?

Tatkala kebangkitan Imam Mahdi As dan terbentuknya sebuah pemerintahan adil, bumi akan mempersembahkan harta karun berupa tambang dan tumbuh-tumbuhan kepada beliau. Beliau As akan mengembalikan hak-hak kaum lemah dan fakir dari para penguasa zalim serta akan membagikannya secara adil kepada mereka. Dengan demikian tidak akan dapat ditemukan lagi seorang fakir pun juga tidak ada lagi seorang pun yang mau menerima zakat dan sedekah. Imam Shadiq As berkata: “ Dunia akan berbahagia dengan ditegakkannya keadilan, langit akan menurunkan hujan, pepohonan akan menampakkan buahnya dan bumi akan memunculkan tumbuhan-tumbuhan untuk menghiasi para penghuninya.[5] Imam Mahdi As menyuruh seorang untuk mengumumkan kepada orang-orang bahwa barang siapa yang membutuhkan harta, supaya berdiri namun hanya satu orang diantara mereka yang berdiri dan berkata: “ Saya membutuhkan harta”. Imam Mahdi as berkata: “ Pergilah ke seorang penjaga dan katakan bahwa aku menyuruhnya untuk memberikan uang kepadamu”, setelah seorang tadi, menyampaikan perintah Imam Mahdi As kepada penjaga tersebut. Penjaga tersebut menyuruh untuk memenuhi karungnya dengan uang dan kemudian setelah ia mengemas karung berisi uang tersebut, dan hendak memikulnya ia merasa menyesal dan berkata: “ Kenapa diantara umat Muhammad Saw aku harus menjadi orang yang paling rakus harta? Mengapa aku tidak mempunyai harga diri sebagaimana yang dimiliki orang lain? Setelah itu ia hendak mengembalikan uang tersebut kepada penjaga tadi, akan tetapi penjaga tadi menolaknya. Kemudian Imam Mahdi As berkata: “Aku tidak akan mengambil kembali uang yang telah aku berikan kepadamu”.[6] Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang akan mencari seseorang yang mau menerima pemberian, zakat dan sedekah mereka, namun mereka tidak mendapatkannya sebab pada saat nanti, semua orang akan menjadi kaya dengan anugerah Ilahi”.[7]

 

Apakah setelah berjalannya pemerintahan Imam Mahdi As masih akan ditemukan kezaliman di tengah masyarakat?

Keistimewaan pemerintahan Imam Mahdi As ialah sebagaimana tujuan utama seluruh para nabi, dengan tercipatanya kedamaian, ketenteraman dan keadilan di seluruh dunia dan hancurnya kebejatan, penyimpangan, kezaliman dan tindakan kriminal.

Akan tetapi, keberhasilan para nabi dan wasi mereka pada saat itu, tidak begitu nampak. Terciptanya kedamaian, ketenteraman dan keadilan dunia ini merupakan tujuan mereka semua dan fitrah suci semua orang di sepanjang sejarah pun menanti saat-saat sepeti ini. Maka dari itu, dikarenakan Allah Swt menjadikan para Nabi dan wasi sebagai seorang maksum yang mana mereka tidak akan pernah mengingkari janji mereka dan tidak akan membuat orang berharap atau menanti kesiasiaan. Maka sudah pasti, janji Allah akan terealisasikan dengan kriteria transendental ini dan bahkan terwujudnya janji Allah tersebut dapat dianggap sebagai tujuan penciptaan manusia.

Kelak dengan rahmat Ilahi seluruh umat akan bersatu berada di bawah panji tauhid sedangkan kekafiran, syirik dan kemunafikan akan mengalami kehancuran.[8] Terdapat banyak hadis baik yang tersurat maupun yang tersirat, menyinggung hal tersebut. Di antara hadis-hadis tersebut ialah ucapan Imam Hasan al Askari kepada anaknya yang berbunyi: “Hai anakku, seakan-akan aku melihat pada suatu saat nanti tatkala pertolongan Allah datang padamu, engakau berada di puncak keagungan, lalu surya kebenaran bersinar dan menelan gelapnya kebatilan. Allah Swt akan menghancurkan kekuatan para penguasa zalim melaluimu dan syiar-syiar agama akan dihidupkan kembali. Ufuk dunia akan menjadi terang, kedamaian dan ketenteraman akan tercipta di segala penjuru dunia. Musuh-musuhmu akan kalah dan terhina sedangkan para pembelamu akan menjadi mulia dan menang. Tidak ada satu pun dari para penguasa zalim, penentang dan para pelanggar hak-hak manusia yang akan tersisa di muka bumi ini, sebab barang siapa yang bertawakal kepada Allah Swt, maka Allah akan mencukupinya sebagaimana Allah akan menyelesaikan urusanNya dengan mewujudkan janji, keputusan dan takdir-Nya.[9]

 

Apakah dosa masih akan dilakukan di masa pemerintahan al Mahdi As?

Faktor perbuatan dosa yang paling urgen ialah kerakusan dan ketergantungan manusia kepada harta dunia. Tatkala manusia menggunakan hartanya secara cukup, mampu menjaga kemuliaan serta harga diri nya di tengah masyarakat dan mengarahkan pandangan dunianya ke arah pandangan dunia Ilahi, maka baginya harta dunia menjadi tak bernilai. Sebab dia percaya bahwa janji-janji Allah Swt adalah benar dan akan terwujud meskipun musuh-musuh tidak akan menerima dan tidak akan membiarkan hal tersebut terealisasi. Ketika manusia meyakini adanya hari kebangkitan, penghitungan amal, surga dan segala isinya di sana tidak dapat dibandingkan dengan usia manusia dan segala yang ada di dunia ini, maka tidak akan tersisa lagi motifasi untuk berbuat dosa. Ditambah, adanya hadis dan argumentasi sebagian para muhaqiq tersohor yang mengatakan bahwa usia iblis akan di akhiri dengan kebangkitan Imam Mahdi As.

Dengan bersandarkan pada hadis Nabi Saw yang berbunyi: “Iblis yang terkutuk akan disembelih oleh Nabi di Baitul Maqdis, sehingga bisikan, gangguan, rayuan dan perangkapnya pun akan lenyap.”[10] Sementara dari sisi lain, adanya pemerintahan adil dan merata, lingkungan sehat dan tenteram yang mencegah masyarakat dari kerusakan, penyimpangan dan perbuatan dosa merupakan benteng untuk perbuatan dosa. Dengan demikian benteng tersebut akan mencegah motifasi perbuatan dosa. Terdapat banyak hadis yang berkaitan dengan hal tersebut, diantaranya ialah hadis dari Imam Ja`far Shadiq dalam menandai pemerintahan Imam Mahdi As yang berbunyi: “Ikatan-ikatan yang tidak sah, minuman-minuman yang memabukkan dan mengkonsumsi barang riba akan tiada sementara orang-orang menuju ke arah ibadah dan ketaatan, amanat-amanat dipelihara dan disampaikan dengan baik, kejahatan-kejahatan manusia akan musnah, sedangkan orang-orang saleh akan tetap ada.[11] Rasulullah Saw bersabda: “ Allah Swt akan menghilangkan kesulitan-kesulitan umat dengan perantara Imam Mahdi As dan akan memenuhi hati hamba-hambaNya dengan ibadah dan ketaatan. Keadilan-Nya meliputi segala sesuatu. Allah Swt akan memberantas kebohongan dan para pembohong melalui Imam Mahdi As. Allah swt akan menghancurkan jiwa-jiwa pemangsa, penentang dan pemicu permusuhan serta mengeluarkan mereka dari perbudakan yang hina.[12] []

 

 

Daftar Pustaka:

1.       Al-Qur’an al-Karim.

2.       Ibrahim Amini,  Dâd Gustâre Jahân, hal 388, 447.

3.       Haidar Kasyani, Hukumâte Adle Gustâr,  hal 225, 301.

4.       Muhammad Jawad Khurasani, Mahdi Muntazar As,  hal 188, 273.

5.       Ali Kurani, Ashre Zhuhur,  hal 351, 370.

6.       Jam’e Newsyandagân  Adle muntazar, Guftâr-e 1, 11

7.       Shafi Gulpaigani,Lutfillah, Muntakhâbul Atsâr

8.       Shafi Gulpaigani Lutfillah, Imâmat wa Mahdawiyat,  jil. 3

9.       Kamil Sulaiman, Ruzegâr Rahâ`i, penerjemah Ali Akbar Mahdi Pur,  jil 1 dan 2

10.   Allamah Majlisi, Bihâr,  jil.  51 dan 52.

11.   Muhammad Husain Thabathabai, Tafsir al-Mizân, jil.14 hal 160 dan  170.



[1]. Lutfullah Shafi Golpaigani, Nawide Amn wa Aman( Imamat wa Mahdawiyat ), jil. 3 hal. 28-42.

[2]. Ilzâm an Nâshib, hal. 189. Ghaibâte Nu`mani, hal. 165. Besyâratul Islâm, hal. 199. Nukilan dari kitab Ruzegâr Rahâ`i, jil. 1 hal. 478.

[3]. Ruzegâr Rahâ`i jilid 2 hal. 536 dan 470. Bihâr al-Anwâr, jil. 52, hal. 309 dan 392.

[4]. Ruzegâr Rahâ`i, jil. 2 hal. 601-658. Bihâr al-Anwâr, jil. 2, hal. 279 dan 392.

[5]. Besyâratul Islâm, hal. 71. Dinulik dari kitab “Ruzegâr Rahâ`i, hal. 639.

[6]. Al-Muntakhâb al-Âtsar, hal. 147. Musnad Ahmad, jil. 3 hal, 37. Al-Shawâ`iq al-Muhriqah, hal. 164. Yanâbi` al-Mawaddah jil. 3, 135.

[7]. Ilzâm al-Naashib, hal. 230. Besyâratul Islâm, hal. 256. Ruzegar Raha`i, hal. 598.

[8]. Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. (Pengetahuan tentang rahasia) yang gaib di langit dan di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan kepada-Nya-lah dikembalikan seluruh urusan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Hud [11]: 118 & 123).

[9]. Bihâr al-Anwâr, jil. 5, hal. 35. Wafâtul Askari, hal. 49 nukilan dari Ruzegâr Rahâ’i, jil.1 hal. 530-531. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya.  (Qs. Al-Thalaq [65]:3)

[10]. Al Mizân, jil. 14 terkait Qs. Hajar:36, hal. 160-161-175.

[11]. Al-Muntakhâb al-Atsâr, hal. 474. Ilzâmu al-Nâshib, 228. Al-Malâhim wal Fitan, hal. 54

[12]. Bihar al-Anwar, jil. 51 hal. 75. Al-Malâhim wal Fitan, hal. 56. Al-Ghaibah, hal. 114.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259867 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245630 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229532 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214325 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175626 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171008 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167431 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157494 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140344 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133558 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...